Menuju konten utama

Cina Dituduh Simpan Data COVID-19 untuk Menangkan Kompetisi Vaksin

Penasihat Trump menuduh Pemerintah Cina menutupi data COVID-19 karena untuk memenangkan kompetisi vaksin virus corona.

Cina Dituduh Simpan Data COVID-19 untuk Menangkan Kompetisi Vaksin
Presiden Donald Trump berbicara di Ruang Diplomatik Gedung Putih, Minggu, 27 Oktober 2019, di Washington. (Foto AP / Manuel Balce Ceneta)

tirto.id - Amerika Serikat (AS) menuduh pemerintah Cina kemungkinan menyimpan data jumlah pasien coronavirus COVID-19 karena bertujuan untuk memenangkan perlombaan dagang membuat vaksin virus corona.

Hal itu disampaikan oleh Penasihat Gedung Putih Peter Navarro pada Senin seperti dilansir Antara, Selasa (21/4/2020) yang mengutip Fox Business Network.

"Salah satu alasan mengapa mereka mungkin tidak membiarkan kami masuk dan memberi kami data tentang virus ini lebih awal, adalah mereka berlomba untuk mendapatkan vaksin dan mereka berpikir ini hanya perlombaan bisnis yang kompetitif, itu adalah proposisi bisnis sehingga mereka dapat menjual vaksin ke dunia," kata Navarro.

Menurut Navarro, Amerika Serikat yang merupakan negara yang paling parah terkena pandemi virus corona menurut statistik resmi, telah berulang kali meminta Beijing untuk berbagi data awal mengenai wabah tersebut, yang dimulai di China.

"Tapi kita akan mengalahkan mereka. Kita akan mengalahkan mereka karena kepemimpinan Presiden Trump. Kita akan mengalahkan mereka karena HHS (Layanan Kesehatan Nasional AS) telah mendapatkan lima perusahaan yang terus berpacu kencang untuk membuat vaksin," terang Navarro.

Presiden Donald Trump telah menunjuk Navarro, seorang kritikus Cina yang blak-blakan menangani masalah jalur pasokan yang berkaitan dengan pandemi virus corona.

Saat ini, tidak ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona yang telah membunuh lebih dari 165.854 orang secara global, dengan lebih dari 2,41 juta orang terinfeksi, menurut penghitungan Reuters pada pukul 14.00 waktu setempat, Senin.

Amerika Serikat memiliki lebih dari 760.000 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi dan lebih dari 41.100 kematian, hampir setengah dari jumlah tersebut terjadi di negara bagian New York.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH