Menuju konten utama

Catatan Sea Games 2023: Atlet Indonesia Borong Bonus Terbesar

SEA Games adalah ajang olahraga paling bergengsi bagi kawasan ASEAN. Lalu seberapa besar pemerintah tiap negara mengapresiasi perjuangan atlet mereka?

Catatan Sea Games 2023: Atlet Indonesia Borong Bonus Terbesar
Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 bersama ofisial dan pengurus PSSI berada di atas bus saat mengikuti arak-arakan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (19/5/2023). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

tirto.id - Pesta olahraga terakbar se-Asia Tenggara tuntas digelar. Serupa tahun lalu, Vietnam berhasil mengumpulkan medali terbanyak pada ajang Southeast Asian Games (SEA Games) kali ini. Begitu pula dengan Thailand dan Indonesia yang tetap bertengger di peringkat dua dan tiga. Sedangkan tuan rumah Kamboja menyusul di posisi keempat.

Tahun ini, Vietnam mengoleksi total 355 medali yang terdiri atas 136 keping emas, 105 keping perak dan 114 keping perunggu. Walau keluar dengan status juara bertahan, jumlah emas mereka tercatat lebih sedikit dibanding SEA Games Ke-31. Selaku tuan rumah kala itu, Vietnam berhasil mendulangnya hingga 205 keping.

Hasil berbeda dicatatkan Thailand dan Indonesia. Pada SEA Games sebelumnya, Thailand mengumpulkan 92 keping emas dari total 331 medali yang mereka peroleh. Sedangkan Indonesia mengantongi 69 keping emas dari total 241 medali. Berbanding terbalik dengan Vietnam, koleksi emas keduanya sama-sama meningkat jadi 108 keping dan 87 keping.

Sebagai ajang berprestise tinggi, SEA Games bagaikan arena persaingan tersendiri di antara negara-negara Asia Tenggara. Ia tidak sebatas menang atau kalah, tapi ikut menyangkut harga diri bangsa. Bahkan, sengitnya persaingan kadang mengubah kompetisi ini menjadi mirip gelanggang pertempuran di medan perang. Akibatnya, sportivitas acap kali tergadaikan.

Seperti yang terjadi dalam SEA Games ke-32 di Kamboja misalnya. Selain diguyur hujan protes dari peserta, aksi perkelahian massal pada partai final sepak bola antara Thailand dan Indonesia juga membuktikan betapa bergengsinya ajang ini bagi masing-masing negara.

Mendulang Profit sebagai Tuan Rumah

Namun, SEA Games tidak melulu tentang perebutan medali ataupun gelar juara. Selayaknya pekan olahraga ternama berskala internasional, perhelatan akbar tersebut juga menjanjikan peluang investasi sekaligus stimulus untuk pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi tuan rumah. Dengan strategi yang tepat, ia bisa mendatangkan keuntungan dari segala sisi.

Sekarang, peluang besar menghampiri Kamboja. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka ambil peran sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEA Games. Tahun ini, terdapat total lebih 6.200 atlet dari 11 negara yang bertanding dalam 37 cabang olahraga. Setelah SEA Games, Kamboja juga akan menjamu peserta ASEAN Para Games di tahun yang sama.

Demi menyukseskan kedua ajang ini, Kamboja menggelontorkan anggaran lebih dari 100 juta dolar AS, menurut laporan The Phnom Penh Post. Sedangkan menurut Cambodianess, nilai persisnya mencapai sekitar 200 juta dolar AS.

Mengacu data World Bank, Produk Domestik Bruto (PDB) Kamboja tercatat senilai 27 miliar dolar AS pada 2021. Dengan nilai mencapai 200 juta dolar AS, anggaran SEA Games dan ASEAN Para Games artinya setara dengan 0,74% dari PDB mereka.

Dari segi porsi, jumlah anggaran yang dikucurkan Kamboja jauh lebih banyak ketimbang Vietnam tatkala menjadi tuan rumah SEA Games ke-31 dan ASEAN Para Games ke-11 pada 2022 lalu. Pandemi Covid-19 menyebabkan jadwalnya diundur dari rencana semula. Selain itu, Vietnam juga terpaksa memangkas alokasi budget mereka.

Dilansir dari Tien Phong, Vietnam sempat berencana menyiapkan 1.600 triliun dong atau setara 69 juta dolar AS. Namun kelak anggaran yang disetujui hanya sekitar 1 triliun dong atau sekitar 42 juta dolar AS, menurut VNE Express. Sebulan jelang perhelatan, mereka akhirnya menyuntik tambahan dana senilai 449 miliar dong atau 19 juta dolar AS.

Bukan hanya merogoh kantong lebih dalam, Cambodian SEA Games Organizing Committee (CAMSOC) juga membuat terobosan baru dengan menggratiskan tiket, akomodasi hingga hak siar pertandingan. Kebijakan ini sempat menuai keraguan, tapi Kamboja punya perhitungan dan pandangan tersendiri soal keuntungan dalam debutnya selaku tuan rumah.

“Kami melakukan ini agar negara lain dapat memahami ketulusan rakyat Khmer,” ujar Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dikutip oleh Khmer Times.

Keputusan Kamboja menggratiskan tiket hingga biaya akomodasi peserta menuai sejumlah dukungan dari dalam negeri. Menurut Ngeth Chou, seorang ekonom setempat, langkah ini berpeluang menarik lebih banyak pengunjung, baik lokal maupun asing.

Karena sebagian telah gratis, mereka akan lebih gampang termotivasi mengeluarkan uang untuk keperluan lainnya selama menyaksikan SEA Games 2023. Dengan begitu, perekonomian negara tetap akan terdongkrak.

“Ini akan menjadi kekuatan pendorong yang besar untuk kegiatan ekonomi,” kata Chou dilansir dari The Phnom Penh Post

Dukungan turut disampaikan peneliti asal Royal Academy of Cambodia Ky Sereyvath. Menurutnya, peningkatan mobilitas dan pengeluaran konsumen adalah asupan sehat untuk perekonomian negara. Selain itu, SEA Games juga menjadi ajang promosi yang efektif bagi investasi dan pariwisata Kamboja.

“Pemerintah dan sektor swasta harus bersiap untuk menguangkan ini ketika kita memberi tiket masuk gratis, tetapi juga menawarkan bingkisan dengan harga terjangkau untuk dibeli,” kata Sereyvath.

Tidak hanya dalam konteks makro, SEA Games juga berpotensi menawarkan peluang bagi sisi perekonomian mikro. Melalui penelitian berjudul Impacts of International Sports Events on the Stock Market: Evidence from the Announcement of the 18th Asian Games and 30th Southeast Asian Games (2021), Dwipraptono Agus Harjito dan sejawat membuktikan adanya pengaruh ajang olahraga internasional terhadap geliat pasar saham.

Infografik Seagames 2023

Infografik Seagames 2023. tirto.id/Mojo

Penelitian membuktikan bahwa ajang olahraga akbar berskala internasional turut menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja pasar saham di samping PDB, inflasi, suku bunga, gejolak politik, bencana alam dan lain sebagainya.

Ternyata, perhelatan Asian Games ke-18 tidak memberikan dampak signifikan bagi pasar saham Indonesia pada 2018 lalu. Sebaliknya, pengumuman SEA Games ke-30 pada 2019 justru berefek positif besar terhadap pasar saham Filipina.

Meskipun demikian, penelitian lainnya membuktikan bahwa terdapat dampak tidak langsung terhadap perekonomian Ibu Pertiwi saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Lain halnya dengan penumuan dalam penelitian berjudul The Impact of Asian Games 2018 on Indonesian Economy (2021). I Gede Agus Ariutama dan rekan menemukan bahwa pengeluaran pemerintah untuk Asian Games 2018 secara tidak langsung menyumbang sekitar Rp8,46 triliun bagi prekonommian lokal. Kemudian, perkiraan pemasukan melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari ajang tersebut mencapai Rp1,61 triliun.

Prize Money SEA Games 2023

Dalam buku berjudul The Routledge Handbook of Sport in Asia (2020), Simon Creak menjelaskan bahwa cikal bakal SEA Games bermula dari South East Asia Peninsular (SEAP) Games. Pekan olahraga tersebut resmi dibentuk pada 1959 silam oleh Thailand dan sejumlah tetangga; Myanmar, Kamboja, Laos, Malaysia dan Vietnam. Sedangkan Singapura baru masuk sebelum pertandingan perdana digelar.

SEAP Games kemudian berganti nama menjadi SEA Games pada 1977. Dalam perkembangannya, sejumlah peserta berulang kali keluar-masuk akibat situasi politik kala itu. Seluruh negara di Asia Tenggara akhirnya ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini pada 1995. Sekarang, SEA Games terdiri atas 11 peserta setelah Timur Leste merdeka pada 2003.

Menurut Simon, SEA Games merupakan ajang olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara setelah Olimpiade dan Asian Games. Oleh karena itu, setiap negara berlomba mengutus para atlet terbaiknya. Demi hasil memuaskan, mereka harus menempuh aneka cara. Termasuk menjanjikan prize money atau hadiah uang tunai bagi utusan yang sukses membawa pulang medali.

Bonus yang ditawarkan bervariasi, tergantung masing-masing negara. Indonesia contohnya. Secara keseluruhan, Pemerintah RI menyediakan dana sekitar Rp852,2 miliar untuk menghadapi SEA Games 2023. Dana itu dialokasikan untuk berbagai macam keperluan.

Rinciannya terdiri atas Rp522 miliar untuk pembinaan atlet-atlet, Rp55,2 miliar untuk bantuan pengiriman kontingen menuju Kamboja dan Rp275 miliar untuk bonus peraih medali dan para pelatih.

Dilansir dari Bangkok Post, Pemerintah Thailand juga menyediakan bonus bagi atletnya yang berhasil membawa pulang medali SEA Games 2023. Rinciannya terdiri atas 300.000 baht atau setara Rp128 juta (kurs Rp428 per bath) bagi peraih medali emas, kemudian 150.000 baht atau setara Rp64 juta bagi medali perak dan 75.000 baht atau setara Rp32 juta untuk perunggu. Selain itu, para pelatih dan asosiasi atlet sukses juga mendapat bonus tersendiri.

Selaku juara bertahan, prize money yang disiapkan Vietnam juga tak kalah dari Indonesia dan Thailand. Dikutip dari Morning Express, negara ini akan memberi bonus senilai 45 juta dong atau setara Rp28 juta (kurs Rp0,6 per dong) untuk peraih medali emas, kemudian 25 juta dong atau setara Rp15 juta untuk peraih medali perak dan 20 juta dong untuk peraih medali perunggu.

Tuan rumah SEA Games kali ini, Kamboja, berjanji akan memberi 40 juta riel atau setara Rp144 juta (kurs Rp3,6 per riel) untuk peraih medali emas, kemudian 30 juta riel atau setara Rp108 juta untuk peraih perak dan 16 juta riel atau setara Rp57 juta untuk peraih perunggu, seperti dilaporkan Cambonianess.

Sementara itu untuk Filipina, dikutip dari Augustman, pada Sea Games sebelumnya (ke-31), atlet mendapat binus senilai 300 ribu peso atau setara Rp80 juta (kurs Rp267 per peso) untuk peraih medali emas, lalu 150 ribu peso atau setara Rp40 juta untuk peraih perak dan 60 ribu peso atau setara Rp16 juta untuk peraih perunggu.

Dilansir dari Selangor Journal, Malaysia menggelontorkan dana senilai 20 ribu ringgit atau setara Rp65 juta (kurs Rp3.258 per ringgit) untuk para atletnya yang berhasil meraih medali emas pada SEA Games di Vietnam pada 2022 lalu.

Lain halnya dengan Singapura. Para atlet yang membawa pulang medali emas dari ajang SEA Games mendapat USD10.000 atau setara Rp148 juta. Namun, jika medali emas didapat dari perhelatan olimpiade, atlet Negeri Singa akan mengantongi bonus hingga USD1 juta atau setara Rp14,8 miliar.

Dari penelurusan di atas, terlihat bahwa pemerintah Indonesia adalah negara yang menjanjikan bonus uang terbesar bagi atlet yang membawa pulang medali. Mayoritas atlet peraih medali umumnya juga mendapat bonus tambahan dari asosiasi, pemerintah provinsi atau kabupaten.

Baca juga artikel terkait SEA GAMES atau tulisan lainnya dari Nanda Fahriza Batubara

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Dwi Ayuningtyas