Menuju konten utama

Cabai Hingga Telur Sumbang Deflasi 0,11 Persen pada Oktober 2022

BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,11 persen pada Oktober 2022 secara bulanan. Penyumbang deflasi pada Oktober utamanya cabai, telur dan daging ayam.

Cabai Hingga Telur Sumbang Deflasi 0,11 Persen pada Oktober 2022
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto. foto/Dok. BPS

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,11 persen pada Oktober 2022 secara bulanan (month-to-month/mtm). Deflasi terjadi akibat adanya penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,87 pada September menjadi 112,75.

“Oktober ini kalau kita bandingkan dengan inflasi September 2022 terjadi deflasi 0,11 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam Rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Setianto menjelaskan penyumbang deflasi pada Oktober utamanya berasal dari penurunan harga komoditas cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, tomat, dan bawang merah.

Dengan terjadinya deflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender atau Oktober 2022 terhadap Desember 2021 tercatat sebesar 4,73 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 sebesar 5,71 persen.

Dari 90 kota IHK, terdapat 61 kota yang mengalami deflasi terdalam terjadi di Kota Gunungsitoli yaitu 1,48 persen, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,76 persen.

Kota Gunungsitoli mengalami deflasi terdalam dengan komoditas penyumbang meliputi cabai merah yang memiliki andil 1,19 persen, cabai rawit 0,2 persen, daging ayam ras 0,08 persen, dan minyak goreng 0,03 persen.

Jika inflasi dilihat berdasarkan sebaran menurut pulau secara bulanan (mtm), untuk Pulau Sumatera terjadi inflasi tertinggi di Meulaboh yaitu 0,19 persen, sedangkan deflasi terdalam di Kota Gunungsitoli 1,48 persen.

Untuk wilayah Jawa, deflasi terdalam terjadi di Kota Cilegon yaitu sebesar 0,26 persen, sedangkan inflasi tertinggi di Kota Probolinggo sebesar 0,16 persen.

Untuk Bali dan Nusa Tenggara, deflasi terdalam di Waingapu yaitu sebesar 0,34 persen, dengan inflasi tertinggi di Kota Kupang sebesar 0,37 persen.

Di Kalimantan, deflasi terdalam terjadi di Kota Tarakan yaitu sebesar 0,16 persen, sedangkan inflasi tertinggi di Tanjung Selor sebesar 0,32 persen.

Di wilayah Sulawesi, deflasi terdalam terjadi di Mamuju yaitu sebesar 1,44 persen, sedangkan inflasi tertinggi di Kota Kendari sebesar 0,27 persen.

Terakhir, di Wilayah Maluku dan Papua, deflasi terdalam terjadi di Kota Tual yaitu sebesar 1,35 persen, sedangkan inflasi tertinggi di Manokwari sebesar 0,36 persen.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang