Menuju konten utama

Contoh Faktor Penyebab Perubahan Sosial dari Dalam dan Luar

Contoh-contoh faktor perubahan sosial dari dalam dan luar masyarakat beserta penjelasannya.

Contoh Faktor Penyebab Perubahan Sosial dari Dalam dan Luar
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Perubahan sosial akan terjadi secara terus menerus. Filsuf Yunani Kuno Herakleitos pernah berujar bahwa yang abadi dalam kehidupan ini adalah perubahan itu sendiri. Bagaimanapun juga, orang yang tak bisa beradaptasi dengan perubahan sosial akan terpinggirkan dari kemajuan zaman.

Sederhananya, perubahan sosial terjadi karena suatu anggota masyarakat tidak puas dengan kehidupan yang ia jalani. Karena itu, ia mencari cara untuk memperbaiki sistem atau kehidupan yang ada. Ketika cara yang ia temukan berhasil, kemudian diikuti oleh banyak orang, maka terjadi perubahan sosial besar-besaran dalam masyarakat tersebut.

Secara definitif, perubahan sosial mengacu ke perubahan pola hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu. Definisi ini sesuai dengan rumusan dari ahli sosiologi kontemporer, George Ritzer seperti dikutip dalam buku Modul Sosiologi (2020) yang diterbitkan Kemdikbud.

Perubahan sosial ini dipantik oleh beberapa faktor. Sejumlah faktor penyebab perubahan sosial itu bisa dibedakan menjadi 2. Keduanya adalah faktor penyebab dari dalam masyarakat atau faktor internal, dan faktor yang berasal dari luar masyarakat atau faktor eksternal.

Faktor Penyebab Perubahan Sosial Internal & Contohnya

Dari sisi internal atau dalam masyarakat, perubahan sosial dapat terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan, jumlah penduduk, hingga pertentangan atau pergolakan politiknya. Penjelasan dan contonya bisa dicermati dalam uraian di bawah ini.

1. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi yang stagnan, jika diiringi oleh berkembangnya ilmu pengetahuan, akan menghasilkan penemuan atau inovasi baru. Misalnya, terkait teknologi canggih yang mengubah banyak hal dalam kehidupan suatu masyarakat. Karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan bisa mendorong perubahan sosial.

Jika penemuan baru itu berhasil menyelesaikan masalah masyarakat secara luas, maka ia akan memantik perubahan sosial dalam skala besar. Orang-orang akan mengadopsi teknologi tersebut, serta meninggalkan cara lama dan menggunakan sistem yang lebih efisien.

Contohnya adalah perubahan sistem pertanian tradisional menjadi modern di masyarakat agraris. Perkembangan ilmu pengetahuan membuat banyak petani yang semula memakai alat bantu yang mengandalkan hewan dan manusia beralih ke peralatan mesin lebih canggih.

Berkat perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, petani modern beralih ke tenaga mesin untuk mengolah lahannya. Misalnya, dulu petani memakai bajak yang digerakkan kerbau, kini mayoritas sudah beralih ke traktor.

Awalnya, penggunaan mesin ini ditentang para buruh tani karena menjadikan banyak pekerja menganggur, namun lama kelamaan, perubahan ini harus diterima karena dianggap lebih efektif dan efisien.

2. Jumlah Penduduk

Bertambahnya jumlah penduduk di suatu masyarakat akan memantik perubahan sosial. Misalnya, populasi penduduk desa yang kian besar, namun tidak diiringi dengan lapangan pekerjaan yang cukup akan memicu urbanisasi.

3. Pertentangan dan Pemberontakan

Di setiap masyarakat, pasti pernah ada pertentangan dan konflik antarindividu maupun kelompok. Sebabnya, bisa jadi karena perbedaan kepentingan, ketimpangan sosial-ekonomi, maupun kurang meratanya infrastruktur di suatu negara.

Jika pertentangan terjadi dalam skala besar, ia bisa memicu pemberontakan. Jika pemberontakan itu berhasil maka akan terjadi pergantian penguasa, sistem, hingga kesepakatan dan akomodasi dari pihak-pihak yang berkonflik. Kehadiran berbagai hal baru itu yang memicu perubahan sosial.

Sebagai contoh, pada bulan Agustus 2021, terjadi peralihan kekuasaan di negara Afghanistan yang merupakan akibat konflik antara pemerintah Afghanistan di bawah pengaruh Amerika Serikat (AS), dengan Taliban. Konflik ini belakangan dimenangkan oleh kubu Taliban.

Pergantian kekuasaan lantas menjadikan kondisi Afghanistan kacau balau. Banyak warganya yang mencari suaka ke negara lain dan menjadi imigran. Sementara sisanya bertahan dalam keadaan belum menentu hingga pemerintahan baru terbentuk.

Pergantian kekuasaan yang bermula dari konflik besar itu biasanya akan mengubah banyak hal di kehidupan masyarakat, sehingga terjadilah perubahan sosial. Situasi serupa terjadi ketika di tahun 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan diikuti peralihan kekuasaan dari tangan Jepang ke pemerintahan bumi putera.

Infografik SC Perubahan Sosial

Infografik SC Perubahan Sosial. tirto.id/Quita

Faktor penyebab perubahan sosial dari luar & contohnya

Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal atau dari luar masyarakat yang mengalaminya. Berikut ini faktor-faktor eksternal penyebab perubahan sosial dan contohnya.

1. Pengaruh kebudayaan masyarakat luar

Berkat adanya globalisasi, masyarakat kian intens menerima informasi dari budaya lain. Interaksi dengan budaya bangsa lain ini lambat laun akan mengubah persepsi individu dan kelompok untuk beradaptasi dan meniru budaya yang dirasa efektif dan efisien.

Dalam kondisi ekstrem, generasi muda yang sejak kecil sudah dihadapkan dengan teknologi dan internet, serta mengonsumsi budaya populer dari bangsa lain akan melunturkan apresiasi mereka terhadap budaya lokal dan meminggirkan adat-istiadat setempat.

Sebagai contoh, musik populer di tangga lagu Billboard Amerika Serikat, biasanya juga digemari di negara-negara lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya populer yang viral melalui Internet dan sarana komunikasi elektronik lainnya bisa meluas pengaruhnya ke berbagai negara.

Akibatnya, budaya lokal mudah terabaikan karena banyak orang lebih suka kepada budaya global. Demikian juga kearifan lokal dan adat-istiadat yang dianggap ketinggalan zaman juga kian redup.

Ketika popularitas lagu-lagu asing meningkat di Indonesia, dengan sendirinya, produk musik yang khas dalam negeri menurun pengaruhnya. Sebagian khasanah musik tradisional terlupakan, tetapi sebagian lain juga bisa bertahan dengan mengadopsi sejumlah unsur baru dari luar. Proses seperti ini menunjukkan adanya perubahan sosial budaya di Indonesia.

2. Peperangan

Dalam suatu peperangan, baik itu perang dalam negeri atau dengan negara lain, pihak yang kalah akan menjadi korban. Sementara itu, kelompok yang menang akan memaksakan kehendak kepada pihak yang kalah sehingga terjadi perubahan sosial dalam skala besar.

Contoh, konflik Palestina dan Israel yang berlangsung sejak tahun 1948 sampai sekarang. Dalam konflik tersebut, sudah terjadi perang berkali-kali, misalnya Perang Arab-Israel 1948, Perang Enam Hari 1967, Perang Yom Kippur 1973, dan sebagainya.

Usai terjadi perang di wilayah Palestina, sering kali terjadi perubahan sosial. Misalnya, perebutan wilayah yang memicu migrasi penduduk. Ketika Israel berhasil mencaplok wilayah Palestina, terjadi migrasi penduduk Israel ke wilayah Palestina. Sementara itu, penduduk Palestina yang kalah terusir dari wilayahnya sendiri.

3. Bencana alam

Ketika terjadi bencana alam maka perubahan sosial dalam suatu masyarakat berpeluang muncul. Apalagi, jika bencana alam itu terjadi dengan dampak luas dan berat, seperti gempa bumi Yogya 2006 atau tsunami Aceh 2004.

Perubahan sosial yang terjadi misalnya berupa lokasi rawan bencana cenderung akan ditinggalkan penduduk. Proses perpindahan penduduk akibat bencana alam ini lantas memunculkan lembaga-lembaga baru di masyarakat yang tertimpa bencana.

Di Yogyakarta, Bantul, dan sekitarnya, sebagai contoh, setelah terjadi gempa bumi pada 27 Mei 2006, muncul banyak komunitas relawan dan kelompok masyarakat tanggap bencana.

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN SOSIAL atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom