Menuju konten utama

Daftar Profesi dengan Tingkat Bunuh Diri Tertinggi

"Tempat kerja adalah lokasi yang penting tetapi kurang dipertimbangkan untuk pencegahan bunuh diri."

Daftar Profesi dengan Tingkat Bunuh Diri Tertinggi
Ilustrasi bunuh diri

tirto.id - Berdasarkan penelitian, laki-laki yang bekerja di bidang konstruksi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di Amerika Serikat. Untuk perempuan, tingkat bunuh diri tertinggi adalah mereka yang bekerja di bidang seni, desain, hiburan, atlet olahraga, dan pekerja media.

Data ini diambil dari penelitian Cora Peterson yang berjudul Suicide Rates by Major Occupational Group yang terbit di CDC 16 November 2018.

Berdasarkan penelitian timnya dari tahun 2000 hingga 2016, tingkat bunuh diri di rentang usia 16-64 tahun meningkat sebesar 34 persen.

Penelitian ini dilakukan di 17 negara bagian yang berpartisipasi dalam Sistem Pelaporan Kematian Kekerasan Nasional 2012 dan 2015. Dari data tersebut, kematian bunuh diri tercatat sejumlah 22.053 warga Amerika di usia kerja.

Sementara itu, jenis pekerjaan dikelompokkan menggunakan Klasifikasi Pekerjaan Standar dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Pada 2015, bidang konstruksi seperti tukang kayu, tukang listrik dan penambang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi untuk pria, dengan 53,2 kasus bunuh diri per 100.000 orang yang bekerja.

Perempuan yang bekerja di bidang seni, desain, hiburan, olahraga dan media memiliki tingkat bunuh diri 15,6 per 100.000 orang yang bekerja pada tahun 2015. Pekerjaan di bidang seni, desain, hiburan, olahraga dan media mengalami peningkatan terbesar dalam kasus bunuh diri sebesar 54% dari 2012 hingga 2015.

Kelompok pekerjaan dengan tingkat bunuh diri tertinggi untuk pria:

  • Konstruksi dan ekstraksi: pekerjaan seperti tukang kayu, tukang listrik dan penambang
  • Seni, desain, hiburan, olahraga, dan media: pekerjaan seperti ilustrator, tato, dan pemain olahraga profesional
  • Instalasi, pemeliharaan dan perbaikan: pekerjaan seperti mekanik, installer kabel, dan penyelam komersial
Kelompok pekerjaan dengan tingkat bunuh diri tertinggi untuk perempuan:

  • Seni, desain, hiburan, olahraga dan media: pekerjaan seperti ilustrator, animator, tattooist dan pemain olahraga profesional
  • Layanan perlindungan masyarakat: pekerjaan seperti petugas polisi, detektif swasta, dan pekerja TSA
Paterson menjelaskan banyaknya kasus bunuh diri di lingkungan kerja tersebut dapat ditekan dengan adanya evaluasi tingkat kerja dan program kebijakan baru di setiap kantor sebagai pencegahan.

"Karena banyak orang dewasa menghabiskan banyak waktu mereka di tempat kerja, tempat kerja adalah lokasi yang penting tetapi kurang dipertimbangkan untuk pencegahan bunuh diri," kata Paterson sebagaimana dilansir CNN.

Terkait hal ini, Pemerintah Jepang ingin menekan angka bunuh diri di negaranya sebanyak 10 persen dalam 10 tahun, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah jam kerja ekstrem, yang selama ini dianggap berperan dalam meningkatkan angka bunuh diri. Selama ini Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan angka bunuh diri terbesar di dunia.

Rencana untuk menekan angka bunuh diri telah disetujui dalam pertemuan kabinet pada Selasa (25/7/2017), ditinjau kembali setiap lima tahun. Yang pertama dilakukan pada 2007.

Dalam rencana itu, Pemerintah Jepang juga akan mendorong beberapa langkah untuk mengatasi tindak bunuh diri akibat pekerjaan, dan mengatakan pengurangan jumlah jam kerja dan mencegah pelecehan oleh atasan adalah langkah penting.

Apa yang sedang diupayakan oleh pemerintah Jepang, bisa dimaknai sebagai cara mengurangi beban jam kerja, untuk meminimalisir tekanan stres terhadap para karyawan.

Persoalan lama waktu bekerja juga sering dikaitkan dengan kebahagiaan seseorang. Dalam sebuah riset yang dilakukan Loughborough University Inggris terhadap pola waktu kerja dan tingkat kesejahteraan dari 20.000 orang dalam periode 18 tahun, terungkap bahwa keleluasaan dalam memilih waktu kerja berpengaruh pada kebahagiaan. Kesimpulan dari studi yang dilakukan 2015, seseorang yang terlalu lama bekerja merasa tidak puas dan tak bahagia dengan hidupnya.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani