Menuju konten utama

Corona Meroket, IDI Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Pembatasan

PB IDI menyebut kebijakan penanganan COVID-19 di setiap daerah tidak bisa dipukul rata.

Corona Meroket, IDI Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Pembatasan
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprotkan disinfektan di salah satu sekolah di Depok, Jawa Barat, Senin (31/1/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.

tirto.id - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah segera mengevaluasi kebijakan penangangan COVID-19 setiap daerah di Indonesia.

Ketua Data dan Sistem Informasi Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Seno Purnomo menyebut gelombang ketiga lonjakan kasus virus Corona sudah terjadi di Indonesia.

Menurut Seno, penarikan rem darurat bukan solusi utama penanganan COVID-19 di Indonesia. Ia menyebut kebijakan penanganan COVID-19 di setiap daerah tidak bisa dipukul rata.

"Yang terpenting adalah evaluasi bersama terutama dalam sektor esensial masyarakat," kata Seno, Kamis (3/2/2022).

Seno menjelaskan jalur transportasi daerah di Indonesia terbagi atas daerah transit dan daerah tujuan. Tipikal kedua daerah tersebut memiliki cara penularan dan penanganan yang berbeda.

"Contoh Lampung adalah jalur transit karena akan selalu dilewati saat melintas dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya. Adapun Aceh adalah daerah tujuan karena secara posisi berada di ujung Indonesia dan bukan merupakan jalur perlintasan. Sehingga proses penularan di dua tempat itu berbeda, dan penanganannya juga berbeda sehingga tidak semua daerah bisa disamakan," kata dia..

Seno menyarankan sebelum menarik rem darurat, pemerintah pusat dan daerah mengevaluasi kegiatan publik seperti pertemuan tatap muka di sekolah dan juga percepatan vaksinasi.

"Menggenjot angka vaksinasi terutama kepada anak yang saat ini masih berlangsung," terangnya.

Seno menilai penanganan COVID-19 paling efektif adalah dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan.

"Waspada yes, parno no way," ujarnya.

PB IDI telah mengonsolidasikan pengurus cabang di masing-masing daerah untuk penanggulangan dan mitigasi gelombang ketiga COVID-19

"Kami sudah bergelut dengan COVID-19 selama dua tahun lamanya dan itu menjadi pengalaman serta menambah optimisme. Kami juga sudah melakukan pendataan mengenai kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam penanganan Covid-19 ini," ujarnya.

Laju kasus COVID-19 di Indonesia terus bergerak naik. Pada Rabu (2/2/2022), kasus COVID-19 bertambah 17.895 pasien. Penambahan kasus tertinggi disumbang DKI Jakarta sebanyak 9.132 pasien dan Jawa Barat dengan 3.739 pasien.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada akhir Februari.

"Kami harap masyarakat tidak perlu panik, dan apabila merasakan gejala Covid-19 segera beristirahat dan jangan beraktivitas," imbaunya.

Baca juga artikel terkait PENANGANAN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan