tirto.id - CEO Twitter Jack Dorsey pada Kamis (18/11/2016) meminta maaf karena layanan mikroblog tersebut meloloskan iklan yang mempromosikan satu kelompok supremasi kulit putih. Dorsey menyalahkan sistem otomatis Twitter yang memungkinkan akun Twitter untuk menempatkan iklan pada layanan.
"Kami membuat kesalahan dan meminta maaf. Sistem otomatis kami meloloskan iklan yang mempromosikan kebencian. Bertentangan dengan kebijakan kami. Kami lihat lagi dan perbaiki," ujar Dorsey melalui akun Twitter pribadinya.
Iklan rasis tersebut berjudul "Artikel Baru: Amerika Serikat Didirikan sebagai Republik Kulit Putih di website NEW ORDER" yang disebar oleh pemilik akun @NEW_ORDER_1488. Iklan ini muncul segera setelah Twitter mengatakan akan menyikapi setiap hate speech yang disebar pada platform tersebut. Pihak Twitter mengatakan iklan itu beredar selama kurang dari satu jam sebelum akhirnya dihapus dan akun yang bertanggungjawab ditangguhkan.
Menurut laporan USA Today pada Rabu (17/11/2016), Twitter sudah menangguhkan beberapa akun yang berhubungan dengan gerakan tersebut.
Perusahaan yang sedang menghadapi kritik karena tidak melakukan cukup tindakan untuk menghalangi perundungan di dunia maya itu pada Selasa menyatakan akan memperbarui beberapa fitur untuk membatasi perilaku kasar.
Kebijakan iklan Twitter melarang konten iklan yang mempromosikan tema-tema sensitif seperti menargetkan orang-orang berdasarkan ras, etnis, kebangsaan, orientasi seksual, jenis kelamin, identitas gender, agama, usia, cacat, atau penyakit. Sayang, terdapat lubang sistem yang akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Kebijakan iklan kami melarang konten kasar, perilaku kebencian, tetapi sistem otomatis kami melewatkan satu ini melewati Senin," kata Twitter dalam sebuah pernyataan email seperti dilansir USA Today.
Iklan tersebut menjadi kasus memalukan bagi Twitter yang awal pekan ini menangguhkan akun high-profile yang terkait dengan alt-right movement, sebuah kelompok yang terorganisir yang mendukung nasionalisme kulit putih. Terlebih, pihak Twitter sempat berjanji untuk memerangi kebencian.
Twitter mengatakan telah mengidentifikasi bagaimana iklan tersebut tergelincir dari sistem review dan berjanji membuat perbaikan dalam waktu dekat untuk mencegah hal ini terjadi di lain waktu.
"Secara khusus, kita akan menambahkan lebih banyak kata kunci dan parameter pengenalan gambar untuk lebih cepat bendera jenis konten ini untuk ditinjau," kata pernyataan itu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari