Menuju konten utama

Ciri Bayi Memiliki Kulit Sensitif dan Tips Cara Perawatannya

Bayi dengan kulit sensitif perlu perawatan khusus. Kulit bayi yang sensitif biasanya bereaksi ketika terpapar bahan kimia tertentu.

Ciri Bayi Memiliki Kulit Sensitif dan Tips Cara Perawatannya
Ilustrasi Bayi Mandi. foto/istockphoto

tirto.id - Bayi seringkali memiliki kulit lebih sensitif dibandingkan anak-anak lebih besar atau orang dewasa. Kulit sensitif membuat si kecil kerap mengalami kulit kemerahan, gatal, hingga bersisik akibat kesalahan penggunaan bahan pakaian, sabun, atau bedak bayi.

Sebagaimana dikutip dari Healthline, bayi terbukti kerap mengalami kulit kering dan ruam setelah kontak dengan berbagai zat tertentu. Beberapa ciri kulit sensitif yang kerap dialami bayi biasanya terlihat saat setelah mandi dengan sabun tertentu dan setelah pelembab dioleskan. Reaksi di kulit bayi yang sensitif seringkali dipicu oleh wewangian atau bahan kimia lainnya.

Selain itu, jika ada perubahan pada kulit bayi usai menggunakan selimut, pakaian, atau deterjen, bisa jadi itu juga pertanda kulit sensitif.

Secara keseluruhan, jika terlihat adanya perubahan atau reaksi kulit selama atau setelah aktivitas rutin yang mungkin melibatkan kontak dengan detergen, pewarna, sabun, atau wewangian, hal tersebut dapat menjadi tanda-tanda kulit bayi yang sensitif.

Sementara mengutip penjelasan di laman Seattle’s Children Hospital, beberapa ciri umum yang mungkin timbul pada kulit bayi yang sensitif meliputi:

  • Ruam karena ludah, air liur, atau panas. Hal ini umum terjadi pada bayi kapan saja.
  • Jerawat bayi. Ruam ini kerap terjadi dalam 2-4 minggu setelah lahir.
  • Milia, benjolan putih kecil yang muncul di wajah. Milia kerap terjadi pada setidaknya 40 persen populasi bayi di dunia saat lahir.
  • Erythema toxicum. Ruam ini tidak berbahaya dan tampak seperti bercak merah dengan pusat putih atau kuning kecil.

Laman WebMD merilis penjelasan bahwa tidak semua produk khusus bayi bebas dari risiko. Sebab, banyak produk untuk bayi mengandung bahan aditif yang berpotensi memicu iritasi ataupun alergi. Bahan-bahan tersebut pun dapat menyebabkan iritasi kulit, gatal-gatal, hingga eksim.

Beberapa bahan yang kerap membahayakan bagi kulit bayi ialah paraben, ftalat-dibutyl phthalate (DBP), dimethylphthalate (DMP), dan dietyl phthalate (DEP).

Di sisi lain, penelitian laboratorium pun telah menemukan ftalat dan paraben berpotensi mengubah kadar hormon dalam tubuh. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut sebaiknya tidak diberikan pada si kecil.

Cara Perawatan Kulit Bayi yang Sensitif

Untuk merawat kulit bayi yang sensitif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari cara memandikannya, penggunaan produk, hingga cuaca. Berikut di antaranya melansir dari Parents:

1. Waktu bayi mandi

Bayi perlu mandi dua hingga tiga kali seminggu. Sebaiknya bayi dengan kulit sensitif dimandikan dengan menggunakan air hangat bersuhu hangat kuku. Gunakan waslap ke dalam air sabun untuk membersihan badan dan rambut si kecil.

2. Ganti popok tepat waktu

Jangan biarkan popok tidak diganti selama berhari-hari. Gantilah popok sesering mungkin, seka dengan lembut tapi menyeluruh menggunakan tisu bayi tanpa kandungan alkohol. Oleskan krim popok, dan pantat bayi bilas dengan air hangat saat mengganti popok. Pastikan popok yang dibeli adalah popok yang bebas pewangi dan ukuran yang pas.

3. Cuaca

Waspadai cuaca. Kulit bayi bisa menjadi sesnsitif saat terpapar sinar matahari setelah usia 6 bulan. Untuk menanganinya, orang tua dapat mengoleskan tabir surya dengan minimal SPF 30 di seluruh kulit bayi yang mungkin terpapar sinar matahari.

Karena kelenjar keringat bayi belum berkembang, pakaian longgar dan topi untuk melindungi dari matahari perlu dipakai si kecil saat keluar rumah.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom