Menuju konten utama

Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok Susu Formula dan Penyebabnya

Bayi yang tidak cocok dengan susu formula biasanya bisa dikenali dari ciri-ciri tertentu, seperti muntah, mual, diare, dan muncul ruam-ruam.

Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok Susu Formula dan Penyebabnya
Ilustrasi Bayi Minum Susu. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Memilih susu formula yang aman memiliki pengaruh besar untuk kesehatan bayi. Faktanya, tidak semua jenis susu formula cocok dikonsumsi oleh bayi. Ketidakcocokan susu formula biasanya bisa dikenali dari ciri-ciri tertentu, seperti munculnya reaksi alergi.

Padahal, susu formula yang baik seharusnya bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan mendukung tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan jenis susu formula seperti apa yang aman untuk dikonsumsi sang buah hati.

Susu formula adalah susu sapi yang diolah sedemikian rupa agar dapat mengandung nutrisi yang aman dikonsumsi bayi. Jenis susu formula yang beredar di pasaran beragam, mulai dari susu bubuk, susu konsentrat cair, hingga susu siap pakai.

Susu formula biasanya dijadikan sebagai alternatif pengganti ASI ketika bayi tidak dapat memperoleh ASI dari ibu atau karena kondisi kesehatan tertentu. Kendati demikian, menurut National Health Service (NHS), susu formula tidak memiliki manfaat kesehatan yang sama dengan ASI. Tidak seperti ASI, susu formula tidak dapat memberikan bayi perlindungan dari infeksi.

Penyebab Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula

Bayi yang tidak cocok dengan susu formulanya akan mengalami masalah makan. Umumnya, ketidakcocokan bayi terhadap susu formula diakibatkan oleh bahan-bahan yang digunakan di dalam susu.

Menurut Abbot Family, beberapa bahan yang biasanya menjadi masalah dalam susu formula adalah laktosa. Laktosa sendiri adalah gula yang biasa ditemukan dalam produk susu, termasuk susu, yogurt, dan keju.

Di dalam pencernaan, laktosa harus dipecah oleh enzim laktase yang biasanya ada di usus kecil tempat diserapnya nutrisi makanan. Proses pemecahan ini kemudian menyebabkan laktosa terbagi menjadi glukosa dan galaktosa yang bisa diserap oleh tubuh.

Sayangnya, sebagian bayi tidak memiliki cukup enzim laktosa di pencernaannya. Akibatnya, mereka kesulitan mencerna produk susu dan menyebabkan masalah kesehatan yang disebut intoleransi laktosa.

Menurut Healthy Children, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip.

Intoleransi laktosa disebabkan oleh gangguan pencernaan, yaitu kurangnya enzim laktase dalam tubuh. Sedangkan, alergi susu adalah kondisi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh. Intoleransi laktosa tidak lebih berbahaya dari alergi susu yang dapat memicu reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa.

Ciri-ciri Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula

Bayi yang tidak cocok dengan susu formula, baik karena intoleransi laktosa maupun alergi susu biasanya dapat dikenali dengan gejala yang kurang lebih sama. Berikut beberapa gejalanya seperti yang dikutip dari Kids Health:

  • mual;
  • muntah;
  • diare;
  • sakit perut dan rewel;
  • muncul ruam-ruam;
  • darah atau lendiri di kotoran bayi.

Orang tua juga harus mewaspadai gejala-gejala berat seperti berikut:

  • kulit kering, merah, dan bersisik;
  • diare berat;
  • kelelahan ekstrim;
  • muntah yang kuat.

Jika gejala-gejala tersebut muncul segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlukah Memberikan Susu Formula Nabati?

Sebagian orang tua dengan anak yang memiliki intoleransi laktosa biasanya mempertimbangkan untuk memberi bayi susu formula dari protein nabati. Contoh produk susu formula nabati yang sering ditemui di pasaran adalah susu kedelai atau soya.

Penggantian susu formula menjadi susu formula nabati bisa dilakukan dengan rekomendasi dari dokter atau bidan. Hal ini karena tidak sedikit kasus dimana bayi alergi susu sapi tetapi juga alergi terhadap protein dalam susu formula kedelai. Jika kasus tersebut terjadi, maka dokter biasanya akan merekomendasikan susu formula jenis hipoalergenik untuk bayi.

Selain itu, perlu diketahui pula bahwa susu formula kedelai umumnya hanya diberikan bagi bayi yang cukup bulan dan tidak dianjurkan bagi bayi prematur. Biasanya bayi yang sudah berusia 39 minggu atau lebih sudah dinilai aman mengonsumsi susu kedelai.

Baca juga artikel terkait SUSU FORMULA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy