Menuju konten utama

Cegah Penularan Covid-19 di Pesantren dengan 5 Cara Berikut Ini

Tips mencegah penularan virus corona Covid-19 di pesantren.

Cegah Penularan Covid-19 di Pesantren dengan 5 Cara Berikut Ini
Ilustrasi Cuci Tangan. foto/istockphoto

tirto.id - Potensi penularan Covid-19 cukup besar di pesantren, sebab ada interaksi dalam lingkungan yang terbatas. Namun, dengan penerapan protokol kesehatan yang tepat, pondok pesantren bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman dalam beraktivitas sehari-hari.

Pondok Pesantren Darunnajah Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si melakukan lima cara dalam menekan penyebaran Covid-19.

Dalam talkshow "Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19" di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (16/10/2020), Kyai Sofwan menyebutkan 5 langkah memutus mata rantai Covid-19 di Pondok Pesantren Darunnajah.

Pertama, menerapkan satu pintu atau “one gate system” guna membatasi lalu lintas orang yang masuk. Penerapan ini membuat interaksi santri dengan masyarakat menjadi mudah terpantau.

Kedua, wajib pakai masker selama di lingkungan pondok pesantren, bagi santri, guru, dan pengelola dan memberikan denda Rp 250.000 bagi pelanggarnya.

Ketiga, mewajibkan guru dari luar yang mengajar tinggal di pondok pesantren atau memilih mengajar melalui daring agar tidak menularkan pada santrinya.

Keempat, membatasi kunjungan orangtua santri selama masa pandemi, yakni 80 orang per minggu. Orang tua santri pun perlu melakukan pendaftaran online sebelumnya.

Kelima, bagi santri yang akan datang ke pondok pesantren harus melalui empat tahap, misalnya rapid test. Kemudian setelah hasilnya negatif santri diwajibkan menjalani isolasi mandiri sebelum bergabung dengan santri lainnya.

"Saat berkunjung wali santri juga diberikan jarak dua meter saat bertemu santri dan tidak boleh bersentuhan badan," ungkap Kyai Sofwan, seperti dikutip covid-19.go.id.

Pembatasan akses keluar masuk orang dengan sistem satu pintu dan penegakan sanksi tegas terhadap pelanggar protokol kesehatan jadi kunci Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Kyai Sofwan mengatakan, tujuh belas pondok pesantren yang dikelolanya sudah melakukan belajar tatap muka dan sisanya dua pesantrennya, di Jakarta dan Bogor, masih belajar daring (online). Dari seluruh Pondok Pesantren Darunnajah total tercatat 13.500 santri yang belajar di pondok pesantren tersebut.

"Koordinasi Satgas Darunnajah dan Dinkes bagus sekali sehingga langkah cepat ini langsung bisa menekan penyebaran virus Covid-19," ujar Kyai Sofwan melalui zoom.

Keberhasilan menekan penyebaran virus di pesantren yang dipimpinnya itu, lanjut Kyai Sofwan, dilakukan dengan menerapkan satu pintu masuk atau yang disebut “one gate system” guna membatasi lalu lintas orang.

"Biasanya dari kasus seperti pesantren itu karena ada orang keluar masuk dan bersentuhan dengan pihak luar, kemudian kembali ke pesantren," ujar Kyai Sofwan.

Selain pembatasan akses masuk, Satgas Pondok Pesantren Darunnajah juga menegakkan peraturan tambahan kepada santrinya yang akan masuk ke pasantren dengan empat tahap, salah satunya adalah melakukan isolasi mandiri sebelum bergabung dengan santri lainnya.

Selain itu aturan menggunakan masker bagi santri, guru, dan pengelola di lingkungan pesantren. Bahkan, khusus untuk menggunakan masker, siapa pun yang ketahuan tanpa masker maka dikenakan sanksi denda Rp250 ribu.

Mencegah penularan virus corona Covid-19 harus dilakukan secara ketat. Selalu #IngatPesanIbu untuk melaksanakan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun).

---------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH