Menuju konten utama
Contoh Naskah Khutbah Jumat

Ceramah Khutbah Jumat Singkat Menjelang Idul Adha: Makna Kurban

Contoh khutbah Jumat singkat menjelang Idul Adha akan menyampaikan makna kurban bagi umat Islam.

Ceramah Khutbah Jumat Singkat Menjelang Idul Adha: Makna Kurban
Ilustrasi Khutbah Jumat. foto/istockphoto

tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat menjelang Idul Adha akan menyampaikan makna kurban bagi umat Islam.

Makna kurban salah satunya sebagai wujud ketakwaan seorang muslim kepada Allah Swt. melalui penyembelihan hewan ternak. Umat Islam menjalankan ibadah kurban pada Hari Raya Iduladha (10 Zulhijah) dan hari-hari tasyrik (11, 12, dan 12 Zulhijah).

Ibadah kurban hukumnya sunah muakadah, sangat dianjurkan untuk kaum muslim. Nabi Muhammad saw. senantiasa menjalankannya setiap tahun semenjak ibadah itu disyariatkan hingga beliau meninggal.

Contoh Khutbah Jumat Singkat Menjelang Idul Adha: Makna Kurban

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Alhamdulillah. Mari kita mengucap syukur kepada Allah Swt. Sebab, hanya berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dipenuhi keberkahan.

Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw.. Beliau adalah sosok uswatun-hasanah yang telah membawa kita semua keluar dari zaman kegelapan menuju masa yang terang-benderang.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Khatib memulai khotbah dengan berwasiat kepada diri sendiri serta jemaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Sebab, sebaik-baiknya orang yang beriman adalah mereka yang selalu bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah seputar makna kurban.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kurban merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam, begitu ditekankan bagi umat muslim yang memiliki kelebihan harta. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda terkait imbauan berkurban dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad.

Barang siapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami," (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Istilah kurban berasal dari bentuk masdar (قربان), yakni qaraba (قرب) yang berarti dekat. Kata kurban dalam bahasa Arab memiliki sinonim al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang artinya binatang sembelihan.

Kurban dapat dimaknai sebagai binatang sembelihan yang dipersembahkan kepada Allah Swt. sebagai wujud ketaatan seorang muslim. Penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk taqarrub 'mendekatkan diri kepada Allah Swt.' ialah berkurban.

Menurut ulama kalangan Mazhab Maliki dan Syafi’i, hukum pelaksanaan ibadah kurban adalah sunah muakadah, begitu dianjurkan untuk ditunaikan. Sementara itu, menurut Imam Abu Hanifah dalam mazhab Hanafi, ibadah kurban hukumnya wajib bagi yang mampu dan berkecukupan.

Pendapat Abu Hanifah di atas merujuk kepada tindakan Rasulullah saw. yang tidak pernah meninggalkan ibadah tersebut sepanjang hidupnya. Beliau selalu menunaikannya sejak ibadah itu disyariatkan sampai waktu wafatnya.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kurban harus binatang ternak yang memenuhi jenis, syarat, dan ketentuan tertentu. Hewan ternak yang dapat dijadikan kurban di antaranya adalah unta, sapi, kerbau, dan kambing. Ibadah kurban dilakukan pada Hari Raya Iduladha, yang bertepatan pada 10 Zulhijah, serta hari-hari tasyrik meliputi 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Makna dari ibadah kurban salah satunya adalah bentuk ketakwaan seorang muslim. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Kautsar ayat 1-3 sebagai berikut:

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ

Arab Latinnya:

Innā a‘ṭainākal-kauṡar(a). Faṣalli lirabbika wanḥar. Inna syāni'aka huwal-abtar(u).

Artinya:

Sesungguhnya Kami telah memberimu [Nabi Muhammad] nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus [dari rahmat Allah],” (QS. Al-Kautsar [108]: 1-3).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Terdapat beberapa pendapat mengenai sejarah disyariatkannya kurban bagi umat Islam. Namun, yang paling banyak disiarkan dan disampaikan adalah peristiwa penyembelihan Nabi Ismail As. oleh ayahnya, Nabi Ibrahim AS.

Suatu ketika, Nabi Ibrahim As. bermimpi menyembelih anaknya. Namun, ia tidak lantas percaya terhadap perintah itu dan khawatir jika itu berasal dari bisikan setan.

Nabi Ibrahim As. baru memercayai itu setelah dihadirkan oleh Allah Swt. mimpi tersebut hingga tiga kali. Nabi Ibrahim As. kemudian mengatakan kepada anaknya, Nabi Ismail As., perihal perintah dari Allah Swt. tersebut. Nabi Ismail As. tidak menolak, dan menyetujui perintah Allah Swt.

Tepat pada 10 Zulhijah, sewaktu Nabi Ismail As. berusia tujuh--ada yang berpendapat usianya 13--Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah Swt. Berkat rahmat dan kasih sayang Allah Swt., Ismail tidak jadi dikurbankan.

Saat Ibrahim hendak menyembelih putranya, Allah Swt. mengganti Ismail dengan seekor domba. Peristiwa Nabi Ibrahim menyembelih Ismail dikisahkan dalam firman Allah SWT Surah As-Saffat ayat 102-107 sebagai berikut:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

Arab Latinnya:

Falammā balaga ma‘ahus-sa‘ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif‘al mā tu'mar(u), satajidunī in syā'allāhu minaṣ-ṣābirīn(a). Falammā aslamā wa tallahū lil-jabīn(i). Wa nādaināhu ay yā ibrāhīm(u). Qad ṣaddaqtar-ru'yā, innā każālika najzil-muḥsinīn(a). Inna hāżā lahuwal-balā'ul-mubīn(u). Wa fadaināhu biżibḥin ‘aẓīm(in).

Artinya:

Ketika anak itu sampai pada [umur] ia sanggup bekerja bersamanya, ia [Ibrahim] berkata, 'Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?' Dia [Ismail] menjawab, 'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan [Allah] kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.'

Ketika keduanya telah berserah diri dan dia [Ibrahim] meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan [untuk melaksanakan perintah Allah], Kami memanggil dia, 'Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor [hewan] sembelihan yang besar,” (QS. As-Saffat [37]: 102-107).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah seputar makna kurban. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun jemaah sekalian. Terlebih lagi kita dapat menjadi salah satu kaum muslim yang dapat berkurban.

Semoga Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الأَبْرَارِ يَا عَزِيْزُ بَا غَفَّارُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Khutbah II

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَرَسُولُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى فِي هٰذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هٰذَا سَعَادَةً وَتَلَاحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin