Menuju konten utama

Cara Pakai Masker Kain yang Benar untuk Cegah Penularan COVID-19

Cara memakai masker kain yang benar untuk mencegah penularan virus corona COVID-19.

Cara Pakai Masker Kain yang Benar untuk Cegah Penularan COVID-19
Petugas membagikan masker kepada penguna jalan yang melintas di Kudus, Jawa Tengah, Senin (13/4/2020). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.

tirto.id - Masker kain menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Virus ini tidak dapat dilihat dan tidak bisa diketahui siapa yang membawanya.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan semua orang wajib memakai masker selama masa pandemi virus corona COVID-19. Ada 3 jenis masker, masker kain, masker bedah, dan masker N95.

Ia menjelaskan masker kain yang direkomendasikan adalah masker yang memiliki 3 lapisan kain. Lapisan pertama adalah lapisan kain hidrofilik seperti katun, kemudian dilapisi oleh kain yang bisa mendukung viltrasi lebih optimal. Untuk lapisan kedua ini bisa juga menggunakan katun atau polyester.

Lapisan ketiga atau bagian masker paling luar menggunakan lapisan hidrofobik atau bersifat anti-air seperti terbuat dari polypropylene.

"Masker kain ini dapat dicuci dan dipakai kembali. Oleh karena itu pencucian dan penyimpanan harus tepat," katanya.

Masker kain dapat dipakai maksimal hanya 4 jam dan harus ganti dengan masker baru dan bersih. Apabila masker yang dipakai basah atau lembab harus segera diganti. Masyarakat disarankan membawa beberapa masker untuk beraktivitas, penggunaan masker pun harus tepat seperti menutup hidung dan mulut.

Cara melepas masker cukup dengan menarik bagian tali dan langsung disimpan ke kantong kertas atau plastik tertutup guna mencegah penyebaran virus ke barang di sekitarnya.

"Pemakaian masker hanya dapat efektif apabila kita menerapkan protokol kesehatan lainnya dengan aktif seperti cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak fisik," ujarnya.

Pada awal Juni, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk menganjurkan masyarakatnya memakai masker non-medis dalam situasi dan keadaan tertentu terutama saat COVID-19.

"Dalam konteks pandemi COVID-19 WHO menganjurkan semua orang menggunakan masker dan tetap harus menghindari kerumunan, jaga jarak fisik minimal 1 meter dengan orang lain terutama dengan mereka yang mengalami gejala batuk, flu, bersin, dan lain-lain," ucapnya.

Jubir Pemerintah untuk COVID-19 dr Achmad Yurianto mengatakan pasien positif COVID-19 terus bertambah setiap hari nya. Dari pemeriksaan spesimen per Selasa sebanyak 16.181, didapat pasien positif COVID-19 bertambah 1.043 sehingga total pasien positif sebanyak 33.076.

“Jumlah ini sebarannya tidak merata di seluruh Indonesia. Sebagai contoh penambahan kasus positif COVID-19 terbanyak ada di DKI Jakarta 232 kasus baru dengan 165 orang sembuh, Jawa Timur 220 kasus baru 85 sembuh, Sulawesi Selatan 180 kasus baru dan 31 sembuh, Kalimantan Selatan 91 kasus baru 1 sembuh,d an Sulawesi Utara 41 kasus baru dan tidak ada laporan sembuh,” kata Achmad.

Terdapat 17 provinsi yang melaporkan penambahan kasus di bawah 10 dan ada 7 provinsi tanpa penambahan kasus baru. Pasien sembuh per hari ini bertambah 510 orang total 11.41, pasien meninggal bertambah 40 orang total 1.923.

"Inilah gambaran yang kita dapatkan hari ini. Ini menggambarkan bahwa kebiasaan baru harus kita terapkan karena penularan masih terjadi. Maka dari itu protokol kesehatan harus benar-benar dipatuhi," kata Achmad.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH