Menuju konten utama

Contoh Penyimpangan Nilai Pancasila, Faktor Penyebab & Dampaknya

Contoh penyimpangan nilai pancasila yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, penyebab, dan dampaknya. Apa saja? Berikut penjelasan selengkapnya.

Contoh Penyimpangan Nilai Pancasila, Faktor Penyebab & Dampaknya
Anggota Pemuda Pancasila kota Makassar mengecat wajahnya saat melakukan aksi memperingati hari lahir Pancasila di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/6). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww/17.

tirto.id - Pancasila dalam memenuhi fungsinya sebagai dasar negara, terdapat beberapa contoh penyimpangan nilai pancasila yang terjadi. Apa saja? Berikut penjelasan selengkapnya.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mengandung sejumlah lima nilai pokok (tertulis dalam lima bunyi silanya). Dasar negara yang seharusnya dipegang teguh sebagai ideologi atau pedoman kehidupan bernegara ini ternyata bisa saja mengalami penyimpangan.

Berdasarkan catatan Dewi Aniaty dan Aviani Santi dalam PPKn SMP (2009:3), diungkapkan bahwa Pancasila terbentuk atas nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Dengan begitu, di dalamnya terkandung falsafah yang dijadikan pegangan, pedoman, serta petunjuk ketika bangsa Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari.

Berikut ini bunyi Pancasila:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Lima bunyi sila di atas merupakan sebuah hal yang bersifat fundamental (mendasar). Dari kelimanya, tergambar jelas cita-cita hukum dan ide mengenai kehidupan bangsa Indonesia sebenarnya, yakni beraneka ragam etnis, agama, suku, dan lain-lain.

Terlepas dari perbedaan, Pancasila berusaha menanamkan nilai kebersamaan yang sifatnya adil, benar, bijaksana, dan tepat. Akan tetapi, pelaksanaan nilai-nilai tersebut tentu tidak bisa dikatakan mengalir mulus. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa contoh penyimpangan nilai Pancasila.

Contoh Penyimpangan Nilai Pancasila

Dalam memenuhi fungsinya sebagai dasar negara, terdapat beberapa contoh kasus penyimpangan yang terjadi. Lima nilai Pancasila yang masing-masingnya menggambarkan sebuah cara hidup pada akhirnya tidak dijadikan pedoman karena faktor-faktor tertentu.

Berikut ini contoh penyimpangannya:

1. Penyimpangan Sila Pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Munculnya gerakan radikal dari sebuah kelompok yang membonceng agama merupakan salah satu contohnya. Dari sini, mereka tidak menghargai keberagaman agama dan menganggap bahwa kelompok mereka yang paling benar di antara yang lain.

2. Penyimpangan Sila Kedua: “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kasus penyimpangan tidak diperhatikan. Contohnya dapat dilihat dari kasus penggusuran rumah warga miskin dan tidak mendapatkan tindak lanjut atau bantuan. Dari sini, keadilan adab yang ditekankan tidak dijadikan pedoman hidup.

3. Penyimpangan Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia”

Persatuan berarti menyatakan diri sebagai bagian dari negara Indonesia. Dalam kasus penyimpangan, terdapat Organisasi Papuan Merdeka (OPM) yang masih ada hingga sekarang. Mereka ingin memisahkan daerah Papua Barat dari NKRI dan merdeka sebagai negara sendiri.

4. Penyimpangan Sila Keempat: “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”

Musayawarah dijalankan untuk memecahkan masalah (mencapai sebuah kemufakatan). Akan tetapi, penyimpangan terjadi ketika pimpinan musyawarah lebih condong ke satu pihak. Dengan kata lain, contoh penyimpangan ada ketika salah satu pihak mengalami rugi akibat musyawarah yang tidak adil.

5. Penyimpangan Sila Kelima: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Adil ini hampir sama dengan bunyi sila kedua. Nilai yang berusaha ditekankan adalah seluruh warga negara Indonesia punya hak dan kewajiban yang sama. Contoh penyimpangan terjadi ketika hak seorang warga negara tidak diberikan, diskriminasi etnis, dan bentuk ketidakadilan lainnya.

Penyebab Penyimpangan Nilai Pancasila

Melihat kasus penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila, tentu permasalahan terdapat dalam diri seorang warga negara. Setidaknya, terdapat dua garis besar penyebab terjadinya penyimpangan, yaitu faktor subjektif dan faktor objektif.

Berdasarkan catatan Suyahman dalam Pengembangan Bahan Ajar PPKn (2021:171), terungkap bahwa faktor subjektif berasal dari sifat seseorang dalam menghadapi kenyataan. Pandangan dalam menghadapi kehidupan tersebut ternyata bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain dan berasal dari luar (faktor objektif).

Berikut ini faktor objektif penyebab penyimpangan nilai Pancasila:

  1. Ketidaksanggupan mencerna norma-norma dan kebudayaan yang ada di sekitarnya
  2. Salah dalam proses belajar, misalnya sering membaca buku yang berlawanan dengan Pancasila
  3. Bingung memutuskan antara mengikuti budaya dan struktur sosial atau mengikuti perkembangan zaman
  4. Masuk dalam pergaulan yang salah
  5. Sering melihat berita yang tidak sesuai Pancasila.

Dampak Penyimpangan Nilai Pancasila

Dalam menjalani kehidupan berbangsa serta bernegara, penyimpangan nilai Pancasila ternyata memiliki dampak yang bisa saja terjadi. Berikut ini lima dampak yang dapat terjadi akibat penyimpangan Pancasila (Suyahman, 2021:172):

  1. Lunturnya jiwa patriotisme (cinta tanah air)
  2. Hilangnya identitas bangsa dan negara akibat lunturnya budaya asli
  3. Keturunan bangsa Indonesia di kedepannya bisa rusak (tidak menjalani nilai Pancasila)
  4. Munculnya kesenjangan sosial karena persaingan ekonomi yang bebas
  5. Produk asli bangsa Indonesia akan lebih direndahkan dibanding barang hasil produk impor karena rakyat Indonesia lebih bangga menggunakan barang negara lain.

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani