Menuju konten utama

Daftar 10 Pekerjaan yang Aman dari Ancaman AI, Ada Guru & Atlet

Di tengah ramainya pembicaraan soal AI mengambil alih pekerjaan manusia, terdapat fakta bahwa ada sejumlah pekerjaan yang tidak bisa digantikan AI.

Daftar 10 Pekerjaan yang Aman dari Ancaman AI, Ada Guru & Atlet
Ilustrasi kecerdasan buatan. REUTERS/Fabrizio Bensch

tirto.id - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) belakangan marak digunakan dalam dunia bisnis dan industri. Bahkan melihat banyaknya sektor yang memanfaatkan AI, teknologi ini digadang-gadang dapat menggantikan ratusan juta pekerjaan di seluruh dunia.

Hal ini ditemukan oleh perusahaan keuangan dan investasi terkemuka Goldman Sachs. Dikutip dari Forbes, perusahaan yang berbasis di New York ini memprediksi bahwa AI setidaknya akan menghapus 300 juta pekerjaan di Amerika Serikat dan Eropa.

Namun, di tengah ramainya pembicaraan soal AI mengambil alih pekerjaan manusia, terdapat fakta bahwa ada sejumlah pekerjaan yang tidak bisa digantikan AI. Dikutip dari InHunt World, berikut ini daftar 10 pekerjaan yang diprediksi aman dari ancaman AI:

1. Guru

Guru merupakan salah satu pekerjaan yang diprediksi tidak akan bisa digantikan oleh AI.Hal ini karena pekerjaan guru tidak hanya sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga pembimbing siswa secara karakter, intuisi, dan emosional.

Sejauh ini, kemampuan tersebut dinilai tidak bisa digantikan oleh komputer atau AI.

2. Seniman dan penulis

Meskipun saat ini ada banyak sekali program AI di bidang seni dan kepenulisan, AI dinilai belum bisa menciptakan inovasi yang orisinal.

Hal ini karena menulis atau membuat karya seni adalah pekerjaan yang melibatkan imajinasi dan kreativitas yang begitu luas. AI mungkin bisa menghimpun semua data, bahasa, dan model seni yang ada di seluruh dunia dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Namun tidak seperti manusia, AI tidak memiliki pengalaman hidup unik yang dapat dituangkan dalam seni maupun tulisan. Kabar baiknya, AI dan manusia bisa berkolaborasi menghasilkan karya seni terbaik.

3. Atlet profesional

Atlet profesional adalah profesi yang juga dinilai akan aman dari ancaman AI.

Ini karena esensi dari profesi atlet itu sendiri adalah membuktikan seberapa tinggi kemampuan fisik yang bisa dicapai oleh manusia. Kemampuan inilah yang dijual oleh para atlet dan menjadikannya begitu sukses dan menghibur.

Dalam hal ini AI bukanlah manusia. Di masa depan mungkin AI akan memiliki cabang olahraganya sendiri. Namun, atlet profesional manusia tetap akan ada.

4. Ahli bedah

AI belakangan memang gencar merambat ke dunia medis. Meskipun AI digadang-gadang bisa menggantikan tenaga kesehatan, namun ia dinilai tidak bisa menggantikan kinerja ahli bedah.

Faktanya, teknologi yang tersedia saat ini memang dapat membantu meningkatkan akurasi diagnosis penyakit seseorang. Selain itu, peneliti juga tengah mengembangkan robotika mikro yang dinilai bisa membantu proses pembedahan.

Kendati demikian, ahli bedah tetap tidak akan tergantikan oleh AI. Hal ini karena AI tidak mempunyai kemampuan untuk terhubung dengan pasien sembari mempertimbangkan banyak faktor di saat bersamaan.

Tidak seperti manusia, AI juga tidak memiliki kemampuan untuk membuat keputusan kritis.

5. Tokoh spiritual

Saat ini mungkin ada banyak sistem AI yang memungkinkan manusia mempelajari berbagai agama. Meskipun demikian, AI tetap tidak bisa menggantikan kinerja tokoh spiritual, seperti pendeta, ustaz, biksu, dan lainnya.

Hal ini karena tokoh spiritual sering kali memainkan peran penting dalam masyarakat. Tidak hanya bekerja dalam bidang sosial dan budaya, tokoh spiritual berguna pada bidang pendidikan hingga kesehatan.

Spiritualitas adalah hubungan yang kompleks dan intim bagi manusia karena berkaitan dengan iman, keyakinan, dan emosional. Sehingga akan sulit menggantikan tokoh spiritual yang membimbing itu semua dengan AI.

6. Psikolog dan psikiater

Psikolog dan psikiater juga merupakan profesi yang tidak dapat digantikan oleh AI. Teknologi AI yang tersedia saat ini mungkin dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia.

Namun, peningkatan kesehatan mental ada pada bidang medis yang berbeda sehingga sulit digantikan oleh AI. AI mungkin bisa membantu manusia mendiagnosis dan memberikan resep obat terkait kondisi mental individu.

Sayangnya, AI tidak dapat menggantikan kemampuan konseling. Hal ini karena topik soal kesehatan mental sangat sensitif sehingga membutuhkan sentuhan manusia untuk bisa menggalinya.

7. Penyanyi

Sejak beberapa tahun terakhir, penyanyi dan band AI mungkin sudah tercipta. Teknologi AI bahkan bisa menciptakan tokoh penyanyi yang sesuai dengan minat pasar.

Kendati demikian, penyanyi AI tetap tidak akan sama dengan penyanyi manusia. Salah satu keunggulan paling mencolok dari penyanyi manusia adalah emosi.

Manusia menciptakan lirik, lagu, dan menyampaikan lagu dengan emosi. Manusia juga memiliki kisah dan pengalaman nyata yang berelasi dengan para penggemarnya.

Inilah yang menjadi salah satu daya tarik mereka yang tentunya tidak dimiliki oleh AI.

8. Politisi

Politisi adalah profesi yang membutuhkan banyak kemampuan manusiawi. Ini termasuk kemampuan negosiasi, keterampilan memimpin, hingga kemampuan mengambil keputusan.

Mereka juga dituntut harus kreatif dan mampu mempertahankan relasi kepada sekutu. Kemampuan ini belum bisa digantikan oleh teknologi AI.

9. Pengacara dan hakim

Pengacara dan hakim manusia akan selalu dibutuhkan di dunia pengadilan bahkan di masa depan. Hal ini karena pengacara dan hakim merupakan profesi yang membutuhkan keterampilan kompleks.

Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan saat membela maupun memutuskan sebuah perkara hukum. Pertimbangan itu, bukan hanya dari aspek tertulis dari undang-undang saja, tetapi juga situasi dan kondisi perkara yang dihadapi.

10. Ahli sistem komputer

Tidak peduli seberapa banyaknya AI digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan tetap membutuhkan kehadiran manusia.

AI memerlukan tenaga ahli sistem komputer untuk melakukan pemeliharaan, pembaruan, memperbaiki, dan mengatur sistem perangkat lunak.

Mereka juga akan bekerja sebagai peninjau dan pengontrol alur kerja AI agar tetap berfungsi dengan baik.

Baca juga artikel terkait ARTIFICIAL INTELLIGENCE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora