Menuju konten utama

Cara Tes ADHD pada Dewasa & Anak, Apa Dicover Bpjs, Harganya

ADHD pada dewasa, bagaimana gejala ADHD pada dewasa, tes untuk diagnosa ADHD, biaya tes ADHD pada dewasa dan apa di cover BPJS?

Cara Tes ADHD pada Dewasa & Anak, Apa Dicover Bpjs, Harganya
Ilustrasi ADHD. FOTO/iStockphoto

tirto.id - ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak, namun ini bisa juga berkembang hingga usia dewasa.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa seseorang dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif, atau terlalu aktif. Pada tingkat tertentu ADHD bisa mengganggu kualitas hidup seseorang.

Tidak mudah untuk seseorang dinyatakan dengan ADHD karena harus melalui sejumlah rangkaian tes dan diagnosis dari para ahli. Perawatannya juga memerlukan waktu yang relatif panjang. Tingkat kesembuhan juga sangat bergantung dengan konsistensi perawatan yang dilakukan.

Dengan demikian, perawatan kesehatan ADHD cukup menghabiskan biaya. Namun, kabar baiknya adalah konsultasi dan perawatan ADHD di Indonesia ternyata dicover oleh BPJS Kesehatan. Sehingga, orang dengan ADHD bisa mendapatkan perawatan medis tanpa harus menguras kantong.

Cara Tes ADHD pada Dewasa

Mayo Clinic menjelaskan, banyak orang dewasa dengan ADHD tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya, mereka hanya tahu bahwa tugas sehari-hari bisa menjadi tantangan.

Orang dewasa dengan ADHD mungkin merasa sulit untuk fokus dan memprioritaskan, sehingga melewatkan tenggat waktu dan melupakan pertemuan atau rencana sosial.

Ketidakmampuan untuk mengendalikan impuls dapat berkisar dari ketidaksabaran dalam mengantre atau mengemudi di lalu lintas hingga perubahan suasana hati dan ledakan kemarahan.

National Health Service (NHS) menjelaskan bahwa mendiagnosis ADHD pada orang dewasa lebih sulit karena daftar gejala yang dirasakan mungkin berbeda dengan yang dirasakan pada anak.

Dalam beberapa kasus, orang dewasa dapat didiagnosis dengan ADHD jika mereka memiliki 5 atau lebih gejala kurang perhatian, 5 atau lebih hiperaktif dan impulsif, yang tercantum dalam kriteria diagnostik untuk anak-anak dengan ADHD.

Sebagai bagian dari penilaian, dokter spesialis akan menanyakan tentang gejala-gejala yang dialami saat ini. Namun, berdasarkan pedoman diagnostik saat ini, diagnosis ADHD pada orang dewasa tidak dapat dipastikan kecuali jika gejala-gejala sudah muncul sejak masa kanak-kanak.

Jika pasien merasa sulit untuk mengingat apakah memiliki masalah saat masih kecil, dokter spesialis mungkin ingin melihat catatan sekolah, atau berbicara dengan orang tua, guru, atau orang lain yang mengenal pasien dengan baik saat masih kecil.

Orang dewasa dapat didiagnosis dengan ADHD, apabila gejala-gejala yang dialami memiliki efek moderat pada berbagai bidang kehidupan mereka, seperti:

  • Kurang berprestasi di tempat kerja atau di bidang pendidikan
  • Mengemudi dengan berbahaya
  • Kesulitan menjalin atau mempertahankan pertemanan
  • Kesulitan dalam hubungan dengan pasangan
Namun dari beberapa gejala yang ada, orang disebut dengan ADHD apabila dia mengalami kejadian yang teratur, bukan hanya sesekali saja. Umumnya, bahkan terjadi sejak masa kanak-kanak.

Cara Tes ADHD pada Anak

Gejala ADHD pada anak dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tidak perhatian atau kurang fokus, hiperaktif, dan impulsif. Dari tiga kelompok tersebut terdapat rentetan detail gejala yang mungkin dialami anak.

Melansir laman Healthy Children, pedoman berikut ini digunakan untuk memastikan diagnosis ADHD:

  • Gejala terjadi di 2 atau lebih lingkungan, seperti rumah, sekolah, dan situasi sosial, dan menyebabkan beberapa gangguan.
  • Pada anak berusia 4 hingga 17 tahun, 6 atau lebih gejala teridentifikasi.
  • Pada anak berusia 17 tahun ke atas, 5 atau lebih gejala teridentifikasi.
  • Gejala-gejala secara signifikan mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dalam beberapa kegiatan kehidupan sehari-hari, seperti tugas sekolah, hubungan dengan orang tua dan saudara kandung, hubungan dengan teman-teman, atau kemampuan untuk berfungsi dalam kelompok seperti tim olahraga.
  • Gejala-gejalanya dimulai sebelum anak mencapai usia 12 tahun. Namun, ini mungkin tidak dikenali sebagai gejala ADHD sampai anak lebih besar.
  • Gejala terus berlanjut selama lebih dari 6 bulan.
Selain melihat perilaku anak, dokter anak akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis. Riwayat medis lengkap akan diperlukan untuk menempatkan perilaku anak dalam konteks dan menyaring kondisi lain yang dapat memengaruhi perilakunya.

Dokter anak juga akan berbicara dengan anak tentang bagaimana anak bertindak dan merasa.

Dokter anak mungkin akan merujuk anak ke subspesialis pediatrik atau dokter kesehatan mental jika ada kekhawatiran di salah satu bidang berikut ini:

  • Kecacatan intelektual (sebelumnya disebut keterbelakangan mental)
  • Gangguan perkembangan seperti masalah bicara, masalah motorik, atau ketidakmampuan belajar
  • Penyakit kronis yang sedang diobati dengan obat yang dapat mengganggu pembelajaran
  • Kesulitan melihat dan/atau mendengar
  • Riwayat pelecehan
  • Kecemasan berat atau depresi berat
  • Agresi yang parah
  • Kemungkinan gangguan kejang
  • Kemungkinan gangguan tidur

Harga Tes ADHD

Mendiagnosis ADHD harus melewati serangkaian tes seperti melihat tingkat perhatian dan perilaku. Biasanya pasien juga akan diajak berkonsultasi dengan para ahli.

Apabila tidak menggunakan BPJS Kesehatan, setiap tahapan tes akan dikenai biaya dengan kisaran Rp100.000 – Rp200.000. Harga bisa berbeda tergantung ketentuan tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari