Menuju konten utama

Daerah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem hingga 16 September

Jakarta, Jogja, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Papua berpotensi alami cuaca ekstrem hingga 16 September, menurut BMKG.

Daerah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem hingga 16 September
Ilustrasi Cuaca. foto/istockphoto

tirto.id - Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, berdasarkan hasil monitor BMKG terkait perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, saat ini diindikasikan terdapat signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan.

Menurut Guswanto, potensi cuaca ekstrem tersebut diidentifikasi dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer seperti adanya potensi belokan dan perlambatan kecepatan angin di sekitar wilayah Sumatera dan Kalimantan yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, juga aktifnya fenomena atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuatorial, dan Gelombang Kelvin dalam sepekan ke depan dapat turut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG mengeluarkan informasi potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sepekan ke depan atau hingga 16 September 2022 di beberapa wilayah Indonesia, yaitu,

1. Kepulauan Riau

2. Jambi

3. Bengkulu

4. Sumatera Selatan

5. Kepulauan Bangka Belitung

6. Lampung

7. Banten

8. DKI Jakarta

9. Jawa Barat

10. Jawa Tengah

11. DI Yogyakarta

12. Jawa Timur

13. Kalimantan Barat

14. Kalimantan Timur

15. Kalimantan Utara

16. Sulawesi Utara

17. Gorontalo

18. Sulawesi Tengah

19. Sulawesi Barat

20. Sulawesi Tenggara

21. Maluku Utara

22. Maluku

23. Papua Barat

24. Papua

Menyikap kondisi tersebut, BMKG mengimbau berbagai pihak terkait agar melakukan persiapan antara lain:

1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

4. Menggencarkan secara lebih masif melalui sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

6. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui :

a). Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan;

b). Akun media sosial @infobmkg;

c). Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";

d). Call center 196 BMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya