Menuju konten utama

Dampak Gempa Banten 2 Agustus: Rumah Rusak di Sukabumi Jadi 26 Unit

Dampak gempa Banten 6,9 SR pada 2 Agustus 2019 yaitu rumah yang rusak di Sukabumi bertambah jadi 26 unit.

Dampak Gempa Banten 2 Agustus: Rumah Rusak di Sukabumi Jadi 26 Unit
Ilustrasi Seismografi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Jumlah rumah yang rusak di Sukabumi akibat gempa Banten bermagnitudo 6,9 pada Jumat, (2/8/2019), pukul 19.03 WIB bertambah menjadi 26 unit menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Jumlah rumah yang rusak terus diperbaharui dan kemungkinan masih bertambah dan hingga kini relawan dan petugas BPBD masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak gempa," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, dikutip dari Antara, Sabtu (3/8/2019).

Rumah yang rusak akibat gempa Banten itu tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.

Untuk jumlah rumah rusak berat tiga unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak sedang tujuh unit. Fasilitas lainnya, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT01/RW01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja juga rusak akibat gempa tersebut.

Ia mengatakan jumlah warga yang mengungsi akibat gempa Banten mencapi sembilan jiwa karena rumahnya rusak berat, antara lain satu keluarga berjumlah empat jiwa warga Kampung Wanamukti RT02/RW13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.

Selain itu, satu keluarga beranggotakan tiga jiwa warga Kampung Samelang, RT01/RW02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua jiwa warga Kampung Cihuni, RT03/RW07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas juga harus mengungsi karena rumahnya rusak berat.

Warga yang rumahnya rusak berat untuk sementara diungsikan ke tempat keluarganya terdekat maupun kerabatnya. Bantuan darurat mulai disalurkan BPBD, seperti alat perlengkapan makan, tidur, mandi, dan makanan siap saji untuk korban gempa Banten itu.

"Untuk kerugian masih dalam penghitungan, karena saat ini kami fokuskan untuk mendata rumah maupun fasilitas umum lainnya yang rusak. Data yang masuk ke kami pun statusnya masih sementara dan akan terus kami perbaharui serta dievaluasi, khususnya terkait kategori kerusakan," katanya.

Daeng mengimbau warga tidak mempercayai informasi maupun berita yang belum jelas asal-usulnya dan sumbernya. Warga juga diminta untuk tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. "Tapi diharapkan tidak ada lagi gempa selanjutnya," katanya.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH