Menuju konten utama

Daftar Tragedi Sepak Bola Terbesar di Dunia & Duka di Kanjuruhan

Daftar tragedi sepak bola terbesar di dunia sebelum kerusuhan Kanjuruhan di antaranya Estadio Nacional di Lima, Heysel, dan Hillsborough.

Daftar Tragedi Sepak Bola Terbesar di Dunia & Duka di Kanjuruhan
Kondisi tribun penonton Stadion Kanjuruhan usai kerusuhan terjadi di stadion itu, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sedikitnya 129 orang dilaporkan meninggal dunia dan 13 mobil rusak akibat kerusuhan tersebut. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

tirto.id - Tragedi terjadi usai pertandingan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022), di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Dalam tragedi tersebut hingga kini setidaknya terdapat 125 korban jiwa dan 323 korban luka atau cedera.

Pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu membuat suporter tuan rumah kecewa. Sekitar 3.000 orang turun ke lapangan dan sebagian di antaranya melakukan perusakan.

"Terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri tidak pernah kalah, namun pada malam ini mengalami kekalahan. Rasa kekecewaan itulah yang menyebabkan para penonton turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," papar Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta.

Melihat sikap suporter yang demikian, polisi bertindak dengan mengeluarkan gas air mata. Tindakan ini menimbulkan kepanikan hingga gangguan kesehatan pada suporter, yang kemudian berupaya pergi keluar stadion melalui satu titik, yang menyebabkan penumpukan massa.

"Karena sudah mulai menyerang petugas, sudah mulai merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar yaitu pintu 12 kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," tambah Nico.

Pada Minggu (2/10) malam, berdasarkan data resmi Polri, korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang, 2 di antaranya anggota Polri. Angka korban jiwa berpeluang bertambah.

Usai peristiwa ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 menghentikan seluruh laga Liga 1 2022/2023 selama sepekan. Beberapa pertandingan yang dibatalkan termasuk laga Persib vs Persija dan PSIS vs Bhayangkara FC pada hari ini Minggu (2/10), dan PSM vs Barito Putra pada Senin (3/10).

Terkait tragedi Kanjuruhan. berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri, menyampaikan duka cita mendalam. Presiden FIFA, Gianni Infantino menyebutkan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa.

"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami untuk para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini," paparnya dikutip Antara.

Daftar Tragedi Sepak Bola Dunia: Lima hingga Hillsborough

Beberapa tragedi terburuk dalam sepak bola di dunia di antaranya adalah Tragedi Stadion Nasional Lima pada 1964, Stadion Heysel pada 1985, hingga Hillsborough. Dikutip dari Hindustan Times, tragedi dengan korban jiwa terbanyak adalah di Lima, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 328 orang.

Tragedi Stadion Nasional Lima

Tragedi karena serbuan suporter ke lapangan pernah terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional) di Lima, Peru, pada 24 Mei 1964. BBC menyebut bahwa tragedi ini adalah yang terburuk dalam sejarah sepak bola.

Ketika itu, Peru menjamu Argentina dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 1964 di zona CONMEBOL. Tercatat ada 53.000 penonton di stadion kala laga berjalan. Argentina unggul lebih dahulu. Sekitar 6 menit jelang laga usai, Peru mencetak gol, tetapi tidak disahkan wasit asal Uruguay, Angel Eduardo Pazos. Hal ini menyebabkan serbuan penonton ke lapangan.

Untuk mengendalikan massa, polisi melepaskan gas air mata. Ini menyebabkan kepanikan penonton, sehingga mereka berlarian menghindari gas, dan menciptakan penumpukan keluar stadion. Berdasarkan versi resmi, korban tewas dalam tragedi ini mencapai 328 orang, meskipun ada perkiraan angkanya lebih banyak. Sebagian besar korban jiwa mengalami pendarahan internal atau asfiksia.

Tragedi Accra

Pada 9 Mei 2001, di Stadion Ohene Djan, Accra, Ghana terjadi pertandingan antara Accra Hearts of Oak melawan Asante Kotoko. Keduanya adalah tim tersukses di Liga Ghana saat itu, dengan pendukung yang memadati stadion. Ketika Accra berhasil mencetak gol untuk membuat skor 2-1 atas Asante Kotoko, fans Kotoko mulai menghancurkan kursi plastik dan melemparkan ke dekat lapangan.

Polisi merespons ini dengan menggunakan gas air mata ke arah penonton, yang disambut dengan lemparan botol. Ketika gas semakin menyebar, fans yang panik berlari untuk mencari jalan keluar. Namun, pintu tertutup. Terjadilah penumpukan, yang berujung pada meninggalnya 116 orang karena asfiksia dan 10 orang karena trauma.

Tragedi Stadion Heysel

Berlokasi di Stadion Heysel pada 29 Mei 1985, terjadi kerusuhan jelang duel Juventus vs Liverpool dalam final European Cup (sekarang Liga Champions) 1985.

Kericuhan terjadi sekitar 1 jam sebelum kick-off, ketika hooligans melemparkan flare, batu, dan botol melewati pembatas antara wilayah pendukung Liverpool dan Juventus. Hal ini berlanjut dengan bentrok. Total terdapat 39 orang yang harus meregang nyawa sedangkan 600 orang mengalami cedera.

Tragedi Stadion Hillsborough

Tragedi juga pernah terjadi dalam semifinal Piala FA 1988/1989 antara Liverpool vs Nottingham Forest yang dihelat 15 April 1989. Ini bermula dari menumpuknya suporter Liverpool dengan jumlah besar yang hendak memasuki stadion melalui Leppings Lane, tetapi dengan bekal informasi yang terbatas. Hingga menjelang pertandingan, masih banyak suporter The Reds yang tertahan di luar.

Aparat keamanan mengusulkan agar kick-off pertandingan ditunda. Namun, David Duckenfield, Kepala Polisi Sheffield saat itu memilih untuk jalan terus. Ia memerintahkan pembukaan pintu keluar yang biasanya ditutup, dengan harapan suporter dapat masuk. Namun, yang terjadi adalah penumpukan massa dalam ruangan yang sempit. Banyak yang tergencet atau terinjak.

Tragedi Hillsborough menyebabkan 97 orang meninggal, sedangkan 766 lainnya mengalami luka atau cedera.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fitra Firdaus