Menuju konten utama

Cara Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Remaja dan Penyebabnya

Tak menutup kemungkinan kanker serviks juga bisa menyerang remaja terutama bagi mereka yang sudah seksual aktif.

Cara Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Remaja dan Penyebabnya
Ilustrasi Kanker Serviks. foto/istockphoto

tirto.id - Kanker serviks adalah jenis kanker yang cukup banyak terjadi pada perempuan selain kanker payudara. Umumnya kanker serviks memang terjadi pada perempuan dengan usia di atas 25 tahun.

Namun, tak menutup kemungkinan kanker serviks juga bisa menyerang remaja terutama bagi mereka yang sudah seksual aktif. Sehingga deteksi dini agar bisa mencegah kanker serviks penting untuk dilakukan, apalagi infeksi pada rahim tidak menimbulkan gejala.

Dokter spesialis kandungan dan ginekologi dr. Cindy Rani Wirasti, Sp.O.G., anggota dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia menjelaskan bahwa serviks tidak memiliki syaraf sehingga jika mengalami infeksi biasanya tidak menimbulkan gejala berarti.

"Serviks (leher rahim) tidak punya saraf, kalau terinfeksi tidak sakit dan tidak bergejala," jelas Cindy seperti dilansir dari Antara.

Cindy juga mengatakan leher rahim berada di dalam tubuh, antara vagina dan rahim, sehingga sulit untuk mengetahui gejala kanker serviks secara kasat mata kecuali stadium sudah lanjut.

Menurutnya, gejala kanker serviks stadium lanjut di antaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah.

"Keputihan saja bukan gejala kanker serviks, tapi kalau keputihan bercampur darah hati-hati," kata dia.

Penyebab kanker serviks

Bagi perempuan yang belum aktif secara seksual, virus penyebab kanker serviks yang disebut human papillomavirus (HPV) tidak bisa masuk ke leher rahim karena terhalang oleh selaput dara.

Namun, ia mengatakan bahwa human papillomavirus (HPV) adalah virus yang ada di mana-mana dan bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan cuma kanker serviks, tetapi juga kutil kelamin, kanker anal, kanker vagina, kanker orofaring, kanker penis dan kanker vulva. Ada beberapa tipe HPV, pada tipe yang berisiko tinggi seperti tipe 16 dan 18, HPV bisa menyebabkan kanker leher rahim.

Virus ini dapat menular melalui HPV dapat ditularkan jika terjadi kontak kulit-ke-kulit di area genital, baik itu rute seksual maupun non seksual yang ditularkan ibu kepada anak.

Ketika ada infeksi virus, kanker tidak terjadi secara serta merta. Cindy mencontohkan, bila seorang remaja yang aktif melakukan hubungan seksual kemudian terpapar HPV, kanker serviks dapat muncul ketika usianya sudah dewasa.

Ia mengajak masyarakat untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV yang bisa melindungi seseorang dari HPV tipe 16 dan 18, sebagian besar penyebab kanker serviks, dan tipe 6 dan 11 yang jadi penyebab kutil kelamin.

"Vaksin membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus sehingga tidak sampai menimbulkan kanker serviks dan kutil kelamin," ujar dia.

Pemerintah menargetkan anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD sebagai penerima vaksinasi HPV yang masuk ke dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (SD). Vaksinasi HPV diberikan pertama kali untuk anak usia kelas 5 SD dan dosis kedua diberikan setahun kemudian.

Cara deteksi dini kanker serviks pada remaja

Dilansir dari laman CDC, deteksi dini kanker serviks dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu,

1. Tes pap smear

Tes pap smear bisa dilakukan untuk melihat dan mencari apakah ada prakanker, perubahan sel pada serviks yang mungkin menjadi kanker serviks jika tidak diobati dengan tepat.

Selama tes pap smear, dokter akan menggunakan alat plastik atau logam, yang disebut spekulum, untuk memperlebar vagina Anda. Ini membantu dokter memeriksa vagina dan leher rahim, dan mengumpulkan beberapa sel dan lendir dari leher rahim dan daerah sekitarnya yang kemudian akan dikirim ke laboratorium.

2. Tes HPV

Tes HPV dilakukan untuk mencari ada atau tidaknya infeksi virus (human papillomavirus) yang dapat menyebabkan perubahan sel dan kanker serviks.

Namun, pemeriksaan atau tes HPV ini hanya bisa untuk mendeteksi infeksi HPV tipe risiko tinggi dan tidak bisa untuk mendiagnosis gangguan kesehatan seperti kutil kelamin yang disebabkan oleh tipe HPV dengan risiko rendah.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya