Menuju konten utama

Cumi Bisa Jadi Solusi Kurangi Polusi Sampah Plastik

Cumi bisa jadi solusi mengurangi polusi plastik

Cumi Bisa Jadi Solusi Kurangi Polusi Sampah Plastik
Seorang anak berjalan di atas tumpukan sampah plastik yang berserakan di Pantai Padang, Sumatera Barat, Selasa (22/1/2019). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.

tirto.id - Lebih dari 8 juta ton plastik berakhir di laut setiap tahun, membunuh kehidupan laut dan merusak ekosistem. Solusi terus dikembangkan untuk mengatasi masalah ini. Penelitian terbaru hadir lewat cumi-cumi yang ternyata mampu mengurangi polusi plastik.

Studi menyatakan, protein yang ditemukan dalam cumi-cumi dapat digunakan untuk membuat alternatif berkelanjutan untuk plastik. Bukti itu ditunjukkan dalam laporan penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Chemistry.

Cumi-cumi menangkap mangsanya menggunakan cangkir hisap pada tentakel dan lengan mereka. Cangkir ini dilengkapi dengan "cincin gigi" tajam yang menahan makanan di tempatnya. Gigi dibuat dari protein yang mirip dengan sutra, dan ini telah menjadi topik yang menarik secara ilmiah dalam beberapa tahun terakhir.

Melik Demirel, dari Pennsylvania State University, adalah penulis penelitian yang mengulas bagian cumi yang terbuat dari protein itu. Demirel mengatakan timnya telah menghasilkan prototipe serat, pelapis dan objek 3D yang terbuat dari protein squid ring teeth (SRT).

“Bahan-bahan alami ini dapat terurai secara hayati dan dapat memberikan alternatif yang sangat bagus untuk mengurangi penggunaan plastik,” jelas Demirel

Protein SRT dapat diproduksi di laboratorium menggunakan bakteri hasil rekayasa genetika, yang berarti mereka tidak perlu menggunakan cumi-cumi. Prosesnya didasarkan pada fermentasi, menggunakan gula, air, dan oksigen.

Menurut para peneliti, protein SRT memiliki "sifat luar biasa" dan bahan yang dibuat darinya bersifat elastis, fleksibel, dan kuat. Mereka juga memiliki kemampuan termal, bisa menyembuhkan diri sendiri yang memberikan potensi untuk beberapa aplikasi baru.

Salah satunya adalah dengan membuat kain yang dapat disembuhkan sendiri dan dapat didaur ulang dengan membuat lapisan yang tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh mesin cuci. Hal ini bisa mengurangi jumlah microfiber pakaian yang akhirnya hanyut ke lautan, yang berkontribusi terhadap polusi mikroplastik. Protein SRT juga dapat digunakan untuk membuat pakaian pelindung bagi agen perang kimia dan biologi.

Plastik telah ditemukan dapat memancarkan gas rumah kaca ketika terdegradasi. Jadi beberapa ilmuwan sebelumnya telah mewanti-wanti bagaimana bahaya plastik terus merusak bumi.

"Saya seorang ilmuwan polimer dan ingin meminimalkan polusi plastik dan menciptakan kelestarian lingkungan," jelas Demirel seperti dilansir CNN.

Namun, protein SRT sintetis saat ini berharga setidaknya 100 dolar Amerika per kg untuk diproduksi, tetapi ia berharap dapat menurunkan harganya hingga sepersepuluh dari itu.

Baca juga artikel terkait SAMPAH PLASTIK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Teknologi
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani