Menuju konten utama

Dampak COVID-19: India Perpanjang Masa Lockdown Hingga 3 Mei 2020

Masa Lockdown di India diperpanjang hingga 3 Mei 2020 demi mencegah timbulnya titik penyebaran baru virus corona.

Dampak COVID-19: India Perpanjang Masa Lockdown Hingga 3 Mei 2020
Seorang wanita tunawisma berjalan setelah menerima paket makanan dan masker dari sebuah organisasi sukarela untuk melakukan karantina dari corona virus di Mumbai, India, Minggu, 29 Maret 2020. Rafiq Maqbool/AP

tirto.id - Pemerintah India memperpanjang masa lockdown atau karantina wilayah di negaranya hingga 3 Mei 2020 akibat virus corona COVID-19.

Awalnya, masa lockdown India berlangsung selama 21 hari yang seharusnya berakhir pada hari ini, Selasa (14/4/2020).

Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebuah pidato mengatakan, perpanjangan masa lockdown serta langkah-langkah social distancing lainnya telah bermanfaat bagi negara meskipun banyak pengeluaran dari segi perekonomian.

India, lanjut Modi, perlu menghentikan penyebaran virus dan mengambil langkah-langkah lebih keras untuk mencegah timbulnya titik penyebaran baru virus corona.

Seperti dilansir dari CNBC, Selasa (14/4/2020), Modi menyampaikan terima kasihnya kepada rakyat India karena mau mematuhi peraturan lockdown yang diterapkan pemerintah meskipun ada banyak kesulitan yang dialami.

Sesaat sebelum Modi berpidato, beberapa negara bagian di India seperti Benggala Barat juga telah mengumumkan akan memperpanjang masa lockdown di wilayahnya.

Sebelumnya, Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal telah menginformasikan perihal keputusan perpanjangan lockdown di India melalui akun twitter resminya.

"PM telah mengambil keputusan yang benar untuk memperpanjang lockdown. Hari ini, posisi India lebih baik daripada banyak negara maju karena kami mulai lockdown lebih awal," tulis Kejriwal.

Kasus COVID-19 di India Meningkat

Meskipun sudah ada keputusan untuk menutup sebagian besar wilayahnya, kasus coronavirus terus meningkat tajam di India.

Pada hari ini, pukul 8 pagi waktu setempat, kementerian kesehatan India melaporkan telah ada sebanyak 10.363 kasus positif virus corona dengan 339 kematian, sementara 1.035 kasus berhasil sembuh.

Pada awal penetapan lockdown di India, telah memengaruhi sebagian besar rumah tangga berpenghasilan rendah dan penerima upah harian, sebab membuat banyak dari mereka tidak bekerja dan tidak mendapatkan upah.

Untuk mengatasi goncangan ekonomi secara tiba-tiba tersebut, India telah mengumumkan paket stimulus fiskal sebesar 22,5 miliar dolar AS yang dirancang untuk membantu rumah tangga miskin melalui ketahanan pangan dan transfer tunai langsung.

Ahli ekonomi India Priyanka Kishore mengatakan, yang sudah tumbuh pada laju paling lambat dalam enam tahun sebelum wabah coronavirus, diatur untuk mengambil pukulan besar dari dampak lockdown.

Kepala ekonomi India dan Asia Tenggara di Oxford Economics itu menyebutkan, India perlu memangkas proyeksi pertumbuhan setahun penuh untuk tahun kalender 2020.

"Ini tidak hanya mencerminkan pukulan besar pada ekonomi dari langkah-langkah penahanan yang kemungkinan akan diperpanjang sampai akhir kuartal kedua tetapi juga kerapuhan ekonomi yang melekat di India dan terbatasnya kebijakan persenjataan yang kemungkinan akan menghambat rebound yang cepat dan menentukan dalam pertumbuhan,“ kata Kishore.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH