Menuju konten utama

Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung: Tips untuk Para Pendaki

Hipotermia merupakan kondisi saat tubuh melepas panas sehingga suhu inti tubuh turun di bawah 35 derajat celcius.

Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung: Tips untuk Para Pendaki
Ilustrasi hipotermia. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Hipotermia merupakan istilah yang tidak asing lagi terutama bagi para pendaki. Tidak sedikit dari para pendaki yang meregang nyawa akibat bergelut dengan hipotermia.

Seperti yang baru-baru ini terjadi pada seorang pendaki gunung Andi Sulistyawan yang ditemukan meninggal akibat hipotermia di Gunung Lawu.

Hipotermia merupakan kondisi saat tubuh melepas panas sehingga suhu inti tubuh turun di bawah 35 derajat celcius yang menyebabkan otot dan fungsi otak terganggu.

Dilansir dari North Shore Rescue, panas pada tubuh dapat hilang dengan 4 cara, yaitu,

- Radiasi dari lingkungan yang dingin

- Konduksi melalui kontak tubuh dengan permukaan dingin

- Konveksi dari angin dan arus air

- Penguapan uap air

Keempat cara tersebut sering ditemui pendaki yang sedang melalukan pendakian gunung.

Beragam kondisi yang dapat menyebabkan hipotermia seperti di antaranya,

- Temperatur suhu yang dingin

- Pakaian dan peralatan yang tidak tepat

- Kebasahan

- Kelelahan

- Dehidrasi

- Asupan makanan yang buruk

- Tidak adanya pengetahuan mengenai hipotermia

- Asupan alkohol yang menyebabkan vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan kehilangan panas tubuh.

Seorang pendaki perlu mempersiapkan dengan matang ketika akan menjelajahi alam bebas.

Hipotermia dapat menyerang siapa saja ketika seseorang tidak mempersiapkan pencegahan dan penanganan dengan benar bahkan di musim panas.

Dilansir dari outdoor action penderita hipotermia akan menunjukkan tanda-tanda seperti tersandung ketika berjalan, bergumam, terpeleset dan mengeluh yang menunjukkan perubahan dalam koordinasi motorik dan tingkat kesadaran.

Komisi internasional pada alpin rescue mengklasifikasi hipotermia menjadi lima tahap berdasarkan suhu inti tubuh.

Setiap tahap juga dibedakan dengan temuan klinis di lapangan ketika tidak memungkinkan dilakukan pengecekan suhu inti tubuh.

Beberapa tingkatan hipotermia di antaranya,

Hipotermia I

Hipotermia ringan, 35 sampai 32 derajat celcius.

Yaitu saat kesadaran masih normal atau mendekati normal dan pasien dalam keadaan menggigil.

Hipotermia II

Hipotermia sedang 32 - 28 derajat celcius.

Seorang pada level kedua hipotermia akan berhenti menggigil dan kesadarannya menjadi terganggu, sehingga seperti orang yang linglung.

Pada hipotermia sedang pasien akan kehilangan koordinasi motorik halus terutama di tangan yang memungkinkan penderita tidak dapat menutup jaket karena aliran darah perifer yang terbatas, ucapan cadel, serta perilaku irasional seperti melepas baju dan tidak peduli bahwa dia sedang kedinginan, hal ini dikenal sebagai paradoxical undressing.

Paradoxical undressing diperkirakan terjadi pada 25 persen kasus kematian karena hipotermia.

Hipotermia III

Hipotermia parah, suhu tubuh antara 24 - 28 derajat celcius.

Pasien tidak sadar, dan tanda-tanda vital mungkin sulit dideteksi, tanda lain yang mungkin ditemui seperti pasien menggigil hebat, kemudian berhenti lalu jeda kemudian menggigil hebat sampai akhirnya berhenti menggigil, kulit pucat, pupil membesar, dan denyut nadi menurun.

Hipotermia IV

Disebut sebagai apparent dead atau kematian sesungguhnya, suhu tubuh antara 15-24 derajat celcius.

Hipotermia V

Merupakan kematian akibat hipotermia irreversible.

Tujuan penanganan pada semua tahap hipotermia adalah mencegah kehilangan panas lebih lanjut melalui radiasi konveksi konduksi, dan penguapan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengganti pakaian yang basah dengan pakaian yang kering, mengisolasi pasien dari lingkungan yang dingin ke lingkungan yang kering, menyediakan perlindungan dari lingkungan dan mengatur evakuasi.

Jika memungkinkan Anda dapat memberi pasien minuman panas dan manis dan makanan sebagai bahan bakar tubuh mereka untuk menghasilkan panas pasien juga memerlukan penambahan sumber panas eksternal untuk pemanasan.

Begitu pasien melampaui hipotermia ringan, dimungkinkan mereka tidak lagi dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menghangatkan diri.

Berikut hal yang dapat Anda lakukan ketika menemukan seseorang dalam keadaan hipotermia dilansir dari NHS.

1. Pindahkan pasien ke dalam ruangan atau tempat yang terlindung secepat mungkin.

2. Lepas semua pakaian basah, hangatkan pasien dengan selimut kantong tidur atau handuk kering, dan pastikan kepalanya tertutup.

3. Berikan minuman non-alkohol hangat dan makanan manis seperti coklat jika mereka benar-benar terjaga.

4. Buat mereka tetap terjaga dengan berbicara kepada mereka sampai bantuan tiba.

5. Pastikan anda atau orang lain tetap bersama mereka.

Ketika menghadapi situasi hipotermia Anda juga perlu memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan kepada penderita hipotermia.

1. Jangan langsung menggunakan air panas, botol air panas atau lampu pemanas untuk menghangatkannya.

2. Jangan menggosok lengan, atau tangan mereka.

3. Jangan langsung memberikan mereka minuman beralkohol.

Sebab tindakan-tindakan tersebut dapat menyebabkan fungsi jantung berhenti.

Baca juga artikel terkait HIPOTERMIA atau tulisan lainnya dari Anisa Wakidah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anisa Wakidah
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari