Menuju konten utama

Daftar Film Tentang HIV/AIDS: Dallas Buyers Club hingga Early Frost

Berikut ini sinopsis 5 film tentang HIV/AIDS, yakni Dallas Buyers Club, Philadelphia, Bohemian Rhapsody, How to Survive a Plague, dan An Early Frost.

Daftar Film Tentang HIV/AIDS: Dallas Buyers Club hingga Early Frost
Ilustrasi HIV. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan manusia dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 atau sel-T, yakni salah satu jenis sel darah putih.

Sel itu merupakan bagian terpenting dari sistem imun sebab berperan langsung mengenali dan menghancurkan patogen asing seperti virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia. Selain itu, sel CD4 juga memberi sinyal pada sel imun lain terkait adanya bahaya dari patogen asing.

Apabila semakin banyak sel CD4 yang hancur karena virus HIV, kekebalan tubuh bisa melemah sehingga rentan terkena berbagai macam penyakit.

Infeksi HIV yang parah dapat berkembang menjadi kondisi Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS). Saat seseorang mengalami AIDS, tubuhnya tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang muncul.

Hingga kini belum ditemukan obat untuk HIV/AIDS. Meski begitu, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa mendapat obat rejimen anti-retroviral (ARV) yang berguna menekan perkembangan infeksi maupun risiko komplikasi.

Dengan rutin mengonsumsi ARV secara teratur, Orang Dengan HIV/AIDS bisa punya harapan hidup yang panjang. Bahkan, ODHA yang secara teratur mendapatkan ARV bisa tetap produktif.

Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui kontak cairan tubuh (termasuk darah), seperti lewat hubungan seksual, pemakaian jarum suntik yang sama secara bergantian, maupun dari ibu (berstatus ODHA) kepada janinya.

Perlu diketahui, virus ini tidak dapat menular lewat air mata, keringat, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Karena itu, untuk menghindari penularan, tidak perlu menjauhi Orang Dengan HIV/AIDS atau mengucilkannya.

Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan jika orang-orang terdekat terkonfirmasi sebagai ODHA, yakni:

  • Menjadi teman bicara dan pendengar yang baik pada saat Orang Dengan HIV/AIDS mengalami masa sulit, terutama ketika mereka sedang dihindari, didiskriminasi, ataupun dikucilkan.
  • Mencari sumber informasi tepat terkait HIV/AIDS agar tahu cara memperlakukan ODHA dengan tepat.
  • Mendorong ODHA untuk mendapatkan penanganan yang tepat di fasilitas kesehatan.

Daftar Film tentang HIV/AIDS

Dalam rangka memperingati hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, berikut ini daftar 5 rekomendasi film terkait HIV/AIDS.

1. Dallas Buyers Club (2013)

Dallas Buyers Club adalah film biografi drama Amerika Serikat garapan sutradara Jean-Marc Vallee dan produser Robbie Brenner serta Rachel Winter. Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang naskahnya ditulis oleh Craig Borten dan Melisa Wallack.

Dallas Buyers Club ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Toronto pada 7 September 2013, kemudian mulai dirilis secara luas di Amerika Serikat sejak 22 November 2013.

Film yang dibintangi oleh Matthew McConaughey, Jared Leto, dan Jennifer Garner ini berhasil mendapatkan review positif dari para kritikus. Di situs IMDB, film ini mendapatkan rating 8/10 dari 465 ribu penilai.

Dallas Buyers Club menceritakan kisah perjuangan Ron Woodroff (Matthew McConaughey) melawan AIDS dengan mencari obat-obatan yang bisa membuat kesehatannya membaik.

Pada 1980, Ron diprediksi hanya mampu bertahan hidup selama 30 hari setelah didiagnosis AIDS. Saat dirawat di rumah sakit, ia mendapatkan obat antiretroviral Zidovudin yang masih dalam fase uji klinis. Saat itu, obat seperti ARV belum ditemukan.

Obat yang diterima RON pada saat itu merupakan satu-satunya antiretroviral yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dan diperkirakan dapat memperpanjang masa hidup Orang Dengan HIV/AIDS.

Namun, obat itu tidak memberi efek positif bagi Ron, justru kesehatannya semakin menurun. Karena itu, ia mulai mengonsumsi obat-obatan dan suplemen nutrisi Protein Peptide T resep Dr. Vass (Griffin Dunne).

Siapa sangka, "obat" yang belum mendapat izin edar di AS itu malah membuat kesehatan Ron membaik. Setelah itu, Ron dan Rayon (Jared Leto) mendirikan "Dallas Buyers Club" dan menjual Protein Peptide T itu kepada para ODHA di AS pada tahun 1980-an.

Tak berlangsung lama, FDA mengetahui keberadaan "Dallas Buyers Club" dan melarang Protein Peptide T beredar secara bebas. Karena langkah itu mengakibatkan kesehatan banyak ODHA memburuk, pada 1987 Ron menuntut FDA untuk mencabut larangan peredaran Protein Peptide T.

2. Philadelphia (1993)

Philadelphia adalah film drama Amerika Serikat yang rilis 14 Desembber 1993 di Los Angeles dan 22 Desember 1993 di Amerika Serikat. Naskah film ini ditulis Ron Nyswaner dan disutradarai oleh Jonathan Demme.

Film yang mendapatkan rating 7.7/10 dari 234 ribu penilai di situs IMDB ini, dibintangi oleh Tom Hanks, Denzel Washington, Jason Robards dan Antonio Banderas.

Sementara itu, di laman Rotten Tomatoes, Philadelphia mendapatkan skor 81 persen tomatometer dari 89 persen audiens.

Film Philadelphia berfokus pada kisah Andrew Beckett (Tom Hanks), pengacara senior perusahaan firma hukum terbesar di Philadelphia yang menyembunyikan statusnya sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Suatu hari, secara tidak sengaja dahi Beckett mengalami luka dan menunjukkan kondisi Sarkoma Kaposi atau memar ungu yang biasa terjadi pada ODHA. Hal ini dilihat seorang rekan kerjanya dan beberapa hari kemudian ada sebuah insiden yang membuat Beckett dipecat.

Beckett yakin ada seseorang yang sengaja merekayasa insiden tersebut. Karena itu, Beckett mencari pengacara untuk membawa kasusnya ke ranah hukum.

Di lingkungan yang menstigma HIV/AIDS sebagai aib, Beckett harus berjuang mendapatkan keadilan akan haknya sebagai manusia. Dalam prosesnya, Beckett memiliki 10 pengacara. Salah satunya Joe Miller (Denzel Washington) yang berjuang hingga akhir.

Awalnya Joe Miller menolak kasus Beckett sebab ia memiliki fobia terhadap aktivitas seksual Beckett yang seorang homoseksual. Selain itu, Joe juga khawatir HIV/AIDS dapat menular lewat sentuhan. Meski begitu, akhirnya Miller bersimpati kepada Beckett.

Setelah melalui proses hukum panjang, Beckett memenangkan kasusnya. Namun, Beckett meninggal dunia sebab tidak mendapatkan perawatan lebih cepat.

3. Bohemian Rhapsody (2018)

Bohemian Rhapsody merupakan film biografi musikal yang menceritakan perjalanan sukses grup band Queen. Film ini disutradarai Bryan Singer dan dibintangi oleh Rami Malek, Lucy Boynton, Gwilym Lee, Ben Hardy, Joe Mazzello, Aiden Gillen dan Allen Leech.

Bohemian Rhapsody berfokus pada perjalanan hidup vokalis band Queen, Freddie Mercury. Film ini mengisahkan saat Freddie dkk merintis band Queen, memproduksi musik dalam album fenomenal mereka hingga permasalahan seksualitas yang memengaruhi kerja sama anggota band.

Setelah album debut mereka dirilis, band Queen mulai dikenal luas di Inggris. Akan tetapi, proses kreatif Freddie dan kawan-kawan tidak berjalan mulus.

Pada 1975, eksekutif agensi rekaman EMI Record Roy Foster menolak untuk merilis lagu enam menit berjudul Bohemian Rhapsody sebagai single utama album ke-4 Queen “A Night at the Opera”.

Hal ini membuat anggota Queen marah dan memutuskan untuk meninggalkan agensi rekaman itu. Kemudian, Freddie meminta tolong kepada DJ Kenny Everett untuk merilis perdana lagu Bohemian Rhapsody di radio.

Siapa sangka, lagu tersebut booming menjadi sukses sehingga nama Queen bertambah besar dan bisa melakukan tur dunia. Kesuksesan Queen berlanjut hingga awal tahun 1980an.

Namun, saat itu mereka mulai mengalami beberapa masalah internal akibat hubungan asmara Freddie dengan Paul Prenter (manajer band Queen).

Di tahun yang sama, Mery Austin tunangan Freddie memutus hubungan mereka sebab mengetahui Freddie sebagai seorang homoseksual. Kondisi ini membuat kesehatan mental Freddie semakin menurun dan mengalami krisis mencintai diri sendiri.

Hubungan Freddie dengan anggota band Queen memburuk ketika ia memutuskan untuk solo karier dengan menandatangani kontrak CBS Record. Freddie pindah ke Munich di tahun 1984 dan mengerjakan album solo berjudul Mr. Bad Guy.

Di tahun yang sama, Marry mengunjungi Freddie dan memaksanya untuk kembali ke Queen karena mendapatkan slot tampil dalam konser amal Live Aid di Stadion Wembley. Ternyata Paul mengetahui kabar tentang konser ini dan enggan memberitahu Freddie. Alhasil Freddie murka dan memutus hubungan dengan Paul.

Freddie kembali ke London dan berbaikan dengan anggota band serta manajernya Jim Beach dan akhirnya tampil bersama di konser Live Aid. Dalam kesempatan itu, Freddie juga memberitahukan kepada rekan-rekannya bahwa ia terkena HIV/AIDS. Sementara itu, media mulai mengendus skandal seksualitas Freddie yang disebarkan oleh Paul Prenter.

Pada tahun 1991, Freddie Mercury meninggal dunia dan di tahun berikutnya anggota Queen membentuk organisasi Mercury Phonix Trust untuk membantu para ODHA di seluruh dunia.

Di situs IMDB, film Bohamian Rhapsody mendapatkan skor 7.9/10 dari 496 ribu penilai.

4. How to Survive a Plague (2012)

How to Survive a Plague merupakan film dokumenter yang mengikuti kisah kelompok aktivis AIDS “ACT UP” dalam memperjuangkan hak ODHA untuk segera mendapatkan obat HIV.

Film How to Survive a Plague rilis 22 Januari 2012 di Sundance Film Festival dan 21 September 2012 di Amerika secara terbatas. Dilansir situs IMDB, How to Survive a Plague mendapatkan nilai 7.6 dari 10 skor sempurna oleh 4000 penilai.

Film dokumenter ini diambil pada awal epidemi HIV/AIDS meluas di New York City, AS. Sebuah kelompok aktivis AIDS ACT UP pun terbentuk dan mulai menanyakan tanggapan pemerintah Amerika Serikat dan lembaga medis terkait pengembangan obat HIV.

Kelompok aktivis AIDS ini juga menekan FDA untuk melegalkan obat yang efektif memperlambat HIV dan mempersingkat proses uji klinis suatu obat yang biasanya membutuhkan waktu 7 sampai 10 tahun.

Dokumenter ini juga menjelaskan bagaimana banyak ODHA lebih bergantung pada obat yang diimpor dari negara lain, karena efektif memperlambat reproduksi virus HIV walaupun tidak disetujui FDA.

Melalui berbagai sumber data, rekaman arsip dan liputan berita, dokumenter ini juga memberikan bukti bahwa obat AZT ternyata tidak efektif menghambat HIV/AIDS. Justru pada beberapa kasus, obat ini justru menyebabkan kebutaan dan komplikasi.

Film How to Survive a Plague diproduksi oleh Public Square Films dan Ninety Thousand Words. Film ini digarap sutradara David France dengan penulis naskah Tood Woody Richman, David France dan Tyler H. Walk.

5. An Early Frost (1985)

An Early Frost adalah film drama pertama yang mengangkat tema gay dan AIDS. Film ini disiarkan perdana di jaringan televisi NBC pada 11 November 1985. Menurut situs IMDB, film ini berhasil memperoleh nilai 8.1/10 lewat 2000 suara penilai.

Film An Early Frost merupakaN karya sutradara oleh John Erman dan penulis Ron Cowen, Daniel Lipman serta pencerita Sherman Yellen. Karakter dari film ini diperankan oleh Aiden Quinn, Sylvia Sidney, Ben Gazzara dan Gena Rowlands.

Michael Pierson (Aidann Quiin), seorang pengacara sukses dikisahkan memiliki hubungan asmara homoseksual dengan kekasihnya Peter (DW Moffett). Suatu hari, Michael menderita sakit batuk parah yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit.

Melalui pemeriksaan rumah sakit, Michael baru mengetahui jika ia tertular virus HIV. Setelahnya ia mengetahui bahwa selama ini Peter memiliki kebiasaan seks tidak aman. Ia pun tahu Peter menularkan virus HIV kepadanya.

Michael marah, mengusir Peter. Kemudia dia kembali ke rumah orang tuanya untuk memberitahu mereka bahwa ia seorang gay dan ODHA. Awalnya keluarga Michael sulit menerima fakta itu.

Namun, lambat laun mereka mulai belajar menerima kondisi Michael. Ayah Micheal, Nick (Ben Gazzara) dan ibunya kate (Gena Rowlands) pun tidak berhenti memberikan dukungan kepada anaknya.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Dewi Rukmini

tirto.id - Film
Kontributor: Dewi Rukmini
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Addi M Idhom