Menuju konten utama

Ciri-ciri Darah Haid, Nifas, Istihadhah Beserta Hukumnya di Islam

Pengertian darah haid, istihadah, dan nifas dalam Islam. Apa perbedaan antara ketiganya?

Ciri-ciri Darah Haid, Nifas, Istihadhah Beserta Hukumnya di Islam
Islustrasi foto/iStockphoto

tirto.id - Islam mengatur perkara berkaitan dengan darah organ kewanitaan. Tiga jenis darah yang berkaitan dengan organ kewanitaan adalah darah haid (menstruasi), istihadah, dan nifas. Lantas, apa ciri-ciri ketiga jenis darah tersebut dan konsekuensinya dalam Islam?

Pembahasan mengenai darah haid, istihadah, dan nifas merupakan persoalan penting bagi kaum hawa. Sebab, hal itu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari para perempuan, serta ibadah yang mereka lakukan.

Sebagai misal, darah haid dan nifas merupakan darah kotor yang menjadikan perempuan tidak boleh mendirikan salat, masuk masjid, dan melakukan ibadah-ibadah lainnya. Sedangkan darah istihadah tetap menuntut pengerjaan ibadah-ibadah di atas.

Perkara ini penting untuk dipahami perempuan demi kesempurnaan ibadah mereka dalam Islam. Bagaimanapun juga, ibadah wajib mengharuskan umat Islam untuk suci dari najis, serta bebas dari hadas, baik itu hadas kecil maupun hadas besar.

Berikut ini pengertian dan ciri-ciri darah haid, istihadah, serta nifas menurut ajaran Islam.

Pengertian dan Ciri Darah Haid serta Ketentuannya dalam Islam

Salah satu tanda balig perempuan adalah keluarnya darah haid. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, Haid yang artinya aliran atau sesuatu yang mengalir dari rahim.

Secara istilah, haid adalah darah yang keluar dari rahim perempuan di waktu-waktu tertentu, bukan disebabkan penyakit atau melahirkan. Selain itu, warna darah haid lazimnya merah kehitaman dan agak kental.

Dalam Islam, batasan waktu haid paling minimal adalah sehari semalam dan paling lama adalah 15 hari 15 malam. Namun, umumnya haid terjadi selama 6-7 hari, sebagaimana dikutip dari Fikih (2020) yang ditulis Siti Nurul Anjumil Muniroh.

Dalam kondisi haid, perempuan tidak diperbolehkan salat, puasa, tawaf, menyentuh mushaf Al-Quran, masuk masjid, hingga berhubungan suami istri.

Dalil mengenai hal itu tergambar dalam surah Al-Baqarah ayat 222:

“Mereka bertanya kepadamu tentang [darah] haid. Katakanlah, 'Dia itu adalah suatu kotoran [najis]'. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di tempat haidnya [kemaluan]. Dan janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci [dari haid]. Apabila mereka telah bersuci [mandi bersih], maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah [2]: 222).

Berkaitan dengan puasa Ramadan, perempuan haid wajib mengqadanya di luar Ramadan. Sementara itu, kendati salat juga merupakan ibadah wajib, para perempuan tidak diperintahkan untuk mengqadanya usai ia suci dari haid.

Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, ia berkata: “Kami dahulu mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqada puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada salat,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ciri-ciri darah haid ditandai dengan warnanya yang merah terang di hari-hari awal menstruasi. Apabila siklusnya lebih singkat, warnanya berubah merah muda.

Sementara itu, ada juga darah haid yang pekat agak kehitaman. Hal ini disebabkan darah tersimpan di rahim, mengalami oksidasi, hingga perlahan-lahan berubah warna menjadi agak kehitaman.

Pengertian dan Ciri Darah Nifas dan Ketentuannya dalam Islam

Ketika perempuan melahirkan, banyak darah keluar dari rahimnya. Darah tersebut dikenal sebagai darah nifas. Dalam istilah medis, darah nifas adalah lokia dan masa nifas dikenal sebagai masa puerpurium.

Lazimnya, masa nifas adalah sekitar 40 hari dan paling lama 60 hari. Adapun ketentuan perempuan nifas tidak berbeda dengan perempuan haid.

Perempuan yang mengalami nifas tidak boleh salat, puasa, tawaf, menyentuh mushaf, hingga berhubungan suami istri.

Kendati demikian, perempuan nifas atau haid diperbolehkan membaca Al-Quran tanpa menyentuh mushaf langsung, misalnya dengan pembatas atau media elektronik, seperti komputer, ponsel, dan sebagainya.

Terkait perbedaan darah haid dan nifas, banyak responden menyatakan darah nifas lebih banyak dan lebih deras daripada darah haid.

Selain itu, warna darah nifas tidak terlalu pekat (tidak terlalu hitam), namun baunya lebih tajam daripada darah haid.

Pengertian dan Ciri Darah Istihadhah dan Ketentuannya dalam Islam

Terakhir, darah istihadah adalah darah yang keluar dari rahim di luar masa haid dan nifas. Darah istihadah dapat keluar sewaktu-waktu, bisa jadi disebabkan penyakit atau sebagainya.

Sebagai misal, para ulama menyatakan bahwa masa haid paling lama 15 hari 15 malam. Apabila darah masih keluar dari rahim melebihi 15 hari 15 malam, sisa darah selepas hari itu dinyatakan sebagai darah istihadah.

Perempuan yang keluar darah istihadah tetap wajib berpuasa, wudu, salat, tawaf, masuk masjid, dan memegang mushaf Al-Quran.

Baca juga artikel terkait ISTIHADAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom