Menuju konten utama

CSIS: Kabinet Jokowi Perlu Perhatikan Arah Bukan Soal Ganti Menteri

Peneliti ekonomi-politik CSIS Yose Rizal Damuri menilai Presiden Jokowi perlu memperjelas arah kebijakan untuk mencapai target, bukan hanya soal pergantian posisi menteri di kabinet.

CSIS: Kabinet Jokowi Perlu Perhatikan Arah Bukan Soal Ganti Menteri
Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan K.H. Ma'ruf Amin (kanan) tiba di kantor KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Pengamat ekonomi-politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai Presiden Joko Widodo perlu berbenah sebelum menentukan calon menteri. Ia menjelaskan saat ini pemerintah hanya memiliki target tetapi tidak jelas arah yang ingin dituju dari pencapaian berbagai target itu.

“Ini tergantung presidennya. Ini bukan ranah menterinya. Menteri akan mengikuti arahan dari presiden. Harus ada arahan strategis. Gak bisa hanya tingkatin ekspor tapi gimana arahnya. Itu datang dari Pak Jokowi. Menteri bisa aksi kalau ada arahan dari tingkat tinggi,” ucap Yose saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (3/7/2019).

Menurut Yose, tanpa pembenahan itu, ia ragu bila periode kedua pemerintahannya dapat berjalan mulus terlepas siapa pun menterinya. Misalnya, saat berbicara mengenai relokasi pabrik dari perang dagang Amerika-Cina, pemerintah dinilai terlalu fokus pada arah ekonomi yang tertutup.

Maksudnya terlalu fokus pada memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri dan berusaha sebanyak mungkin melempar ekspor keluar. Namun, menurut Yose, pemerintah justru keliru karena saat ini strategi ekonomi yang berhasil adalah seperti Vietnam yang mampu menunjukkan dirinya terbuka dan diminati bagi investasi dari berbagai negara.

Yose pun menambahkan, “Siapa pun menterinya gak akan berubah kalau dua hal ini gak berubah. Ini tingkatkan politik di mana presiden sendiri banyak memberi arahan seperti itu.”

Yose juga memberi catatan bahwa hal yang perlu diubah dari Presiden Jokowi adalah bagaimana ia mempersepsikan BUMN. Menurutnya, selama ini pemerintah terlalu mengistimewakan BUMN padahal, kata Rizal, kunci pertumbuhan ekonomi yang pesat berada di swasta.

Kalau pun BUMN sudah diperhatikan, ia juga mendesak agar pemerintah tak lagi menjadikannya jago kandang. Menurut Yose, seharusnya sudah lama BUMN mengarahkan fokusnya pada bisnis di luar negeri.

“Kalau arahan sudah bagus, itu wajah baru akan membuat ini lebih bergairah tapi tanpa adanya perubahan paradigma hasilnya akan sama saja. Tidak akan banyak perubahan,” ucap Yose.

Baca juga artikel terkait KABINET JOKOWI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri