Menuju konten utama
IESR:

Capres Terpilih Jangan Kalah dari Kepentingan Modal Soal Energi

Kebijakan soal energi ini akan menjadi materi debat antar-capres Jokowi dan Prabowo pada Minggu, 17 Februari 2019.

Capres Terpilih Jangan Kalah dari Kepentingan Modal Soal Energi
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Setneg-Agus Suparto/foc.

tirto.id - Direktur Eksekutif Institute of Essential Services and Reform (IESR), Fabby Tumiwa meminta calon presiden tidak terpengaruh oleh kepentingan bisnis dan modal saat membuat kebijakan energi. Pasalnya, aturan itu tertuang dalam syarat visi kedaulatan energi yang tidak memperbolehkan pemerintah terpengaruh kepentingan mana pun dalam memenuhi kebutuhan energi.

Menurut Fabby, ide kedaulatan energi penting untuk dilaksanakan, apalagi pemerintah sedang berupaya mencapai target energi terbarukan sebanyak 23 persen pada tahun 2025. Kendati menurutnya dalam 10 tahun ke depan penggunaan batu bara memang tidak tergantikan.

Ditambah lagi dengan sektor transportasi yang 98 persennya masih menggunakan BBM fosil. Menurut dia, dari total penggunaan 77 juta kiloliter BBM, hanya 4 persen yang beralih ke biofuel.

"Pertanyaannya apakah negara boleh kalah dari kepentingan itu? Ya kan siapa pun jadi presidennya punya kewajiban untuk melaksanakan amanat undang-undang," ucap Fabby kepada reporter Tirto di Gado Gado Boplo usai acara diskusi bertajuk "Jelang Debat Kedua" pada Sabtu (16/2/2019).

Kendati demikian, Fabby tetap menilai perlu peran pemilik modal dalam menentukan kebijakan. Terutama dalam konteks investasi energi, seperti pembangkit listrik yang pembangunannya tidak hanya bergantung pada pemerintah.

Salah satu hal yang mendesak dari persoalan energi ini, menurut Fabby adalah ketersediaan dan keterjangkauan untuk masyarakat.

Namun, yang lebih penting adalah pemerintah perlu menekan dampak-dampak buruk dari jenis energi, seperti dampak lingkungan dan polusi. Tujuannya agar tidak menimbulkan kerugian bagi publik.

"Saya kira tidak sesederhana itu. Memang ada interest-interest-nya (dari pengusaha dan pebisnis). Tapi negara tidak boleh kalah. Terutama dari produsen batu bara, pelaku impor minyak dan gas," ucap Fabby.

Kebijakan soal energi ini akan menjadi materi debat antar-capres Jokowi dan Prabowo pada Minggu, 17 Februari 2019. Selain energi, tema lain yang akan diperdebatkan adalah pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto