Menuju konten utama

Ceramah UAS soal Salib, Mahfud MD Sarankan Lebih Baik Minta Maaf

Mahfud mengatakan, sebaiknya Abdul Somad meminta maaf terkait ceramah kontroversinya soal salib. 

Ceramah UAS soal Salib, Mahfud MD Sarankan Lebih Baik Minta Maaf
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

tirto.id - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan Ustaz Abdul Somad (UAS) tak harus meminta maaf terkait ceramah kontroversialnya terkait salib yang dinilai menyinggung agama lain.

"Tidak harus [minta maaf], tetapi UAS sudah menjelaskan situasinya dan saya kira seruan MUI [Majelis Ulama Indonesia] itu sudah kita anggap cukup dan sudah tidak usah kita perpanjang. UAS juga sudah menjelaskan situasinya," ujarnya saat di Hotel Sahid, Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).

Tetapi, kata dia, akan lebih bagus jika UAS meminta maaf terkait dengan ceramahnya yang kontroversial itu. Sebab, kata dia, saling memaafkan satu sama lain merupakan ajaran agama.

"Yang minta maaf itu satu, orang yang salah dan kedua orang yang benar tapi disalahpahami. Kalau saya sih minta maaf tidak apa-apa. Kalau dia merasa benar, tapi menimbulkan kesalahpahaman, ya minta maaf," ucapnya.

Sementara, terkait proses hukum UAS, Mahfud mengatakan kasus dugaan penistaan agama ini perlu dianalisis oleh pihak kepolisian. Sehingga pihak yang berwenang dapat mengetahui dan seberapa besar tingkat urgensinya untuk memutuskan kasus ini dilanjutkan atau tidak.

"Di hukum itu ada mens rea, itu ada niat untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai orang lain. Kedua ada actus reus, nah actus reus-nya sudah ada, tapi mens rea itu dia bicara dalam konteks apa itu akan bisa ditemukan ada mens rea atau tidak," pungkasnya.

Ustad Abdul Somad (UAS) telah memberikan klarifikasinya terkait video ceramahnya yang menyinggung salah satu agama yang beredar di media sosial beberapa waktu lalu.

Namun, ketika dirinya ditanya apakah akan meminta maaf kepada pihak yang merasa tersinggung. UAS mengatakan jika dirinya hanya menjelaskan tentang akidah agamanya, yakni Islam.

"Saya menjelaskan tentang akidah agama saya di tengah komunitas umat Islam, di dalam rumah ibadah saya. Bahwa kemudian ada oang yang tersinggung dengan penjelasan saya, apakah saya harus meminta maaf?" ujarnya usai memenuhi undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019).

Dirinya pun menjawabnya lagi dengan surat Al-Maidah ayat 73. "Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Allah itu tiga. Dalam satu, satu dalam tiga"

"Saya jelaskan itu di tengah umat Islam, otomatis orang yang mendengar itu tersinggung atau tidak? tersinggung? apakah perlu saya meminta maaf? Itu ajaran saya. Kalau saya minta maaf, berarti ayat itu mesti dibuat ngawur gitu? Nauzubillah," terangnya.

Baca juga artikel terkait KASUS PENISTAAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto