Menuju konten utama

Daftar Contoh Seni-Budaya Nusantara yang Mendapatkan Pengaruh Islam

Masuknya Islam ke nusantara mempengaruhi budaya lokal sehingga memunculkan akulturasi tanpa meninggalkan ciri khas masing-masing.

Daftar Contoh Seni-Budaya Nusantara yang Mendapatkan Pengaruh Islam
Anggota TNI-AL yang tergabung dalam Satgas Rimpac 2018 menampilkan tari saman saat pesta budaya Indonesia di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (8/7/2018). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

tirto.id - Sebelum agama Islam masuk ke nusantara, sudah ada beberapa agama dan aliran kepercayaan yang dipegang teguh oleh masyarakat asli Indonesia. Agama maupun kepercayaan itu bahkan sudah mengakar hingga mempengaruhi dan membentuk budaya di tengah masyarakat.

Misalnya, sebelum Islam masuk ke nusantara, sebagian masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu dan Buddha. Eksistensi agama tersebut terlihat di berbagai produk budaya, adat, sampai kesenian.

Ketika Islam mulai diterima sebagian besar masyarakat Indonesia, terjadi pula perubahan sosial, adat hingga kebudayaan. Pengaruh Islam merembes pula dalam berbagai kesenian, adat istiadat dan budaya.

Namun, budaya lama tidak hilang sepenuhnya. Sebab, nilai-nilai Islam yang hidup di masyarakat nusantara kemudian mewarnai budaya dari era sebelumnya tanpa menghapusnya sama sekali.

Perluasan pengaruh Islam yang pesat di nusantara turut memicu terbentuknya akulturasi budaya. Jadi, budaya yang sudah mengakar di masyarakat bertemu dengan nilai-nilai Islam. Hasilnya ialah munculnya produk budaya baru yang tidak meninggalkan ciri khas kedua budaya.

Contohnya terdapat penanggalan Islam yang dipadu dengan weton pada masyarakat Jawa, atau bangunan sejumlah masjid kuno yang memiliki gaya arsitektur candi-candi Hindu.

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX terbitan Kemdikbud (2014), ada beberapa contoh budaya nusantara yang dipengaruh nilai-nilai Islam, tetapi masih memuat unsur dari kultur lokal. Di antara contohnya adalah sebagai berikut.

1. Kalender Jawa

Kalender Jawa menjadi perpaduan antara kalender hijriah dengan penanggalan Jawa. Misalnya, bulan Muharam diganti menjadi Sura, Safar menjadi Sapar, dan sebagainya.

2. Bangunan masjid

Masjid yang merupakan hasil akulturasi budaya nampak pada bangunan masjid kuno. Misalnya, atap masjid berbentuk tumpang, merupakan akulturasi kultur Islam dengan budaya Hindu. Atap seperti ini ditemukan pula pada pura milik orang Hindu.

Hadirnya menara sebagai tempat mengumandangkan adzan juga bentuk akulturasi. Bangunannya dari terakota tersusun seperti candi. Contoh menara ini terlihat pada Masjid Kudus.

3. Seni ukir dan kaligrafi

Seni ukir yang menjadi hasil akulturasi budaya lokal dengan Islam bisa ditemukan pada berbagai bentuk. Misalnya, ukiran di hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup, dan tiang cungkup. Motifnya antara lain daun, bunga, bukit karang, pemandangan alam, dan kaligrafi.

Kaligrafi Islam ditemukan pada banyak masjid kuno. Tidak hanya dahulu saja, ukiran kaligrafi juga masih tersemat pada masjid-masjid kekinian di dinding hingga mimbar. Tidak jarang, kaligrafi itu terukir di kayu dengan motif khas budaya lokal.

4. Seni tari dan musik

Bentuk tarian lokal yang diwarnai oleh budaya Islam misalnya tari Zipin. Tari ini diiringi oleh musik dengan nada qasidah dan gambus. Zipin umumnya dipertontonkan dalam upacara atau perayaan tertentu seperti khitanan, pernikahan, dan hari bedar.

Tari lainnya yang dipengaruhi budaya Islam adalah tari Seudati dari Aceh, yang kerap disebut tari Saman. Penarinya ada 8 orang yang menggerakkan tari Saman sembari menyanyikan salawat.

Di musik, terdapat seni musik rebana, hadrah, qasidah, nasyid, dan gambus. Hadrah, misalnya, menampilkan seni musik hasil perpaduan alat musik perkusi rebana. Musik ini biasa menampilkan lagu salawat maupun pujian pada Allah.

5. Seni pertunjukan

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang memadukan budaya Jawa dengan unsur Islam. Wayang masih lestari sampai sekarang. Cerita wayang memiliki pesan moral berdasar filsafat hidup orang Jawa, yang diiringi musik gamelan. Cerita dalam wayang mengadopsi epos Mahabharatha yang lahir dari agama Hindu, cerita-cerita lisan di budaya lokal Jawa, hingga kisah-kisah lain hasil kreasi para dalang.

6. Seni sastra

Seni sastra yang diwarnai nilai-nilai Islam antara lain babad, hikayat, dan suluk. Babad merupakan dongeng yang diubah menjadi cerita sejarah. Contohnya, Babad Tanah Jawi atau Babad Cirebon.

Adapun hikayat ialah cerita atau dongeng yang berisi berbagai hal penuh keajaiban dan keanehan, seperti Hikayat Bayan Budiman. Lalu, Suluk adalah kitab-kitab yang menjelaskan bab tasawuf.

Baca juga artikel terkait BUDAYA ISLAM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom