Menuju konten utama

Chatib Basri Sebut Penurunan Harga Komoditas Masih Perlu Diwaspadai

Chatib Basri menyarankan pemerintah memitigasi dampak penurunan harga sejumlah komoditas pada 2019.

Chatib Basri Sebut Penurunan Harga Komoditas Masih Perlu Diwaspadai
muhammad chatib basri.foto/antaranews

tirto.id - Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri menyatakan pemerintah perlu bersiap menghadapi penurunan harga komoditas pada 2019. Penurunan harga komoditas pada tahun ini, kata dia, berpotensi menggerus penerimaan negara dari ekspor secara signifikan.

“Kecenderungan harga komoditas memang sedang turun. Ini akan berpengaruh ke ekspor kita lalu ke penerimaan negara,” kata Chatib dalam forum acara A1 Inisiatif Indonesia di Cikini, Jakarta pada Selasa (22/1/2019).

Menurut Chatib, pemerintah perlu mewaspadai penurunan harga komoditas kelapa sawit, karet serta batu bara. Dia mencatat, sejak Agustus 2018, harga komoditas-komoditas itu terus mengalami tren penurunan.

Chatib pun menyarankan pemerintah memitigasi dampak penurunan harga komoditas-komoditas itu, terutama terhadap perekonomian daerah. Sebab, gejolak harga tiga komoditas itu bisa berpengaruh besar terhadap perekonomian warga di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dia menilai sejumlah skema bantuan sosial dari pemerintah selama ini perlu dilanjutkan untuk meminimalisir dampak gejolak harga komoditas yang bisa memicu pelemahan daya beli.

“PKH [Program Keluarga Harapan] itu langkah yang tepat karena saudara-saudara kita di luar Jawa pasti kena tekanan,” ucap Chatib.

Saat berbicara dalam forum yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani membenarkan tren penurunan harga komoditas menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia pada 2019.

Kendati demikian, Sri Mulyani meyakini tekanan akibat gejolak harga komoditas tidak akan seberat pada 2018.

Dia beralasan Bank Sentral AS (The Fed), tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dengan agresif seperti pada tahun lalu. Selain itu, dia memperkirakan harga minyak juga tidak akan mengalami lonjakan pada 2019.

Selain itu, Sri Mulyani mendapati sejumlah indikator perekonomian masih terkendali. Pertumbuhan ekonomi masih berada di angka 5,1 persen dan inflasi terjaga pada angka 3,5 persen serta defisit APBN masih berada di angka 1,8 persen dari dari produk domestik bruto (PDB).

“Kita tidak akan menghadapi tekanan seperti di tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi dan konsumsi di 2019 akan terjaga,” kata Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait HARGA KOMODITAS atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom