Menuju konten utama
Cara Membaca Al-Quran

Contoh Mad Silah Qasirah dalam Al Quran & Hukum Bacaan Tajwidnya

Artikel ini akan membahas tentang mad silah qasirah, dari contoh mad silah qasirah, panjang bacaan mad silah qasirah, hukum bacaan mad silah qasirah.

Contoh Mad Silah Qasirah dalam Al Quran & Hukum Bacaan Tajwidnya
Warga membaca Alquran saat tadarus perdana di Masjid Jamik Asy-Syuhadak, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (16/5/2018). ANTARA FOTO/Saiful Bahri

tirto.id - Mad silah qasirah adalah salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid. Bacaan mad silah qasirah terjadi ketika huruf ha dhamir (ه) atau kata ganti yang berada di antara huruf hidup (bukan sukun), serta terletak pada dua kata berbeda. Berikut ini penjelasan dan contoh-contohnya dalam Al-Quran.

Bahasan mad dalam ilmu tajwid merupakan bahasan penting dan mendasar terkait cara membaca Al-Quran yang benar. Sebab, bacaan mad akan selalu ditemui di setiap surah Al-Quran.

Ketika bacaan mad silah qasirah tidak dilafalkan sesuai tajwidnya, makna dan arti ayat akan melenceng dan tidak sesuai lagi.

Dengan demikian, memahami konsep mad silah qasirah menjadi penting untuk kesempurnaan tilawah Al-Quran.

Hal itu juga tergambar dalam firman Allah SWT: " ... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).

Mad silah qasirah merupakan salah satu jenis mad silah, selain juga mad silah tawilah. Jenis mad ini berhubungan dengan kata ganti dalam bahasa Arab, berkaitan dengan huruf ha damir (ه).

Hukum bacaan mad silah qasirah wajib dibaca 2 harakat atau 2 ketukan. Lantas, apa pengertian dan syarat-syarat mad silah qasirah?

Pengertian Mad Silah Qasirah

Dalam bahasa Arab, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.

Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.

Salah satu jenis mad tersebut adalah mad silah qasirah. Ia terjadi saat huruf ha dhamir (ه) berada pada dua kata berbeda, di antaranya adalah huruf hidup (bukan berharakat mati atau sukun).

Nama lain dari mad silah qasirah adalah mad silah sugra atau disebut juga sebagai mad silah pendek

Hukum Bacaan Mad Silah Qasirah

Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987) menuliskan bahwa hukum bacaan mad silah qasirah wajib dilafalkan dengan panjang 2 harakat.

Contoh kalimat yang mengandung kaidah mad shilah thawilah adalah: لَّهُۥ كُفُوًا (Lahuu kufuwan), فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ (Fa ummuhụ hāwiyah), dan رَجْعِهِۦ لَقَادِرٌ (Raj'ihii laqaadir).

Pada contoh di atas, terdapat huruf ha dhamir (ه) yang berada di antara huruf hidup pada kata yang berlainan. Dengan demikian, cara membaca panjang bacaan mad silah qasirah adalah 2 harakat.

Untuk bisa disebut sebagai mad silah qasirah, terdapat sejumlah syarat-syarat berikut, sebagaimana dikutip dari Pelajaran Ilmu Tajwid (2021) yang ditulis Rois Mahfud.

  • Ha dhamir tunggal (ه) yang hanya berharakat kasrah atau dammah;
  • Didahului dan diikuti oleh huruf hidup;
  • Tidak bertemu dengan hamzah (Apabila bertemu dengan hamzah, hukum tajwidnya adalah mad silah tawilah, bukan mad silah qasirah lagi);
  • Huruf sebelum dan sesudahnya tidak berharakat sukun.

Contoh Mad Silah Qasirah dalam Al-Quran

Hukum bacaan mad silah qasirah terdapat dalam banyak ayat di surat Al-Qur'an. Contoh mad silah qasirah dan huruf mad silah qasirah di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Surah Al-Ikhlas Ayat 4

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Bacaan latinnya: "Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad"

Artinya: "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia," (QS. Al-Ikhlas [112]: 4).

2. Surah Al-Qari'ah Ayat 9

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ

Bacaan latinnya: "Fa ummuhụ hāwiyah"

Artinya: "Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah," (QS. Al-Qari'ah [101]: 9).

3. Surah At-Tariq Ayat 8

إِنَّهُۥ عَلَىٰ رَجْعِهِۦ لَقَادِرٌ

Bacaan latinnya: "Innahụ 'alā raj'ihī laqādir"

Artinya: "Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)," (QS. At-Tariq [86]: 8).

4. An-Nasr Ayat 3

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا

Bacaan latinnya: "Fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā"

Artinya: "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat," (QS. An-Nasr [110]: 3)

5. Surah An-Naba Ayat 15

لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّا وَنَبَاتًا

Bacaan latinnya: 'Linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā"

Artinya: "Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan," (QS. An-Naba [78]: 15).

6. Surah Al-Lahab Ayat 4

وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ

Bacaan latinnya: "Wamra`atuhu ḥammālatal-ḥaṭab"

Artinya: "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar," (QS. Al-Lahab [111]: 4).

7. Surah Al-Adiyat Ayat 4-6

(6) فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا (4) فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا (5) إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ

Bacaan latinnya: "Fa aṡarna bihī naq’ā, (4) fa wasaṭna bihī jam’ā, (5) innal-insāna lirabbihī lakanụd (6)"

Artinya: "(4) Maka ia menerbangkan debu, (5) dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, (6) sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya," (QS. Al-Adiyat [100]: 4-6).

Baca juga artikel terkait MAD SILAH QASIRAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Dhita Koesno