Menuju konten utama

Chatib Basri Usul Proyek Infrastruktur Ditunda Demi Tangani Corona

Chatib Basri menilai masih banyak pos-pos anggaran yang bisa dipangkas untuk direalokasikan pada penanganan COVID-19.

Chatib Basri Usul Proyek Infrastruktur Ditunda Demi Tangani Corona
Mantan Wapres Boediono (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani (Kiri) dan Mantan Menkeu Chatib Basri (kanan) bersiap menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa ke Masa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (30/11). Seminar tersebut membahas soal peranan penting APBN sebagai instrumen dalam mengelola ekonomi untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, mengurangi kesenjangan dan kemiskinan serta meningkatkan produktivitas dan daya saing. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

tirto.id - Menteri Keuangan periode 2013-2014 Mohammad Chatib Basri menilai masih banyak pos-pos anggaran yang masih bisa dipangkas lagi untuk direalokasikan pada penanganan pandemi Corona atau COVID-19.

Menurut Chatib, anggaran perjalanan dinas sebaiknya bisa dikurangi lagi sekaligus menunda proyek-proyek infrastruktur ke tahun 2021 untuk memfokuskan anggaran pada COVID-19.

“Di dalam tahun ini ditunda dulu deh fokus kepada ketiga hal itu. Nanti 2021 bisa mulai yang lain dari segi realokasi untuk budget-nya,” ucap Chatib dalam siaran live di akun Youtube Perpustakaan Kementerian Keuangan, Selasa (21/4/2020).

Chatib menyatakan di tengah pandemi ini, fokus anggaran perlu diarahkan pada sedikit tiga hal, antara lain kesehatan, jaring pengaman sosial dan mendukung aktivitas usaha tetap berjalan.

Masalahnya meski pemerintah sudah mengalokasikan sejumlah besar dana, Chatib menyatakan tidak dapat dipungkiri kalau ada kebutuhan dana lebih besar lagi.

Ia bilang langkah ini masih harus didukung oleh kementerian lembaga (K/L) lain untuk mengantisipasi adanya protes maupun keengganan K/L bila anggaran mereka terpaksa dipotong lebih dalam lagi.

Bila ada K/L yang menolak ia harap mereka dapat mengerti kalau mendorong proyek di situasi ini mungkin akan percuma karena tidak banyak yang bisa dilakukan karena ada pembatasan.

“Kalau dilakukan pembelanjaan modal fisik besar-besaran, orang toh sekarang enggak bisa kerja dalam kondisi seperti ini. Ada banyak aktivitas memang tidak bisa di-execute,” ucap Chatib.

Chatib juga menyarankan Kemenkeu memangkas lagi anggaran perjalanan dinas. Menurutnya, pemangkasan sebanyak 50 persen masih bisa ditingkatkan lagi karena ruang anggaran perjalanan dinas kenyataannya masih besar meski pandemi Corona membuat tidak banyak ada pergerakan lagi.

“Anggaran perjalanan dinas ada sekitar Rp43 triliun untuk 2020 sudah dipotong jadi Rp25 [triliun]. Di kondisi PSBB seperti ini kan, praktis orang tidak berjalan jadi praktis bisa dipotong lebih,” ucap Chatib.

Soal anggaran ini, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sempat memprediksi kalau nilainya bisa tidak cukup. Pasalnya pandemi Corona belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dan mereka sendiri belum tahu seberapa jauh tanda-tanda krisis akan terus terlihat dan menjadi kenyataan.

“Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup. Jadi memang pemerintah sudah menghitung angkanya,” ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam siaran live di akun Youtube BKF, Senin (20/4/2020).

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana