Menuju konten utama
Pendidikan Biologi

Cara Aliran Energi Melalui Rantai Makanan dan Contoh Tingkatannya

Berikut ini adalah penjelasan soal aliran energi dalam rantai makanan beserta contoh tingkatan rantai makanan yang terjadi.

Cara Aliran Energi Melalui Rantai Makanan dan Contoh Tingkatannya
Cacing Sonari. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Rantai makanan merupakan aktivitas atau proses memakan dan dimakan yang terjadi antara sesama makhluk hidup.

Dalam proses ini, aliran energi mengalir dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya berdasarkan urutan memakan dan dimakannya.

Berdasarkan ungkapan di situs Sumber Belajar Kemdikbud, rantai makanan yang terjadi di sebuah ekosistem (lingkungan makhluk hidup) digolongkan berdasarkan tingkatnya. Penggolongan tersebut terkadang disebut juga sebagai “tingkat trofik”.

Tingkat trofik dibagi menjadi beberapa tingkatan, mulai dari produsen, konsumen tingkat I (primer), konsumen tingkat 2 (sekunder), hingga konsumen puncak.

Yang mana, tingkatan tersebut diurutkan berdasarkan fungsi makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

Tingkatan dalam Rantai Makanan

Tingkatan dalam rantai makanan pertama adalah produsen yang merupakan golongan untuk makhluk hidup yang memproduksi energi matahari menjadi makanannya. Lalu, konsumen primer merupakan makhluk yang memakan produsen.

Kemudian, konsumen sekunder memakan konsumen primer. Siklus ini berlanjut hingga konsumen puncak mengonsumsi konsumen terakhir (biasanya hewan pengurai yang memakan makhluk mati).

Melalui catatan Diana Puspa Karitas (2017, hlm. 55) dalam Tematik Terpadu Kurikulum 2013, contoh peristiwa dapat dilihat ketika padi (produsen) dimakan oleh tikus (konsumen primer).

Lalu, tikus dimakan ular (konsumen sekunder). Ketika ular mati, maka hewan tersebut akan diuraikan oleh bakteri (konsumen puncak/pengurai).

Telah disebutkan bahwa energi mengalir ketika rantai makanan terjadi. Lantas, bagaimanakah penjelasan mengenai cara aliran energi tersebut mengalir?

Aliran Energi dalam Rantai Makanan

Dalam Modul Biologi (2017, hlm. 13) bertajuk “Harmoni Alam Semesta Awal”, ditulis bahwa produsen dapat mengambil energi dari cahaya matahari. Energi tersebut dimanfaatkan sebagai zat penyusun gula.

Kendati tumbuhan punya kemampuan untuk mengolah energi matahari menjadi makanannya, tetapi ada batas pengolahannya.

Menurut tulisan di Modul Ajar/RPP (salindia 7), produksi yang mampu dilakukan tumbuhan ketika mengolah hanya di kisaran 1-5 persen dari keseluruhan energi yang diterimanya.

Melalui keterangan tentang tumbuhan sebagai produsen, tumbuhan mendapatkan fungsinya sebagai makhluk yang dimakan oleh konsumen primer.

Ketika konsumen primer tersebut memakan tumbuhan, maka energi dari tumbuhan pun akan ikut termakan (pindah ke konsumen).

Hal ini juga berlaku kepada konsumen-konsumen tingkatan trofik berikutnya. Jika konsumen primer dimakan oleh konsumen sekunder, energi nantinya akan terus berpindah hingga akhirnya diuraikan oleh konsumen puncak.

Energi yang berpindah dari satu makhluk ke makhluk lain ini ternyata berpengaruh terhadap jumlah atau kuantitas energi.

Dalam proses perpindahan dari produsen ke konsumen primer, energi yang berhasil diserap hanya sejumlah 10 persen.

Hal ini berlanjut di konsumen berikutnya, yakni konsumen sekunder yang juga hanya menerima 10 persen energi dari konsumen primer.

Ketika konsumen sekunder mati, konsumen puncak yang merupakan pengurai akhirnya melepaskan energi di lingkungan sekitarnya.

Setelah melewati beberapa mahkluk hidup sesuai dengan tahapan rantai makanannya, maka energi sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi setelah makhluk hidup terakhir diuraikan.

Baca juga artikel terkait RANTAI MAKANAN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Maria Ulfa