Menuju konten utama

Dampak Corona: Konsumsi Gas PGN Turun 10 Persen

PGN memperkirakan puncak penurunan permintaan gas terjadi sekitar Juni-Juli 2020.

Dampak Corona: Konsumsi Gas PGN Turun 10 Persen
Teknisi memeriksa jaringan gas di Mobile Refueling Unit (MRU) milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

tirto.id - Pandemi Corona atau COVID-19 telah mengakibatkan aktivitas bisnis dan produksi menurun seiring turunnya permintaan dan pembatasan aktivitas di luar ruangan. Perusahaan Gas Negara (PGN) mencatat hal ini telah mengakibatkan penurunan konsumsi gas dari berbagai sektor usaha yang secara tidak langsung memukul pendapatan mereka.

“Ini berdampak pada penurunan permintana PGN yang dari bulan ke bulan terus melebar. Dari Januari turun 11 BBTUD. Per 24 Februari 2020, 30 BBTUD, sekarang sudah turun 47 BBTUD. Sekitar 5 persen (dari permintaan normal),” ucap Commercial Director PGN Dilo Seno Widagdo dalam webinar, Selasa (14/4/2020).

Dilo menyatakan tren penurunan ini masih akan berlanjut lebih dalam lagi. Ia memperkirakan penurunan permintaan gas baru akan mencapai puncak sekitar Juni-Juli 2020.

“Hampir menyentuh angka 10 persen dari kondisi normal,” ucap Dilo.

Penurunan permintaan gas ini terjadi di berbagai industri. Ia menyebutkan salah satu industri yang terdampak signifikan adalah produsen keramik yang konsumsi gasnya sudah turun 15 persen. Sektor kimia mengalami penurunan sekitar 12 persen. Produsen gelas mengalami penurunan 11 persen.

Posisi mereka disusul industri otomotif, logam, dan manufaktur yang rata-rata penurunannya mencapai 5 persen. Sektor bisnis seperti mall katanya juga tidak luput dengan peenurunan konsumsi gas sekitar 3 persen.

Lainnya ada juga penurunan konsumsi gas karena sejumlah proyek infrastruktur terhambat Corona. Belum lagi turisme seperti perhotelan yang dipastikan akan turun signifikan mengingat pariwisata terdampak cukup parah.

Sebagai antisipasi PGN katanya sudah membuat uji ketahanan atau stress test. Pertimbangannya juga sudah diperluas sampai mencangkup fluktuasi rupiah, harga minyak dan penurunan demand.

Dari perhitungan itu, mereka katanya tengah mengantisipasi penurunan harga LNG yang turun drastis selama beberapa minggu terakhir. Penurunannya cukup signifikan di kisaran 30-40 persen dari harga LNG pada normalnya.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PANDEMI CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan