Menuju konten utama

Cara Budidaya Ikan Mujair: Tahapan, Sarana, Alat, & Lama Panen

Cara membudidayakan ikan mujair dapat melalui serangkaian tahap serta persiapan sarana dan alat-alat khusus.

Cara Budidaya Ikan Mujair: Tahapan, Sarana, Alat, & Lama Panen
Ilustrasi Ikan Mujair. foto/IStocphoto

tirto.id - Ikan mujair merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang digemari masyarakat Indonesia. Seiring dengan banyaknya peminat, budidaya ikan mujair bisa jadi menguntungkan.

Ikan mujair atau java tilapia (Oreochromis mossambicus) merupakan ikan yang berasal dari perairan Afrika. Nama 'mujair' yang dikenal di Indonesia diambil dari nama penemu ikan ini, yaitu Mujair.

Melansir laman Cybext Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 1939, Mujair menemukan ikan ini di muara sungai Serang, Pantai Selatan, Blitar, Jawa Timur. Ikan ini kemudian ia budidayakan untuk pertama kalinya di dalam negeri sehingga dikenal dengan nama ikan mujair.

Ikan mujair digemari karena harganya yang tidak mahal dan banyak ditemui di pasaran. Hal ini sejalan dengan proses budidaya ikan yang tidak memakan waktu lama dan sifat ikan mudah beradaptasi di beragam lingkungan perairan.

Cara membudidayakannya pun kurang lebih mirip dengan ikan air tawar lainnya, dengan tahap, sarana, dan alat-alat sebagai berikut.

Tahapan Budidaya Ikan Mujair

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) budidaya ikan mujair mirip dengan budidaya ikan tilapia atau nila. Usaha budidaya ikan ini tidak lepas dari tahap penyediaan kolam, pembibitan, pengendalian hama, hingga panen.

Berdasarkan paparan dari Kementan berikut tahapan-tahapan dalam budidaya ikan mujair:

  1. Menyiapkan sarana dan peralatan budidaya, termasuk empat kolam yang berbeda. Satu kolam untuk pemeliharaan induk, satu kolam untuk pemeliharaan benih, satu kolam untuk pembesaran, dan satu kolam untuk pembersihan ikan sebelum dipasarkan.
  2. Melakukan pembibitan dan pembuahan. Pembibitan dilakukan dengan mempersiapkan bibit ikan mujair yang unggul dan berkualitas. Sedangkan pembuahan dapat dilakukan dengan tiga sistem, yaitu dalam satu kolam, dua kolam, atau sistem platform (kolam yang disekat-sekat).
  3. Melakukan pembenihan. Setelah pembibitan dan pembuahan selesai, telur-telur dikumpulkan oleh induk ke dalam mulutnya hingga menetas. Telur akan menetas setelah 3 hingga 5 hari dan akan dilepaskan setelah 2 minggu.
  4. Memelihara dan membesarkan ikan mujair, termasuk memupuk kolam, memberi makan, dan pembersihan kolam untuk menjaga kualitas air. Tahap ini dapat dilakukan dengan monokultur atau polikultur. Apabila melakukan polikultur maka sebaiknya ikan mujair digabung dengan ikan mas, tawes, atau gurame dengan persentase ikan mujair 50 persen dan ikan lain tidak lebih dari 30 persen.
  5. Mencegah hama dan penyakit. Hama ikan mujair adalah bebeasan (Notonecta), ucrit (Larva cybister), kodok, ular, lingsang, dan burung. Hama bebeasan dan ucrit dapat diatasi dengan dengan menuangkan minyak tanah ke permukaan air dan menjaga kebersihan kolam. Sedangkan hama lainnya dapat dihindari dengan cara diburu dan mengamankan kolam.
  6. Memanen ikan mujair dapat dilakukan secara selektif atau sebagian maupun dengan total. Panen sebagian dilakukan sesuai dengan usia dan ukuran ikan dan permintaan konsumen. Sedangkan panen total dapat dilakukan pada usia 5 bulan dengan ukuran ikan antara 30 hingga 45 gram per ekor.

Sarana Budidaya Ikan Mujair

Sarana dan alat adalah komponen penting dalam keberhasilan budidaya ikan mujair. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sarana adalah jenis kolam yang disiapkan untuk budidaya ikan.

Ada tiga jenis kolam yang mendukung kegiatan budidaya ikan mujair, yaitu:

1. Kolam pemeliharaan induk atau kolam pemijahan

Kolam pemeliharaan induk atau pemijahan sebaiknya dibuat berupa kolam tanah seluas 50 hingga 100 meter persegi dengan dasar berpasir.

Suhu air yang baik untuk kolam ini berkisar antara 20 hingga 22 derajat dengan kedalaman 40 sampai 60 cm. Jumlah kepadatan ikan yang ditempatkan di kolam ini hanya 2 ekor per meter persegi.

2. Kolam pemeliharaan benih

Kolam pemeliharaan benih (pendederan) digunakan untuk menyimpan benih yang berukuran 3 hingga 5 cm selama tiga sampai empat minggu. Kolam ini sebaiknya dibuat seluas 50 hingga 100 meter persegi dengan kepadatan ikan 5 hingga 50 ekor per meter persegi.

3. Kolam pembesaran

Kolam pembesaran digunakan untuk membesarkan ikan selepas pendederan. Kolam ini sebaiknya bibuat sebanyak 2 sampai 4 buah dengan luas masing-masing antara 250 hingga 500 meter persegi. Pembuatan kolam dianjurkan dengan menggunakan semen.

4. Kolam pembersihan atau pemberokan

Kolam pembersihan digunakan sebagai tempat untuk membershikan ikan-ikan mujair sebelum dipasarkan.

Alat Budidiaya Ikan Mujair

Alat-alat yang digunakan untuk budidaya ikan mujair meliputi alat untuk pembenihan, menangkap bibit, hingga menangkap ikan. Menurut Cybext Kementan, alat-alat yang dibutuhkan termasuk:

1. Alat Pembenihan

  • Jala;
  • waring (anco)
  • hapa, yaitu kotak dari jaring atau kelambu untuk menampung benih;
  • seser;
  • ember;
  • baskom berbagai ukuran;
  • timbangan skala kecil atau timbangan gram;
  • timbangan besar atau timbangan kilogram;
  • cangkul;
  • arit;
  • pisau;
  • piring secchi atau secchi disk untuk mengukur kadar kekeruhan.

2. Alat Panen dan Menangkap Benih

  • Waring atau scoopnet halus berbagai ukuran;
  • ayakan panglembangan berdiameter 100 cm;
  • ayakan penandean berdiameter 5 cm;
  • tempat menyimpan ikan;
  • keramba kemplung;
  • keramba kupyak;
  • fish bus untuk mengangkut ikan jarak dekat;
  • kekaban atau tempat penempelan telur yang melekat;
  • hapa dari kain tricote untuk menangkap benih;
  • ayakan dari alumunium atau bambu;
  • sirib untuk menangkap benih ukuran 10 cm ke atas;
  • jaring nilon.

Lama Panen Ikan Mujair

Budidaya ikan mujair dapat dilakukan sepanjang tahun sehingga pembibitannya dapat dilakukan kapanpun. Namun, periode panen tergantung dengan tujuan budidaya dan permintaan pasar.

Apabila budidaya ikan mujair bertujuan untuk mengembangkan bibit, maka ketika bibit menetas sudah bisa dipanen dan dipasarkan.

Bibit ikan mujair yang dijual biasanya digolongkan dalam tiga ukuran, yaitu 1-3 cm, 3-5 cm, dan 5-8 cm. Agar mencapai ukuran tersebut, bibit dapat dipanen pada usia antara 1 hingga 1,5 bulan atau sesuai dengan permintaan konsumen.

Sedangkan untuk ikan mujair dapat dipanen setelah berusia 5 bulan. Pada usia tersebut ikan dapat tumbuh berkisar antara 30 hingga 45 gram per ekor.

Baca juga artikel terkait BUDIDAYA IKAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy