Menuju konten utama

Cara Memainkan Sasando, Alat Musik Tradisional Pulau Rote, NTT

Sasando adalah alat musik petik yang sekilas mirip gitar, yang merupakan alat musik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Cara Memainkan Sasando, Alat Musik Tradisional Pulau Rote, NTT
Perajin membersihkan alat musik Sasando yang akan dijual di desa Oebelo Kabupaten Kupang, NTT Selasa, (10/1). Dalam satu minggu perajin bisa menyelesaikan dua sampai tiga alat musik Sasando dengan harga Rp700 ribu hingga Rp4 juta tergantung dari besar dan kesulitan pembuatannya. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/aww/17.

tirto.id - Alat musik yang konon sudah digunakan masyarakat di Rote, Nusa Tenggara Timur sejak abad ke-7 yaitu sasando, adalah alat musik petik yang sekilas mirip gitar.

Sasando memiliki bagian utama berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu. Pada bagian tengah alat musik berdawai ini berbentuk melingkar dari atas ke bawah.

Dawai-dawai pada sasando direntangkan di tabung dari atas ke bawah yang sudah diberi ganjalan-ganjalan.

Sejarah Sasando

Mengutip dari rotendaokab.go.id, sasando merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, yang dimana ada beberapa versi cerita yang mengisahkan tentang awal mula Sasando.

Salah satu cerita tersebut adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja. Mengetahui hal itu, sang Raja pun memberikan syarat untuk menerima Sangguana, yakni untuk membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya. Kemudian dibuatlah Sasando ini.

Adapun secara harfiah, nama Sasando berasal dari bahasa Rote, yaitu “Sasandu” yang berarti “bergetar atau berbunyi”. Sasando ini sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian, syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka.

Namun pada saat ini, Sasando tidak hanya terkenal dan terdapat di daerah Pulau Rote saja, juga terdapat di daerah lain di Nusa Tenggara Timur seperti Kupang dan daerah lainnya.

Struktur Nada Pada Sasando

Berdasarkan struktur nada, sasando dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, sasando gong menggunakan sistem nada pentatonik memiliki dua belas dawai. Sasando jenis ini, biasanya hanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional masyarakat di Pulau Rote.

Kedua adalah sasando biola. Sasando tersebut, memiliki sistem nada diatonik dengan jumlah dawai mencapai 48 buah. Kelebihannya, terletak pada jenis lagu yang bisa dimainkannya lebih bervariasi.

Sasando biola diperkirakan mulai berkembang di akhir abad ke-18 dan berkembang di Kupang.

Sasando biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu pada tarian tradisional masyarakat Nusa Tenggara Timur. Sejak tahun 1960-an, alat musik ini telah dimodifikasi menjadi sasando elektrik atas prakarsa seorang pakar permainan sasando di NTT bernama Edu Pah.

Cara Memainkan Sasando

Sasando termasuk alat musik dengan cara dipetik. Namun sasando dimainkan dengan cara unik yaitu menggunakan kedua tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan berperan untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai melodi atau bass.

Untuk memainkan Sasando ini membutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik, sehingga menghasilkan nada yang pas dan merdu.

Serta, keterampilan jari dalam memetik sangat diperlukan. Hampir sama dengan alat musik Harpa keterampilan dalam memetik dawai sangat mempengaruhi suara apalagi bila memainkan nada tempo cepat maka keterampilan tangan sangat diperlukan.

Baca juga artikel terkait ALAT MUSIK TRADISIONAL atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Yulaika Ramadhani