Menuju konten utama

Cina Klaim Angka Kematian Virus Corona Jauh di Bawah Ebola & SARS

Cina klaim angka kematian akibat wabah virus corona jauh lebih rendah dibanding virus ebola, SARS & MERS.

Cina Klaim Angka Kematian Virus Corona Jauh di Bawah Ebola & SARS
Seorang bayi memakai masker untuk mencegah penularan virus corona baru di Stasiun Kereta Cepat Hong Kong West Kowloon di Hong Kong, China, Kamis (23/1/2020). ANTARA FOTO/REUTERS./Tyrone Siu/wsj/cfo

tirto.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyebutkan, virus corona atau 2019-nCoV tidak separah virus mematikan yang pernah mewabah sebelumnya, seperti Ebola, SARS, dan MERS.

“Meskipun 2019-nCoV telah menginfeksi banyak orang, angka kematian yang hanya 2,1 persen di China jauh berada di bawah penyakit menular seperti Ebola, SARS, dan MERS,” kata diplomat perempuan itu seperti dilansir Antara, Selasa (5/2/2020) malam.

Otoritas kesehatan setempat juga mengklaim tingkat fatalitas kasus (CFR) virus corona jenis baru di China mulai menurun menjadi 2,1 persen

Hingga Selasa malam, tercatat 20.523 kasus positif 2019-nCoV dengan jumlah kematian 426 kasus. Kasus kematian ini makin jauh lebih rendah daripada angka kesembuhan yang sudah mencapai 715 kasus.

“Pada awal-awal virus ini merebak, CFR-nya tercatat 2,3 persen,” kata Jiao Yahui dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC).

CFR merupakan angka perbandingan jumlah kematian akibat wabah 2019-nCoV dengan jumlah orang yang dinyatakan positif mengidap virus tersebut.

Sementara itu, di Provinsi Hubei sebagai tempat terbanyak kasus kematian, CFR-nya tercatat 3,1 persen. Itu berarti Hubei menyumbang 97 persen kasus kematian pneumonia yang diakibatkan oleh virus corona di China itu.

Wuhan sebagai Ibu Kota Provinsi Hubei yang dinyatakan episentrum 2019-nCoV menyumbang 74 persen kematian secara nasional. Sedangkan di luar Provinsi Hubei, CFR-nya hanya 0,16 persen.

“Rasio kematian ini perlahan-lahan berkurang di beberapa daerah di China. Kami sangat yakin itu sehingga masyarakat tidak perlu panik,” kata Jiao menambahkan.

Mayoritas kasus kematian akibat virus corona, ujar Jiao, terjadi pada kaum pria. Pasien yang meninggal akibat virus tersebut berusia lebih dari 60 tahun dengan persentase sebesar 80 persen.

Lalu lebih dari 75 persen pasien yang meninggal memiliki riwayat penyakit lain yang menyertainya, seperti kardiovaskular, diabetes, dan tumor.

“Para manula yang terinfeksi virus yang juga memiliki penyakit bawaan sangat berisiko tinggi terhadap kematian,” ujar pejabat perempuan itu.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH