Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Cara Menggunakan Tanda Petik, Petik Tunggal & Apostrof Sesuai PUEBI

Cara menggunakan tanda petik, tanda petik tunggal dan tanda apostrof sesuai Pedoman Umum Ejaan Berbahasa Indonesia (PUEBI). 

Cara Menggunakan Tanda Petik, Petik Tunggal & Apostrof Sesuai PUEBI
Ilustrasi Buku. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Secara umum, tanda petik terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanda petik (ganda) dan tanda petik tunggal. Di sisi lain, ada juga tanda lain yang mirip bentuknya dengan tanda petik tunggal, yaitu tanda penyingkat atau apostrof. Kendati mirip, ketiganya memiliki fungsi berbeda-beda.

Penggunaan tanda baca dan kaidah berbahasa Indonesia ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Sukmawati dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Informasi Layanan Umum dan Layanan Niaga (2011) yang dilakukan di kota Kendari menyebutkan, seringkali ditemukan banyak kesalahan berbahasa di informasi layanan publik. Karena itulah, kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar penting untuk digaungkan.

Salah satu tanda baca yang perlu menjadi perhatian adalah penggunaan tanda petik, tanda petik tunggal, dan tanda apostrof. Berikut perbedaan dan fungsinya sebagaimana dikutip dari buku Pedoman Umum Ejaan Berbahasa Indonesia (2016):

Fungsi Tanda Petik ("...")

Tanda petik umumnya digunakan dalam dua hal, yaitu sebagai petikan langsung dan penulisan judul suatu karya di dalam kalimat. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Pengutipan Langsung

Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung seperti obrolan, naskah, atau tulisan lainnya.

Contohnya:

  • "Penderita Covid-19 harus melakukan karantina," ujar dokter Ali Mustofa.
  • Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

2. Pengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku

Jika ingin menulis judul sajak, lagu, film, sinetron, tajuk artikel, naskah, atau bab buku dalam suatu kalimat, maka diberi tanda petik ganda.

Contohnya:

  • Puisi "Aku Mencintaimu dengan Sederhana" terdapat dalam kumpulan sajak Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
  • Film "Ayat-ayat Cinta" adalah kisah yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy.
  • Dia sedang membaca uraian “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

3. Pengapitan istilah ilmiah yang kurang dikenal atau arti khusus tertentu

Contohnya:

  • Wartawan dilarang menerima "amplop" dari narasumber.
  • Bagi Sunardi, dosen bahasa Indonesia itu "kamus berjalan" yang bisa diandalkan.

Fungsi Tanda Petik Tunggal ('...')

Jika sudah ada petikan, kemudian bermaksud memberi petikan lain, maka tidak lagi menggunakan petik ganda, melainkan digantikan dengan petikan tunggal. Fungsi tanda petik tunggal ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Petikan dalam Petikan Lain

Petikan tunggal digunakan untuk mengapit petikan dalam petikan lainnya.

Contohnya:

  • "Aku mendengar anak itu mengucapkan 'Assalamualaikum' saat mengetuk pintu rumah kita," ujar Ferdy kepada istrinya.
  • “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ dinyanyikan di SEA Games," ujar Ketua RT.

2. Mengapit makna tertentu, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.

Contohnya:

  • tergugat ‘yang digugat’
  • hemisfer ‘dua sisi simetris yang membagi otak besar’
  • sape ‘gitar khas Dayak'

Fungsi Tanda Apostrof atau Tanda Penyingkat (')

Tanda apostrof digunakan untuk kata yang dihilangkan bagian lainnya atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Contohnya:

  • "Kemarin sudah aku bilang, 'kan?" ('kan = bukan)
  • 3-6-'15 ('15 = 2015)

Baca juga artikel terkait PUEBI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto