Menuju konten utama

COVID-19 Naik, Epidemiolog UGM Dorong Pemerintah Hentikan PTM 100%

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menyebut varian Omicron banyak menyasar anak-anak karena tingkat imunitasnya masih lemah.

COVID-19 Naik, Epidemiolog UGM Dorong Pemerintah Hentikan PTM 100%
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SD Negeri Bhayangkari, Kota Serang, Banten, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.

tirto.id - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mendorong pemerintah mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah. Hal itu guna mencegah penyebaran COVID-19, utamanya varian Omicron.

"Lebih baik dihentikan terlebih dahulu dan siswa bisa melakukan pembelajaran secara daring," kata Riris Andono, Kamis (3/2/2022).

Pria yang akrab disapa Doni ini menuturkan bahwa varian Omicron banyak menyasar anak-anak karena tingkat imunitasnya masih lemah.

"Angka vaksin anak-anak masih belum sebanyak dewasa, dan itu menjadikan mereka rawan tertular," kata dia.

Doni menyarankan agar pola PTM dibagi menjadi dua. Bagi usia remaja yang duduk di SMP dan SMA atau setaranya bisa melakukan secara pembelajaran secara hibrid: PTM 50 persen dan pembelajaran daring 50 persen. Adapun bagi siswa SD, TK dan PAUD diharapkan melakukan pembelajaran secara daring atau jarak jauh.

"Kalau anak SMP dan SMA mereka sebagian besar sudah melakukan vaksin bahkan kalau mahasiswa sudah mulai mendapat booster, sehingga secara imunitas mereka lebih terjaga," ujarnya.

Doni menilai pembatasan kegiatan ini perlu dilakukan karena varian Omicron berpotensi meningkat pada akhir Februari hingga Maret.

"Saat ini kasus harian sudah mencapai 17 ribu, dan apabila kita menggunakan perkiraan worst case besar kemungkinan bisa mencapai 40 ribu penambahan setiap harinya," terangnya.

Doni memperkirakan kasus COVID-19 di gelombang ketiga ini akan mengalami peningkatan setelah data hasil tracing tersebar di seluruh daerah, tidak hanya di kota-kota besar saja.

"Saat ini yang masih paling kelihatan hanya ada di Jakarta dan Jawa Barat, daerah lain masih belum kelihatan sehingga upaya waspada mengurangi kerumunan perlu digalakkan lagi," ujarnya.

Doni menambahkan selain penerapaan protokol kesehatan, roda ekonomi dan sosial tetap harus berjalan seimbang.

"Situasi saat ini sudah banyak berbeda dibanding pada saat varian delta atau sebelumnya, karena sudah mulai banyak yang divaksin sehingga imunitas lebih terjaga. Namun protokol kesehatan tetap perlu dijaga agar tidak terjadi sistem kesehatan yang kolaps seperti beberapa waktu lalu," kata dia.

Dalam keterangan terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada akhir Februari.

"Kami harap masyarakat tidak perlu panik, dan apabila merasakan gejala COVID-19 segera beristirahat dan jangan beraktivitas," imbau Budi.

Kasus COVID-19 di Indonesia terus membubung. Pada Rabu (2/2/2022), kasus COVID-19 bertambah 17.895 pasien. Penambahan kasus tertinggi disumbang DKI Jakarta sebanyak 9.132 pasien dan Jawa Barat dengan 3.739 pasien.

Baca juga artikel terkait PTM 100 PERSEN atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan