Menuju konten utama

Daftar Makanan yang Sebaiknya Dikurangi Setelah Usia 30 Tahun

Berikut daftar makanan yang harus dikurangi saat usia 30 tahun, mulai dari margarin sampai minuman bersoda. 

Daftar Makanan yang Sebaiknya Dikurangi Setelah Usia 30 Tahun
Ilustrasi Makanan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ada banyak perubahan di dalam tubuh ketika menginjak usia 30 tahun, hal ini menuntut kita untuk menyeimbangkan pola makan sekaligus mempertimbangkan makanan apa saja yang boleh dimakan atau tidak. Sebab, pola makan yang sehat akan membantu membangun massa otot tanpa lemak yang berfungsi dalam mendukung kekuatan tulang.

Untuk mencapai pola hidup sehat, Kantor Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan Amerika telah merilis pedoman diet dalam rentang tahun 2015-2020. Khusus untuk wanita berusia 30-an, disarankan melakukan diet sehat dengan mengonsumsi antara 1.800 sampai 2.200 kalori. Sementara untuk wanita berusia 20-an tahun direkomendasikan untuk mengonsumsi 2.000 dan 2.400 kalori, demikian seperti dilansir Live Strong.

Wanita berusia 30 tahun juga disarankan untuk berfokus pada nutrisi dan sumber makanan tertentu untuk mengimbangi perubahan tubuh. Tujuannya, selain membantu membangun massa otot tanpa lemak dan memperkuat tulang, juga baik untuk mencegah penyakit.

Biasanya, dalam rentang usia 20-30 tahun, orang-orang berada dalam kapasitas fisik yang maksimum. Tetapi, setelah itu, massa dan kekuatan otot akan menurun. Dalam banyak kasus, setelah usia 30 tahun, orang dewasa bisa kehilangan 3 hingga 8 persen massa otot per dekade.

Lantas, makanan apa saja yang harus dikurangi ketika usia 30 tahun? Berikut daftarnya seperti dilansir dari laman Eatthis.

1. Yogurt Rasa

Setelah usia 30 tahun, produksi kolagen mulai melambat dan elastis. Selain itu, protein yang menjaga kekencangan kulit mulai rusak sehingga menyebabkan garis-garis halus pada kulit. Meskipun tidak mungkin menghentikan proses penuaan, setidaknya Anda bisa menjaga kulit tetap awet muda dengan mengurangi gula. Salah satu yang harus dikurangi adalah yogurt rasa buah karena mengandung sekitar 22 gram gula dalam setiap wadah 6 ons.

2. Sup Kalengan

Para peneliti dari Universitas Cambridge menemukan hubungan antara tekanan darah tinggi dengan penuaan kulit. Meskipun hubungan kedua masalah tersebut masih belum jelas, tetapi tidak ada salahnya mengurangi natrium dan mineral yang disebut mampu meningkatkan tekanan darah.

Sebuah penelitian menyarankan untuk mengurangi 2.300 miligram natrium per hari, tetapi banyak kalangan populer membawa 40 persen asupan garam yang direkomendasikan hanya dalam satu porsi.

Biasanya, ada banyak kaleng sup dicampur dengan BPA, bahan kimia yang dikaitkan dengan kanker, infertilitas dan penambahan berat badan. Untuk itu, ada baiknya mengurangi sup kaleng karena banyak mengandung garam yang berlebihan.

3. Minuman Bersoda

Pertimbangkan untuk mengonsumsi minuman bersoda karena bahannya yang dicampur dengan pewarna sehingga bisa menyebabkan kanker dan itu merupakan sumber utama gula tambahan. Gula tidak hanya berdampak negatif terhadap ovulasi tetapi juga dikaitkan dengan menurunkan kualitas sperma.

4. Es Kopi

Mengonsumsi minuman berkafein dari sedotan disebut bisa merusak kulit. Sebab, meminum banyak kafein dapat mengganggu kualitas tidur dan mengurangi waktu peremajaan kulit sehingga terjadi penuaan dini terhadap kulit. Pada siang hari, kulit rentan terpapar stres karena terkena sinar UV dan tidur berfungsi untuk memperbaiki sel-sel.

5. Margarin

Margarin sering kali dibuat dengan minyak terhidrogenasi parsial yang menjadi penyebab salah satu lemak trans paling umum. Lemak jenis ini juga sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Selain itu, juga bisa mempercepat proses penuaan kulit dan lebih rentan terhadap radiasi ultraviolet.

Saat kulit rusak karena sinar matahari, elastin dan kolagen pada kulit juga ikut rusak. Penelitian juga menemukan bahwa sering mengonsumsi margarin juga bisa menyebabkan peradangan kronis yang bisa mempercepat pembentukan kerutan.

Baca juga artikel terkait MAKANAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH