Menuju konten utama

Daftar Tanaman Obat yang Dikembangbiakkan dengan Cara Stek

Keunggulan teknik stek selain hasil tanaman identik dengan pohon induk, juga hanya perlu sedikit lahan tapi banyak hasil anakan.

Daftar Tanaman Obat yang Dikembangbiakkan dengan Cara Stek
Petani porang (Amorphophallus oncophyllus) Fachril Murad menunjukkan tanaman budidayanya dalam polybag di Padang, Sumatera Barat, Selasa (20/4/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.

tirto.id - Stek menjadi salah satu cara perkembangbiakan tanaman buatan yang praktis dan ekonomis, tapi punya banyak keuntungan.

Dilansir dari buku Budidaya Tanaman Obat dan Rempah, stek merupakan kegiatan budi daya tanaman dengan pemisahan atau pemotongan bagian tertentu tanaman.

Bagian yang dapat dipotong dapat terdiri dari: akar, batang, daun, dan tunas.

Bagian tersebut nantinya akan membentuk akar baru. Jenis-jenis stek dibagi berdasar bagian tanaman yang dipotong, seperti stek akar, stek cabang, stek daun, stek umbi, dan sebagainya.

Beberapa tanaman obat dapat dikembangbiakkan dari stek, misalnya seperti: sirih, brotowali, dan lada. Berikut berbagai contoh tanaman berdasar perkembangbiakan stek:

  • Stek Batang:
Beberapa tanaman obat yang dikembangbiakan dengan cara ini adalah sirih, brotowali, lada, kumis kucing.

Dikutip dari Budidaya dan Khasiat Brotowali, tanaman brotowali merupakan herbal yang mudah dikembangbiakkan dengan stek batang.

Setelah pemotongan pada batang berukuran sekitar 5 cm, proses selanjutnya membiarkan batang bertunas selama 2 minggu di tanah yang lembab.

Apabila batang telah bertunas maka tanaman brotowali siap ditanam.

  • Stek Rimpang dan Akar
Terdapat juga tanaman obat yang dikembangbiakkan secara stek rimpang (rhizome) dan stek akar, seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kencur.

Sedangkan tanaman daun dewa diperbanyak dengan stek akar.

Cara Melakukan Stek Tanaman

Proses penyetekan dilakukan dengan menanam potongan bagian tumbuhan.

Dikutip dari PJJ Prakarya Aspek Budaya, pada penyetekan batang panjang batang yang dipotong kira-kira antara 10-30 cm.

Media untuk melakukan penyetekan dapat menggunakan polibag yang berisi media tanam.

Menurut Bambang B. Santoso, setelah hasil penyetekan dipindah di media tanam, tanaman akan memasuki fase yuwana (fase belia= juvenile) hingga kurun waktu tertentu.

Fase-fase pertumbuhan belia juga dikenal sebagai fase vegetatif. Setelah fase ini pertumbuhan akan terlihat sangat lambat sebelum memasuki fase generatif atau fase dewasa.

Teknik stek banyak diterapkan pada tanaman holtikultura.

Pada beberapa holtikultura buah-buahan, periode fase belia hingga fase dewasa memakan waktu 4-6 tahun.

Sementara itu, pada holtikultura lain seperti tanaman hias membutuhkan waktu relatif singkat yakni sekitar 6-8 bulan.

Manfaat Teknik Stek untuk Budi Daya

Budi daya tanaman dengan teknik stek memiliki keunggulan karena hasil tanaman identik dengan pohon induk. Oleh karena itu, stek juga dikenal sebagai teknik kloning pada tanaman holtikultura terpilih.

Teknik ini menjadi budi daya yang praktis dan ekonomis karena tidak diperlukan ruang atau area lahan yang luas.

Penyetekan bisa dilakukan dengan lahan relatif kecil tapi kelebihannya menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.

Penerapan teknik stek juga tidak merusak tanaman induk karena cukup membutuhkan satu potongan cabang atau ranting.

Baca juga artikel terkait STEK TANAMAN atau tulisan lainnya dari Anisa Wakidah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Anisa Wakidah
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Aditya Widya Putri