Menuju konten utama
Pendidikan Kewarganegaraan

16 Contoh Penerapan Sila ke-2 di Sekolah dan Kelas

Pengamalan Pancasila bisa diaplikasikan di sekolah atau kelas, termasuk sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

16 Contoh Penerapan Sila ke-2 di Sekolah dan Kelas
Ilustrasi penerapan sila ke 2 di sekolah berupa sikap guru yang mengajar siswa secara adil, tanpa membeda-bedakan latar belakang suku atau ras. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pancasila merupakan pedoman hidup bangsa sekaligus dasar negara Republik Indonesia. Semua nilai yang ada di dalamnya dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sila ke-2.

Sila ke-2, yang berbunyi, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab." sangat bermakna bagi rakyat Indonesia. Terlebih, masyarakat Indonesia hidup dalam kemajemukan dan keberagaman ras, bahasa, suku bangsa, budaya, dan agama. Dalam menjalani kehidupan, masyarakat yang majemuk memerlukan nilai yang adil dan beradab atas nama kemanusiaan.

Pengamalan Pancasila Sila ke-2 selayaknya diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks keluarga, sekolah, masyarakat, hingga dalam cakupan berbangsa dan bernegara.

Pengamalan sila ke 2 di kelas dapat berupa perlakuan yang adil dari guru. Contoh lainnya adalah sikap adil dari setiap siswa untuk saling berteman tanpa membeda-bedakan latar belakang ekonomi, ras, maupun suku.

Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2

Sudharmono, dalam buku Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (1997), memaparkan bahwa sikap atau nilai-nilai penting yang terkandung dalam Pancasila itu diperinci menjadi butir-butir pengamalan.

Butir-Butir pengamalan Pancasila pertama kali diatur melalui Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 atau pada masa Orde Baru. Setelah rezim Soeharto berakhir akibat Reformasi 1998, Butir-Butir Pengamalan Pancasila disesuaikan lagi melalui Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.

Berikut butir-butir pengamalan Pancasila untuk Sila ke-2:

  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-2 di Sekolah atau Kelas

Penerapan sila ke 2 di sekolah berperan penting dalam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa. Dengan membiasakan pengamalan sila ke 2 di kelas atau di lingkungan sekolah, siswa akan terbiasa membawa nilai-nilai itu di kehidupan masyarakat. Berikut contoh sila ke-2 di sekolah:

  1. Bersikap adil terhadap teman-teman sekolah atau kelas tanpa melihat perbedaan.
  2. Melakukan kewajiban sebagai seorang siswa/siswi atau pelajar, yakni belajar dengan baik.
  3. Menolong teman yang mengalami kesusahan atau kesulitan.
  4. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan di lingkungan sekolah.
  5. Bagi guru, tidak membeda-bedakan atau pilih kasih terhadap seluruh siswa.
  6. Menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati antar-warga sekolah.
  7. Guru mengakomodasi keberagaman siswa dengan memberikan dukungan yang setara bagi semua, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
  8. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menggalakkan kampanye anti-perundungan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan beradab.
  9. Menyediakan program bimbingan untuk membantu siswa mengatasi masalah pribadi dan sosial mereka secara adil dan beradab.
  10. Guru mengintegrasikan pelajaran etika dan moral dalam kurikulum untuk membantu siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan, perilaku yang adil, serta tugas dan kewajibannya.
  11. Guru memberikan apresiasi dan pengakuan setara bagi prestasi akademis dan non-akademis, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi siswa.
  12. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri yang menghargai keunikan dan potensi.
  13. Sekolah menyelenggarakan program beasiswa yang didasarkan pada prestasi dan potensi, bukan hanya faktor ekonomi.
  14. Siswa atau guru mengadakan diskusi dan kegiatan yang membahas isu-isu sosial dan kesejahteraan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang kemanusiaan yang adil.
  15. Dalam proses pengambilan keputusan di tingkat kelas atau sekolah, siswa diberikan peran yang sama. Tujuannya adalah memberikan mereka peran aktif dalam menciptakan lingkungan yang adil.
  16. Guru dan sekolah menyelenggarakan program keterampilan sosial untuk membantu siswa memahami dan mengembangkan kemampuan berinteraksi secara positif dan beradab.

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH
Penyelaras: Fadli Nasrudin