Menuju konten utama

Cara Menenangkan Anak Rewel Tanpa Memberikan Gadget: Tips Para Ahli

Para orang tua bisa menggunakan sejumlah cara jitu untuk menenangkan anak yang sedang rewel, tanpa harus menyodorkan gadget kepada si kecil.

Cara Menenangkan Anak Rewel Tanpa Memberikan Gadget: Tips Para Ahli
Ilustrasi anak dan gawai. Getty Images/Istockphoto

tirto.id - Kemajuan teknologi membuat gadget dapat diakses oleh hampir semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Akibatnya, banyak anak kini mudah akrab dengan ponsel pintar, tablet hingga laptop.

Meskipun begitu, para orang tua disarankan untuk tidak membiarkan anak-anak terlampau sering bermain gadget, apalagi sampai kecanduan. Sebab, pemakaian gadget berlebihan bisa memicu dampak buruk terhadap perkembangan emosional anak.

Persoalannya, banyak orang tua memiliki kesibukan dan tidak sabar ketika menghadapi anak-anak yang sedang rewel. Gadget yang menarik bagi anak-anak kerap mejadi "obat" untuk kerewelan itu.

Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan laman JAMA Network menunjukkan adanya hubungan signifikan antara meningkatnya kesulitan sosial-emosional pada balita, dan kecenderungan orang tua berpendapatan rendah untuk menggunakan gawai demi menenangkan anak.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 tersebut juga menemukan adanya pengaruh terhadap perkembangan sosial-emosional pada anak-anak akibat paparan teknologi.

Namun, penelitian tersebut masih bersifat eksploratif dan berasal dari sampel orang-orang yang memiliki pendapatan rendah hingga sedang.

Oleh karena itu, studi longitudinal yang lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara penggunaan teknologi digital dan perkembangan anak-anak.

Para orang tua sebenarnya bisa melakukan berbagai cara untuk meredam kerewelan anak-anak, tanpa harus menyodorkan gadget kepada mereka. Dikutip dari laman Parents, berikut enam cara mengatasi anak yang rewel, sesuai tips yang diberikan oleh para ahli.

1. Tips dari ahli ilmu perilaku: berikan rasa kepercayaan pada anak

Menurut profesor bidang psikiatri dan ilmu perilaku dari Duke University School of Medicine, Robin Gurwitch, para orang tua sebaiknya mengubah kegelisahan pada anak menjadi rasa kepercayaan diri. Salah satu caranya dengan merespons anak secara tepat ketika mereka mulai merengek.

Misalnya, ketika si kecil mengeluh dan mengatakan: “Guru matematika memberikan pekerjaan rumah yang sangat banyak,” jawab hal itu dengan baik-baik sambil mendorong kemandirian dan kepercayaan diri anak.

Sebaiknya, keluhan seperti itu dijawab dengan: “Bukankah kamu pandai menyelesaikannya? Kalau sulit, akan saya bantu. Ayo kerjakan dulu.”

Dengan menerapkan cara seperti ini, para orang tua menunjukkan bahwa mereka mengakui rasa kecewa yang dialami buah hatinya. Oleh karena itu, anak akhirnya tidak merasa perlu harus marah untuk meraih perhatian.

2. Tips dari parenting blogger: mainkan permainan spontan

Seorang mantan konsultan kesehatan mental yang menulis blog di MessyMotherhood.com, yakni Amanda Rueter menyarankan para orang tua mengajak anak-anak mengerjakan sesuatu dengan spontan, ketika mereka mulai rewel.

"Cara ini akan membantu anak beralih dari bagian emosional di otaknya ke area logis, dan ia akan mulai tenang," Rueter menjelaskan.

3. Tips dari Ahli yoga: buat getaran positif

Saat bibir anak terlihat mulai bergetar dan menangis, melantunkan kata "ooom" dapat membantu menahan air matanya, demikian kata Shakta Khalsa, pendiri Radiant Child Yoga. Dia menyarankan orang tua melakukan cara itu disertai kontak mata dengan anak dan menggerakkan tubuh mereka maju-mundur. Orang tua juga bisa memegang tangan anak saat menenangkan mereka.

Menurut Khalsa, setiap suara bisa membawa getaran yang memengaruhi area tubuh tertentu, dan "ooom" beresonansi ke dalam hati, sekaligus membangkitkan perasaan damai.

4. Tips dari terapis kecemasan: ajarkan pelukan kupu-kupu

Pelukan dari Ibu dan Ayah adalah yang terbaik. Tetapi jika anak merasa sedih atau cemas ketika orang tua tidak bersamanya, ia mungkin bisa menenangkan diri dengan pelukan "kupu-kupu."

Saran ini disampaikan Sonja Kromroy, seorang berlisensi terapis yang mengkhususkan diri dalam penanganan masalah kecemasan dan trauma di Wild Tree Wellness, di St. Paul, Amereka Serikat.

Sonja menjelaskan pelukan "kupu-kupu" bisa dilakukan dengan meminta anak-anak berpura-pura meniup lilin beberapa kali, lalu menyilangkan tangan di dadanya seolah memeluk dirinya sendiri.

Saat memeluk dirinya sendiri itu, ujung jari anak harus berada tepat di bawah tulang selangka dan mengarah ke lehernya. Bantu dia mengaitkan ibu jarinya untuk membuat tubuh kupu-kupu.

Kemudian, minta anak menutup matanya dan mengibaskan jari, mengetuk perlahan, bergantian ke kanan ke kiri enam hingga delapan kali, sambil menarik napas pelan. Anak-anak dapat mengulangi prosesnya sampai merasa lebih baik.

“Stimulasi kanan-kiri secara perlahan membantu memperkuat jaringan di otak, yang mengurangi tekanan emosi,” jelas Sonja.

5. Tips dari ahli yoga: ajari anak bernapas dengan perut

Ketika melihat anak frustrasi, orang tua mungkin akan mengatakan kepadanya agar menarik napas panjang. Akan tetapi, apakah anak-anak benar-benar tahu apa maksud hal itu?

Shakta Khalsa, pendiri Radiant Child Yoga, menyarankan para orang tua mengajarkan salah satu metode pernapasan perut kepada anak-anak mereka. Setelah itu, anak-anak bisa diminta untuk menerapkan metode pernapasan tersebut ketika merasa emosional.

Jika anak masih balita, angkat satu jari dan minta dia membayangkan menarik napas panjang lalu meniup gelembung.

Namun, jika usia anak lebih tua, katakan padanya untuk berpura-pura mengembungkan perutnya seperti balon dan bernafas melalui hidungnya untuk mengisinya dengan udara. Anda akan tahu dia melakukannya dengan benar jika dapat melihat perutnya mengembang.

Khalsa mengatakan bernapas dalam-dalam memicu sistem saraf parasimpatis, yang menyebabkan ketenangan. "Saat mengembuskan napas, anak melepaskan karbondioksida dan secara emosional dapat melepaskan apa pun yang membuatnya kesal," kata Khalsa.

6. Tips dari psikolog: tenangkan anak dengan air

Percikan air yang lembut dapat membantu bayi atau balita menjadi tenang, kata Ilana Luft, Ph.D., seorang psikolog klinis di Rumah Sakit Anak St. Louis, Amerika Serikat.

Dia menyarankan agar para orang tua menggunakan lap basah yang dingin atau mencelupkan jari-jarinya ke dalam air, dan kemudian menyentuh wajah anak dengan lembut. Dengan cara ini, suhu tubuh anak akan menjadi sedikit lebih dingin dan detak jantungnya melambat, sehingga napasnya juga menjadi lebih tenang.

Baca juga artikel terkait ANAK-ANAK atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom