Menuju konten utama

Cina Buka Museum "Wanita Penghibur" Korban Tentara Jepang

Pemerintah Cina telah meresmikan sebuah museum yang didedikasikan bagi para "wanita penghibur" di zaman pendudukan Jepang. Para wanita penghibur tersebut dulu dipaksa untuk melayani para tentara Jepang yang menguasai Cina pada masa Perang Dunia II.

Cina Buka Museum
Presiden Cina Xi Jinping. Reuters/Damir Sagol

tirto.id - Pemerintah Cina dikabarkan telah meresmikan sebuah museum yang didedikasikan bagi para "wanita penghibur" di zaman pendudukan Jepang, pada Sabtu pekan lalu. Para wanita penghibur tersebut dulu dipaksa untuk melayani para tentara Jepang saat menguasai Cina pada masa Perang Dunia II.

Menurut laporan AFP, museum tersebut memajang sejumlah gambar hitam putih yang menggambarkan perasaan para korban. Selain itu museum juga memamerkan benda-benda bersejarah seperti foto, kesaksian dari korban, paspor korban yang pergi ke Jepang untuk mengajukan tuntutan hukum, hingga kondom yang dikeluarkan oleh militer Jepang.

Museum, yang terletak di Shanghai Normal University tersebut diminati para mahasiswa dan anak muda Cina yang hanya memiliki pengetahuan sedikit tentang sejarah.

"Perasaan pertama saya [ketika melihat] saya terkejut. Foto-foto di dinding merupakan kesaksian hidup beberapa orang yang selamat (sungguh mengejutkan saya) ... Kami tidak bisa menghilangkan rasa sakit atau ingatan yang mereka berikan kepada kami," kata mahasiswa 22 tahun, Dong Zhenyu.

Pengunjung lainnya menyebutkan bahwa museum itu membawa mereka ke pengalaman hidup para "wanita penghibur" di masa lalu.

"Sebagian besar pengetahuan kami berasal dari sejumlah acara televisi yang anti-Jepang. Para pelajar mendapatkan sebagian besar pengetahuan dari buku-buku pelajaran semasa sekolah, dan hanya terdapat sedikit penjelasan terkait apa yang dilakukan wanita penghibur itu," ujar Bi Lihua.

Menurut Kepala Museum Su Zhiliang, sampai saat ini tinggal beberapa "wanita penghibur" Cina yang masih hidup dan ia berharap koleksi-koleksi yang dipamerkan itu akan "menyinari" masa depan mereka.

"Kami menyediakan jendela untuk orang-orang untuk merenungkan masalah ini. Kami harus menghadapi sejarah dan memahami bagaimana kita harus berjalan di jalan yang lebih baik, masa depan yang damai," sambung Su.

Pasukan Jepang menduduki Cina pada 1931 untuk memerangi kalangan kelompok nasionalis dan komunis Cina, hingga akhir Perang Dunia Kedua pada 1945.

Tidak kali ini saja Cina meresmikan museum "anti-Jepang". Pada 1987 silam pemerintah Beijing pernah meresmikan Museum Anti-Jepang sebagai peringatan atas Insiden Jembatan Lugouqiao atau Insiden Jembatan Marcopolo. Museum yang diresmikan pemimpin tertinggi Cina Deng Xiaoping itu merupakan peringatan atas dimulainya perang antara Cina-Jepang untuk kedua kalinya pada 1937. Sebelumnya pada masa kerajaan, Cina dan Jepang pernah berperang pada tahun 1662-1722.

Dalam museum tersebut dipamerkan lebih dari 5.000 dokumen tentang perlawanan anti-Jepang selama perang 1931-1945.

Sumber: reuter/antara dan beijingvisitor

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH