Menuju konten utama
Cara Membaca Al-Quran

Contoh Bacaan Tashil dalam Al Quran dan Hukum Tajwidnya

Berikut ini bacaan tashil dalam Al-Quran, cara membaca, dan hukumnya dalam ilmu tajwid. Apa contoh tashil dalam Al-Quran?

Contoh Bacaan Tashil dalam Al Quran dan Hukum Tajwidnya
Sejumlah santri Pesantren Al Kautsar membaca Al Quran bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/5/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

tirto.id - Salah satu bacaan garib dalam Al-Quran adalah tashil yang terjadi ketika huruf hamzah berada dalam posisi saling berurutan. Cara membacanya adalah dengan melafalkan hamzah pertama adalah seperti hamzah pada umumnya, sementara itu, hamzah yang kedua dibaca seperti huruf ha (ح) samar, yakni seperti antara hamzah dan bunyi alif. Hanya ada satu contoh tashil dalam Al-Quran. Lantas, apa pengertian dan hukum tajwidnya.

Meskipun sudah ada aturan baku terkait cara membaca Al-Quran melalui ilmu tajwid, namun ada juga pengecualian yang menyalahi kaidah tersebut. Pengecualian ilmu tajwid ini dikenal dengan bacaan-bacaan garib dalam Al-Quran.

Dalam bahasa Arab, garib artinya jarang, aneh, atau tersembunyi. Dalam hal ini, bacaan garib sangat jarang ditemui dan hanya ada sesekali dalam Al-Quran.

Di antara jenis-jenis bacaan garib, ada istilah tashil yang merupakan pengecualian dalam ilmu tajwid. Ia dibahas dengan hukum tersendiri dan hukumnya wajib dilafalkan sesuai aturan yang ditetapkan Al-Quran.

Sebagai misal, pada hukum tashil di sini, huruf hamzah (أَ) harus dilafalkan dengan bunyi huruf ha (ح) samar. Ada juga istilah imalah, yang mana bunyi huruf ra (رَ) dibaca dengan bunyi "re". Pembacaan demikian dilakukan karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW melalui jalur riwayat Hafs.

Hukum bacaan garib merupakan bagian dari ilmu tajwid, tata cara membaca Al-Quran. Sebab, ayat-ayat Al-Quran memiliki kaidah cara membaca tersendiri yang berbeda dari bahasa Arab pada umumnya.

Bagaimanapun juga, tilawah Al-Quran termasuk dalam ibadah mulia dalam Islam. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, ada aturan-aturan yang harus dipatuhi. Demikian juga mengenai bacaan tashil, ada aturan-aturan yang harus ditaati agar pembacaan Al-Quran menuai pahala di sisi Allah SWT.

Pengertian Bacaan Tashil dan Contohnya dalam Al-Quran

Dalam bahasa Arab, tashil artinya lunak, meringankan, atau memudahkan. Pengertiannya adalah membaca ayat yang mengandung hamzah dan alif, yang mana hamzah pertama dibaca jelas atau tahqiq dan pendek, sementara hamzah kedua dibaca dengan tashil, sebagaimana dikutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah.

Tashil dapat terjadi ketika dua hamzah berada dalam posisi saling berurutan.

Pembahasan tashil ini tertuang dalam jenis qiraat Hafs, salah satu jalur riwayat tilawah Al-Quran yang selama ini banyak beredar di masyarakat.

Bacaan tashil hanya ada satu dalam Al-Quran pada surah Fushilat ayat 44.

Contoh tashil hanya ada satu dalam Al-Quran, yakni pada surah Fushilat ayat 44 sebagai berikut:

وَلَوْ جَعَلْنَٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥٓ ۖ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ

Bacaan latinnya: "Walau ja'alnāhu qur`ānan a'jamiyyal laqālụ lau lā fuṣṣilat āyātuh, a ha'jamiyyuw wa 'arabiyy, qul huwa lillażīna āmanụ hudaw wa syifā`, wallażīna lā yu`minụna fī āżānihim waqruw wa huwa 'alaihim 'amā, ulā`ika yunādauna mim makānim ba'īd"

Artinya: "Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh," (Fushilat [41]: 44).

Lafal tashil pada ayat di atas terletak pada lafal أَأَعْجَمِيٌّ (Dibaca: Aha'jamiyyu). Cara membaca hamzah pertama adalah seperti lafal hamzah pada umumnya, sementara itu, hamzah yang kedua dibaca seperti huruf ha' (ح) samar, yakni seperti antara hamzah dan bunyi alif.

Baca juga artikel terkait BACAAN GHARIB atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom