Menuju konten utama

Cara Cegah Virus Corona yang Menular Lewat Udara

Mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan mengenakan masker menjadi tiga langkah utama untuk melindungi diri dari paparan virus COVID-19.

Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Lebih dari enam bulan virus Corona baru, COVID-19 telah menyebar di seluruh dunia sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina.

Selama itu pula, banyak ahli dan ilmuwan kesehatan terus melakukan penelitian untuk mengkaji bagaimana cara virus itu menyebar dan cara melandaikan kurva infeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginformasikan bahwa virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut menyebar dari manusia ke manusia lainnya secara langsung maupun tidak langsung. Menempel di permukaan benda yang terkontaminasi, atau ketika terciprat droplet sekresi hidung, mulut penderita COVID-19.

Sementara, perkembangan studi baru-baru ini menunjukkan bahwa COVID-19 dapat menular lewat udara.

Terdapat 239 peneliti dari berbagai negara mengirim surat terbuka kepada WHO terkait riset mereka yang berjudul It is Time to Address Airborne Transmission of COVID-19, yang isinya terkait temuan mereka bahwa virus Corona baru bisa menular lewat udara.

Mengutip Aljazeera, WHO sendiri telah lama mengatakan bahwa virus COVID-19 menyebar terutama melalui droplets yang disekresikan melalui mulut dan hidung ke udara dalam waktu singkat.

Sekresi tersebut termasuk air ludah, bersin, atau ingus. Namun, dengan adanya surat terbuka yang disampaikan oleh para peneliti tersebut semakin menunjukkan bukti bahwa virus dapat ditularkan melalui tetesan yang lebih kecil yang disebut aerosol.

“Virus Corona baru dapat bertahan hidup di tetesan dan aerosol hingga tiga jam di bawah kondisi eksperimental, meskipun ini tergantung pada suhu dan kelembaban, sinar ultraviolet, dan bahkan keberadaan jenis partikel lain di udara,” ungkap Stephani Dancer, seorang konsultan media ahli mikrobiologi di Inggris kepada Aljazeera.

Droplets yang berupa tetesan sekresi pernapasan dari bersin atau batuk memiliki ukuran lima hingga 10 mikrometer, dengan rentang paparan mencapai satu hingga dua meter.

Sedangkan aerosol memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu kurang dari 5 mikrometer, dan mampu terbang lebih dari dua meter dari sumbernya.

“Aerosol mikroskopis dapat memproyeksikan setidaknya enam meter di lingkungan dalam ruangan, dan mungkin lebih jauh lagi jika arus udara dinamis beroperasi. Jaraknya tergantung pada seberapa besar aerosol itu,” lanjut Dancer.

Dengan penyebaran lewat udara tersebut, risiko penularan lebih tinggi jika Anda berada di ruang tertutup dan memiliki ventilasi yang buruk sebagaimana ditulis The NY Times.

Akan tetapi ahli aerosol di Virginia Tech Linsey Marr menuturkan, tidak jelas seberapa sering virus dapat menyebar melalui tetesan kecil di udara atau disebut aerosol, bila dibandingkan dengan tetesan yang lebih besar yang disekresikan oleh seseorang ketika batuk atau bersin.

Sementara itu, aerosol dilepaskan bahkan ketika seseorang tanpa gejala menghembuskan napas, berbicara, atau bernyanyi.

Bagaimana cara mencegah penularannya?

Mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan mengenakan masker menjadi tiga langkah utama untuk melindungi diri dari paparan virus COVID-19.

Terlebih masker wajah, alat tersebut sangat penting dalam mengurangi risiko penyebaran ketika virus menyebar lewat udara.

“Karena tetesan aerosol yang mengandung partikel virus dapat tetap berada di ruangan berventilasi buruk selama beberapa menit hingga beberapa jam, masker menjadi alat penting yang harus dipertimbangkan pemakaiannya,” kata Dr. Roberth Glatter, dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill di New York City dikutip dari Healthline.

Sementara itu, memakai masker memang menjadi hal yang umum saat ini bahkan diwajibkan di beberapa negara dalam waktu-waktu terakhir ini.

Tapi dengan adanya temuan virus COVID-19 menyebar lewat udara, setiap orang perlu mempertimbangkan untuk memakainya kapan saja di mana saja, terlebih ketika di dalam ruangan bersama dengan orang-orang lain. Masker tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar Anda.

Mengutip The New York Times, Linsey Marr menyarankan Anda membuka ventilasi udara ketika berada di dalam ruangan sehingga sirkulasi tetap terjaga. Jika membutuhkan, pakai filter udara dan lampu ultraviolet karena terbukti dapat membunuh virus.

Dokter ahli penyakit menular di Stanford Health Care Dr. Dean Winslow menyarankan, untuk menghindari lingkungan dalam ruangan yang ramai seperti bar atau tempat makan dalam ruangan. Ia juga menuturkan untuk meminimalkan pergi ke toko bahan makanan.

“Kita harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga kita seolah-olah transmisi udara merupakan mode utama penularan,” ungkap Glatter.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
-->