Menuju konten utama

Cara Kerja Oximeter dan Tips Membedakan Oxymeter Asli atau Palsu

Oximeter digunakan untuk mengukur saturasi oksigen darah demi mendeteksi happy hypoxia atau menurunnya kadar oksigen dalam tubuh.

Cara Kerja Oximeter dan Tips Membedakan Oxymeter Asli atau Palsu
Ilustrasi OXIMETER. foto/istockphoto

tirto.id - Oximeter menjadi salah satu alat yang penting dan sebaiknya dalam satu rumah memiliki minimal satu alat tersebut.

Oximeter digunakan untuk mengukur saturasi oksigen darah demi mendeteksi happy hypoxia atau menurunnya kadar oksigen yang bisa berujung pada berhentinya detak jantung pasien COVID-19. Lantas bagaimana cara kerja dan cara menggunakan oxymeter?

Cara Pakai Oximeter

Oximeter adalah alat berukuran relatif kecil yang penggunaannya biasa dijepitkan pada salah satu jari tangan.

Merek dan harga oximeter tergantung pada sensitivitas, keakuratan, dan berbagai kondisi lain. Jika pasien dalam keadaan normal, maka oximeter biasa cukup untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Berikut ini beberapa kondisi yang mungkin mempengaruhi keakuratan oximeter.

1. Hindari cat kuku atau pewarna

Penggunaan cat kuku dapat memengaruhi efektifitas kerja dari oximeter. Warna dari cat kuku dapat menyerap cahaya yang dipancarkan oleh oximeter sehingga mengganggu pendeteksian kadar oksigen dalam darah. Hal tersebut juga berlaku pada penggunaan henna.

2. Hindari cahaya berlebih

Cahaya berlebih dapat mengganggu pengerjaan oximeter sehingga hasilnya akan menjadi tidak akurat.

Contoh dari cahaya yang berlebih adalah sinar matahari secara langsung dan lampu operasi. Selama tidak terpapar cahaya terang secara langsung, oximeter dapat bekerja secara baik.

3. Pergerakan

Setelah oximeter dipasangkan di jari atau telinga, akan lebih baik jika tidak ada banyak pergerakan. Pergerakan pada tubuh yang menyebabkan oximeter ikut bergoyang akan memberikan hasil yang kurang akurat.

Bentuk gelombang dari hasil deteksi akan cenderung tidak menentu dan tidak terdeteksi dengan baik. Oleh karena itu, minimalkan getaran atau gerakan pada tubuh, khususnya jari atau telinga.

4. Perfusi

Perfusi adalah sirkulasi atau aliran darah yang membawa oksigen dari alveoli ke jantung. Beberapa oximeter dapat mendeteksi indikasi aliran darah dalam bentuk angka. Hal tersebut perlu diperhatikan, khususnya pada saat melakukan anestesi atau proses pembiusan.

5. Keracunan karbon monoksida

Dalam beberapa kondisi, oximeter tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Salah satunya adalah jika pasiennya mengalami keracunan karbon monoksida yang disebabkan oleh kebakaran atau banyak menghirup asap.

Oleh karena itu, pasien perlu dicek menggunakan alat lain yang lebih canggih.

Jenis Oximeter

Oximeter memiliki dua jenis, yaitu yang ditempatkan pada jari tangan dan telinga.

Untuk oximeter pada jari, pastikan jari yang dimasukkan di antara capit oximeter pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Gunakan jari yang ukurannya sesuai dengan space antara capit oximeter.

Jari perlu diposisikan secara tepat agar sinar atau cahaya oximeter dapat bekerja dengan benar. Dengan begitu Oximeter dapat mengukur kadar oksigen secara maksimal.

Jika menggunakan oximeter untuk telinga, pastikan agar penempatannya sesuai dan tepat, yaitu di tengah daun telinga.

Tingkat oksigen dalam tubuh yang normal berkisar antara 95 hingga 100 persen. Jika kadar oksigen di dalam tubuh seseorang berada di bawah 90 persen, ia dianggap memiliki kadar oksigen yang rendah dan memerlukan tindakan medis, demikian sebagaimana dikutip dari laman Medical News Today.

Namun, karena banyak dicari orang, ada saja kekhawatiran alat yang tersedia di pasaran tak asli atau palsu. Beberapa waktu lalu, bahkan tersebar video yang memperlihatkan cara membedakan oximeter asli dan palsu menggunakan pensil.

Tips membedakan oximeter asli atau palsu

Terlepas dari benar atau tidaknya cara itu, pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay memberi saran bagi Anda untuk membedakan oximeter asli dan palsu, salah satunya dengan memeriksa di jari berbeda dan pada orang berbeda.

"Di alat saturasi oksigen juga ada pengukur detak jantung, jika detak jantungnya sama milik Anda dan tiga orang lain juga sama maka Anda harus pertanyakan (keasliannya)," katanya seperti dilansir Antara.

Anda juga bisa memeriksa apakah detak jantung pada alat bisa berubah ketika anda jalan santai atau jalan cepat. Normalnya, detak jantung akan meningkat ketika Anda beraktivitas. Semakin cepat Anda jalan makin meningkat detak jantungnya.

Cara berikutnya, pastikan oximeter yang akan Anda beli sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan dan belilah alat dari toko terpercaya. Kalaupun Anda membeli secara daring, cermati toko yang menjualnya. Jangan beli dari toko jualan abal abal, demikian pesan Vito.

Setelah memastikan keaslian alat, Anda bisa menggunakannya seperti petunjuk pakar kesehatan. Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan beberapa langkah yakni memastikan alat terpasang dengan benar di jari tangan Anda.

Kemudian Anda dalam kondisi duduk dan diam. Pergerakan sedikit saja bisa mempengaruhi pembacaan, dan mungkin membuat alat mencatatkan angka yang jauh lebih rendah daripada yang sebenarnya.

Sebaiknya, jangan pasang alat pada jari dengan cat kuku karena mungkin memengaruhi pembacaan.

Terkait akurasi, sebenarnya studi pada tahun 2016 seperti dikutip dari Insider menemukan, oximeter memiliki kesalahan presisi sebesar 1,8 - 2,21 persen.

Apabila Anda merasa oximeter di rumah mungkin tidak akurat, pakar medis dari American Lung Association, Albert Rizzo menyarankan untuk membandingkan pembacaan denyut jantung pada alat dengan hasil hitung Anda sendiri.

Baca juga artikel terkait OXYMETER atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya