Menuju konten utama

Cara Membangun Rumah Tahan Gempa: Apa Saja Komponennya?

Sifat bangunan tahan gempa adalah yang mampu meredam getaran. Bangunannya fleksibel sehingga dapat mempertahankan bangunan dari keruntuhan.

Cara Membangun Rumah Tahan Gempa: Apa Saja Komponennya?
Ilustrasi Gempa Bumi. foto/IStockphoto

tirto.id - Posisi Indonesia yang rawan gempa sebenarnya sudah cukup menjadi alasan untuk mengadopsi prinsip bangunan tahan gempa, termasuk pada rumah tinggal.

Gempa dapat datang kapan saja dengan kekuatan yang tidak bisa diprediksi. Dengan mendesain bangunan tahan gempa, maka dapat memperkecil kerugian materi saat gempa dan melindungi orang yang ada di dalamnya.

Situs Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulonprogo menyebutkan, sifat bangunan tahan gempa adalah mampu meredam getaran. Bangunannya fleksibel sehingga dapat mempertahankan bangunan dari keruntuhan.

Namun, membuat bangunan seperti ini tidak mudah karena memerhatikan perancangan dan perhitungan yang penuh analisis mendalam. Di dalamnya meliputi kombinasi beban, penggunaan material, hingga penempatan massa strukturnya.

Standar keamanan minimal bangunan tahan gempa

Mengutip Antara, sebuah bangunan tahan gempa baik berupa gedung atau rumah tinggal perlu memiliki standar keamanan minimal saat gempa benar-benar terjadi. standar tersebut meliputi:

1. Apabila terjadi gempa dengan kekuatan lemah, bangunan tahan gempa tidak mengalami kerusakan sama sekali.

2. Ketika terjadi gempa kekuatan sedang, bangunan hanya boleh rusak di elemen-elemen nonstruktural. Tidak boleh sampai terjadi kerusakan di elemen struktur.

3. Jika datang gempa berkekuatan besar, bangunan tidak boleh sampai runtuh sebagian atau seluruhnya. Bangunan tidak boleh mengalami kerusakan fatal sehingga dapat diperbaiki dengan cepat agar secepatnya berfungsi kembali.

Komponen bangunan tahan gempa

Sebuah bangunan tahan gempa mungkin tampak biasa saja saat terlihat dari luar. Namun, konstruksi bangunannya memerlukan perhitungan dari berbagai aspek agar membuatnya tangguh dari getaran gempa. Situs Civil Structural Engineer menjelaskan, setidaknya ada lima komponen yang perlu diperhatikan:

1. Fondasi yang tepat

Fondasi bangunan tahan gempa dibuat fleksibel yang dapat membantunya tetap berdiri saat gempa.

Salah satu pilihan dalam membuat fondasi tersebut adalah membangun struktur di atas bantalan yang memisahkan bangunan dengan tanah. Bila bantalan ini bergerak, maka bangunan di atasnya masih tetap diam.

2. Peredam seismik

Peredam seismik adalah fitur yang diperlukan pada bangunan tahan gempa. Peredam ini akan menyerap energi getaran yang merusak sehingga melindungi bangunan dengan penopangnya.

Semakin besar diameter peredam, maka kemampuannya untuk menanggulangi gaya getaran semakin lebih baik.

3. Mekanisme drainase air

Bangunan tahan gempa tidak boleh sampai menimbulkan genangan air karena bisa menimbulkan komplikasi struktural. Drainase yang baik membantu bangunan lebih tahan mengatasi getaran gempa.

4. Penguatan struktural

Penguatan struktur bangunan diperlukan untuk dapat mengatasi berbagai potensi kekuatan gempa.

Contohnya penggunaan dinding geser dan rangka yang diperkuat, akan menyalurkan gaya lateral pada lantai dan atap menuju pondasi.

5. Material dengan daktilitas memadai

Daktilitas menunjukkan seberapa memadainya suatu material dalam menoleransi kejadian deformasi plastis.

Deformasi plastis yaitu kondisi suatu lempeng logam yang tidak dapat kembali ke bentuk semula karena mendapatkan pembebanan dalam proses pembentukanya. Deformasi plastis bisa terjadi karena peregangan atau penyusutan.

Material yang memiliki keuletan tinggi mampu menyerap energi dalam jumlah besar tanpa terputus. Contoh material seperti ini adalah baja struktural yang punya daktilitas tinggi. Sementara itu, batu bata dan beton merupakan material bangunan dengan daktilitas rendah.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari