Menuju konten utama

Cara Google Indonesia Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pemilu 2019

Tak hanya mendukung, Google Indonesia juga membantu melindungi penyelenggaraan Pemilu 2019.

Cara Google Indonesia Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pemilu 2019
Pekerja menata kotak suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 usai dirakit di Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/3/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.

tirto.id - Google Indonesia menerapkan sejumlah upaya strategis guna menangkal penyebaran hoaks jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Melalui rilis tertulis, Rabu (27/3/2019), Google Indonesia menjelaskan, untuk melawan disinformasi, pihaknya telah memberikan dukungan di lima sesi cek fakta yang diselenggarakan oleh cekfakta.com bersama jaringannya.

Jaringan cekfakta.com sendiri terdiri dari 24 organisasi media tepercaya.

"Mereka berkumpul bersama saat diselenggarakannya debat capres-cawapres untuk menverifikasi klaim yang disampaikan oleh para kandidat," ujar Google Indonesia.

Selain itu, ribuan perempuan juga telah mengikuti workshop "Tangkas" yang didesain untuk membantu kaum perempuan mengenali hoaks dan menghambat penyebaran berita palsu.

Berikutnya, di YouTube, saat terjadi breaking news, maka tulisan “Breaking News” akan langsung menandai video yang diunggah oleh saluran berita di halaman beranda.

Jika ada pengguna yang menelusuri topik berita tertentu di YouTube, maka mereka akan melihat tulisan “Berita Teratas” di dekat bagian atas hasil penelusuran, yang menampilkan video-video yang relevan dari berbagai sumber tepercaya.

Berikutnya, di Google News, pengguna akan menemukan halaman khusus untuk topik “Pemilihan Umum 2019”.

Topik ini menampilkan berita teratas atau trending, yakni berbagai berita yang disusun menurut tema-tema penting seperti Hukum, Ekonomi, Keamanan, Pembangunan Manusia, dan Pemerintahan.

Hadir pula update Twitter yang menampilkan kabar terbaru dari media-media nasional, serta fitur “liputan lengkap” yang menampilkan konten dengan fakta-fakta yang sudah diverifikasi.

Selain itu, Google Indonesia juga melindungi informasi pemilu secara online dengan mendorong sejumlah situs penting untuk mendaftar ke Project Shield.

Proyek tersebut merupakan layanan gratis dari Jigsaw yang menggunakan teknologi Google untuk melindungi situs berita, situs pemilu, dan situs kampanye dari serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

Laman kpu.go.id, infopemilu.kpu.go.id, bawaslu.go.id, perludem.org, pintarmemilih.id, dan cekfakta.com juga termasuk di dalam proyek tersebut.

Situs berita, organisasi HAM, pemantau pemilu, dan organisasi nonprofit juga bisa bergabung dengan mendaftar di g.co/shield.

Google Indonesia juga telah bekerja sama dengan berbagai mitra penting mulai dari kreator YouTube seperti Cameo Project, Ria Ricis, dan Kok Bisa, hingga organisasi jurnalis seperti Mafindo dan AJI, serta perusahaan media besar seperti KompasTV, iNews, NarasiTV, MetroTV, dan TVOne.

"Bersama-sama, kami ingin ikut berkontribusi pada salah satu pemilu terbesar di dunia yang diadakan secara serentak dalam satu hari ini," ujar Google Indonesia.

Pada tanggal 17 April mendatang, jutaan pemilih dari seluruh Indonesia akan pergi ke TPS untuk mencoblos presiden dan anggota legislatif pilihannya.

Google Indonesia berharap, berbagai produk dan program mereka dapat dimanfaatkan pemilih untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Melalui sejumlah upaya strategis di atas, Google Indonesia berharap tak hanya mendukung perhelatan Pemilu 2019, tapi juga membantu melindungi penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2009

tirto.id - Teknologi
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH