Menuju konten utama

Curhat Pedagang: Pandemi Reda Pengunjung Pasar Masih Sepi

Para pedagang mengatakan pasar sepi karena lemahnya daya beli dan ketidakstabilan harga.

Curhat Pedagang: Pandemi Reda Pengunjung Pasar Masih Sepi
potret aktivitas pedagang sayur di pasar induk kramat jati, jakarta, senin, (18/7). pasca hari raya idul fitri 2016 harga sayuran dan berbagai komoditas hortikultura turun cukup signifikan antara 10-30%. tirto/andrey gromico

tirto.id - Kondisi pasar tradisional belum pulih sepenuhnya. Para pedagang sepi pembeli. Ini terjadi akibat tidak stabilnya harga-harga barang, termasuk juga dampak dari kenaikan harga BBM yang belum lama ditetapkan oleh pemerintah.

Mereka menggantungkan hidupnya dari aktivitas pasar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Mujiburrohman mengakui, kendala yang dihadapi pedagang pasar telah dialami sebelum kenaikan harga BBM terjadi.

"Pandemi sudah mereda, tapi kedatangan pengunjung ke pasar masih belum membaik juga. Sekarang pasar sudah sepi mulai dari jam dua, padahal masih banyak barang yang belum habis terjual," ungkapnya di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Mujiburrohman menilai sepinya pasar dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat dan ketidakstabilan harga. Hal ini terjadi karena disebabkan kenaikan harga bahan pokok dan BBM.

Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Don Muzakir mengatakan, saat ini pedagang pasar masih berusaha bangkit agar omzetnya kembali pulih setelah pandemi COVID-19. Namun, apabila pasar masih terus alami penurunan pengunjung sampai tahun depan, banyak pedagang yang dapat mengalami kerugian, bahkan sampai gulung tikar.

"Pembeli adalah sumber pendapatan pedagang pasar. Kalau kondisi masih belum stabil, pasar masih sepi, kami jadi takut menghadapi kondisi selanjutnya akan seperti apa. Apakah kami masih bisa berjualan atau tidak kedepannya," ucapnya.

Melihat kondisi yang terjadi, APPSI meminta pemerintah selaku regulator agar dapat menetapkan kebijakan yang tepat agar tidak menekan pedagang pasar, termasuk kebijakan kenaikan cukai rokok yang merugikan pedagang. Menurut catatan APPSI, omzet pedagang pasar banyak berasal dari rokok, tetapi kenaikan cukai yang terjadi setiap tahun membuat harga rokok menjadi tidak stabil.

"Akan ada dampak yang luar biasa bagi pedagang pasar kalau kebijakannya tidak berpihak pada pedagang. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah untuk memperhatikan pedagang pasar dengan mengkaji ulang kebijakan yang akan diterapkan, seperti kebijakan kenaikan cukai rokok," ujar Mujiburrohman.

Saat ini APPSI terus menjaring suara para pedagang pasar terkait kenaikan harga bahan pokok, salah satunya melalui petisi online. Petisi ini diharapkan menjadi sarana menyalurkan suara hati pedagang pasar kepada pemerintah.

Baca juga artikel terkait PEDAGANG PASAR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin