Menuju konten utama

Contoh Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna

Puisi Hari Ibu yang menyentuh hati dan penuh makna, berikut ini contohnya.

Contoh Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna
Ilustrasi Hari Ibu. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Ibu 2022 pada 22 Desember. Menjelang hari ini, Anda bisa mempersiapkan kado untuk ibu, salah satunya adalah puisi.

Hari Ibu di Indonesia adalah momen penting, karena bukan hanya memperingati peran ibu, hari ini juga merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

Peringatan Hari Ibu (PHI) juga sebagai momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Hari Ibu adalah peringatan bagi dilaksanakannya Kongres Perempuan Indonesia pertama dilaksanakan tidak lama setelah Sumpah Pemuda, berlangsung pada 22–25 Desember 1928 dengan tujuan menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu Perhimpunan Perempuan Indonesia.

Kongres Perempuan Indonesia pertama tersebut diakui sebagai tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan Indonesia.

Pada Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung tahun 1938, tanggal 22 Desember dinyatakan sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari Libur.

Hari Ibu tanggal 22 Desember dijadikan hari nasional yang diperingati setiap tahun secara khidmat dan penuh makna oleh segenap bangsa Indonesia.

Contoh Puisi Hari Ibu

Berikut ini contoh puisi Hari Ibu yang menyentuh hati dan penuh makna, beberapa dilansir dari laman Guru Penyemangat.

1. Ibu

Oleh Agnes Aprilia

Ibuku sayang…

Sembilan bulan engkau mengandung

Siang dan malam engkau menjaga dan merawatku

Tanpa ada kata rasa lelah

Ibuku sayang…

Engkau menjalani hari-hari bersamaku

Mengajariku banyak hal yang tidak aku ketahui

Ketika aku bertanya tentang apa yang tak kutahu

Engkau menjawab dengan senyuman

Dan menjelaskannya

Dengan bahasa yang bisa aku pahami

Ibuku sayang…

Aku tidak bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku

Yang aku bisa hanya bisa mendoakanmu agar selalu sehat dan bahagia

Aku mengucapkan terima kasih atas pengorbananmu

Yang sungguh luar biasa ini

Ibuku sayang…

Aku selalu mencintaimu

2. Lauk dari Nenek

Oleh Sri Rohmatiah Djalil

Ibu tak tampak kala aku terjaga dari mimpi

Hanya ada secarik kertas bertuliskan

“Ibu ke rumah sakit, antenglah besama nenek”

Uang koin di atasnya

Nenek datang dengan sepiring nasi tampa lauk

Hanya ada hiasan serbuk hitam

Aku bertanya, ini apa?

“Abon terasi,” katanya

Aku menutup hidung tak tahan dengan aroma

Nenek berucap,

“Makan saja, ibu tidak menitipkan uang”

Aku pun mengambil uang koin

yang telah beralih ke saku celana

Nenek menutup tangan kecilku

“Simpan untuk jajan!”

3. Ibu

Oleh Miranda Utari

Puisi Tentang Ibu yang Menyentuh Hati

Puisi Tentang Ibu yang Menyentuh Hati. Dok. Gurupenyemangat.com

Bunga Mawar harum nan cantik

Manis gulali meleleh lembut

Pancaran matahari terbenam mempesona

Pancaran aurora memanjakan mata

Sinar cahaya nebula yang menakjubkan

Emas intan permata menyilaukan mata

Wanita soleha dengan akhlak mulia

Bidadari dunia dan surga

Ibu… Ibu… Ibu… Ibu…

4. Hari Ibu

Oleh Nova Budi Aristin

Ibu,

Tangis malamku bagimu adalah lagu indahmu

Keluh kesahku bagimu adalah cerita mesramu

Kenakalanku bagimu adalah ujian untukmu

Ibu,

Kerut dahimu adalah bukti kesabaranmu

Hitam pelupuk matamu melambangkan keikhlasanmu

Senyum bibirmu menggambarkan ketulusanmu

Ibu,

Dalam nafasmu selalu ada aku

Dalam benakmu engkau hadirkan selalu diriku

Dalam hatimu terukir indah namaku

Ibu,

Tahukah engkau aku di sini karenamu

Aku bahagia karena jerih payahmu

Aku berhasil karena sujud malammu

Ibu,

Engkau adalah guruku

Engkau adalah sahabatku

Engkau adalah cintaku

Terima kasih Ibu

Aku selalu menyayangimu.

5. Ibu

karya K.H.A Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kaulah gua teduh

tempatku bertapa bersamamu

Sekian lama

Kaulah kawah

dari mana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi

yang tergelar lembut bagiku

melepas lelah dan nestapa

gunung yang menjaga mimpiku

siang dan malam

mata air yang tak berhenti mengalir

membasahi dahagaku

telaga tempatku bermain

berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit

yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan

yang mengawal perjalananku

mencari jejak sorga

di telapak kakimu

(Tuhan,

aku bersaksi

ibuku telah melaksanakan amantMu

menyampaikan kasih sayangMu

maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi

kekasih-kekasihMu

Amin).

6. Ibuku Dehulu

Karya Amir Hamzah

Ibuku dehulu marah padaku

diam ia tiada berkata

akupun lalu merajuk pilu

tiada peduli apa terjadi

matanya terus mengawas daku

walaupun bibirnya tiada bergerak

mukanya masam menahan sedan

hatinya pedih kerana lakuku

Terus aku berkesal hati

menurutkan setan, mengkacau-balau

jurang celaka terpandang di muka

kusongsong juga - biar cedera

Bangkit ibu dipegangnya aku

dirangkumnya segera dikecupnya serta

dahiku berapi pancaran neraka

sejuk sentosa turun ke kalbu

Demikian engkau;

ibu, bapa, kekasih pula

berpadu satu dalam dirimu

mengawas daku dalam dunia.

-------------

* Redaksi telah melakukan sedikit perubahan judul dan sebagian isi pada tulisan ini karena ditemukan dugaan kekeliruan dari referensi yang digunakan. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya